Bersyukur saya ikut acara Hari Bakti PU minggu lalu itu. Saya jadi terdorong untuk melakukan salah satu yang diceritakan. Misalnya yang paling sederhana, yaitu komposter pot atau komposter metode kascing. Lumayan kan, sampah organik dapur yang jumlahnya bisa 50% dari sampah total bisa dikurangi. Sementara sisanya, sampah anorganik dan sampah B3, kita serahkan saja kepada petugas sampah. Toh sekarang, sampah plastik bisa dimanfaatkan sebagai aspal plastik.
Oke deh teman-teman, sampai di sini tulisan saya tentang pengelolaan sampah sesuai yang diceritakan Bu Lia dari Balitbang PU. Selain cerita Bu Lia, saya juga dapet ilmu baru yang lain. Tapi nanti deh saya ceritanya. Saya belum mengerti secara detail mengenai ilmu tersebut. Teman-teman bisa memperoleh informasinya dari kompasianer lain yang juga ikut hadir di acara Hari Bakti Balitbang PU kemarin.
Semoga informasi dari saya bermanfaat, ya. Dan semoga juga teman-teman tergerak hati untuk mengelola sampah organik rumah tangga dengan bijak. Lumayan banget, jika semua sampah organik rumah tangga diolah dengan bijak, volume sampah total bisa berkurang 75%.Â
Jadinya, gak akan ada deh cerita gunungan sampah yang terbengkalai, baik di TPS mau pun di TPA. Dan lingkungan pun bisa semakin ramah kepada kita. Sampai jumpa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H