Mohon tunggu...
Nedwin Lembar Hermavian
Nedwin Lembar Hermavian Mohon Tunggu... Musisi - Penulis lepas

Nedwin LH adalah seorang penulis lepas dan pemerhati sosial yang hobi bermain musik dan saat ini bekerja di sebuah perusahaan swasta di Sidoarjo. Pemikiran dan opininya dapat anda simak di kanal youtube resminya; https://www.youtube.com/@Nedwin. Untuk berbagai keperluan, anda dapat menghubunginya melalui email; guitaronsky@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Music

Apresiasi Jazz, Mulai Dari Mana?

10 Januari 2024   16:48 Diperbarui: 11 Januari 2024   09:32 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Di dunia rock, hadir pula jagoan baru seperti Guthrie Govan yang bermain dengan corak jazz fusion di tiap solo-solonya. Atau Greyson Nekrutman seorang drummer muda yang disebut-sebut sebagai reinkarnasi Buddy Rich. Ada juga bakat muda Korea seperti Yohan Kim yang sempat menjadi sensasi di Youtube. Sementara untuk gitaris mungkin ada Jesse Van Ruller di Belanda dan Nelson Veras di Prancis yang hingga hari ini masih sangat produktif berkatya dan tampil di berbagai acara musik bergengsi. 

Di bidang music composing ada juga beberapa nama yang dianggap prodigy dan bertalenta. Sebut saja Jacob Collier yang sudah menyabet 4 Grammy Awards, atau Kirk Franklin yang sukses membawa unsur jazz di karya-karya gospelnya. Band-band baru juga banyak bermunculan misalnya Dirty Loops, Snarky Puppy, Ghost Note, D' Sound, Peet Project, dan lain sebagainya.

Bagaimana dengan musik jazz dalam negeri? Tentu saja tidak kalah luar biasa. Dari era nya Jack Lesmana, Oele Pattiselano, Embong Rahardjo, Bubby Chen, hingga Faris RM misalnya tentu saja sudah pernah berjaya di masa lalu yakni ketika industri musik tanah air masih belum terliberalisasi oleh pasar digital seperti sekarang. Mereka adalah para guru besar musik jazz kita. Bahkan nama-nama mereka disebut dalam lagu Stretch N' Pause karya LLW. Sementara itu, maestro lain yang cukup produktif di masa kini juga banyak. Sebut saja Tohpati, Indro Hardjodikoro, Barry Likumahuwa, Indra Lesmana, Sandy Winata, Rayendra Sunito, Sri Hanuraga, Geral Situmorang, dan tentu saja bakat muda dari Bali kebanggaan kita; Joey Alexander yang sekarang tinggal di New York, USA, dan pernah mendapat 3 nominasi Grammy Awards, 1 nominasi Panasonic Awards, dan memenangkan Anugrah Musik Indonesia di 2018 untuk kategori artis instrumental jazz terbaik.

Masih teringat betul percakapan saya dengan mendiang Prof. Dr. Totok Sumaryanto dari Universitas Negeri Semarang ketika sama-sama menjadi pembicara seminar di salah satu perguruan tinggi di Semarang, dimana beliau berkata, "Jazz dan spiritualitas itu dekat. Karena sama-sama bisa menjangkau langit." Saya pribadi setuju dengan pandangan tersebut karena memang ada estetika musik dan unsur budaya di dalam dunia jazz yang mewujud dalam nada & suara dimana dari situlah kita bisa mendengar pesan bersayap berupa emosi, jeritan hari, ungkapan perasaan, serta tentu saja harapan dan doa.

Melalui tulisan ini saya mengajak rekan-rekan pecinta musik untuk mendengar dan merasakan nada-nada jazz dalam berbagai bentuknya. Agar kita setidaknya mampu berapresiasi, untuk kemudian bisa memaknai hidup dari kacamata jazz, sebuah musik yang paling mengerti tentang arti kebebasan, kreativitas, dan tentang menjadi diri sendiri. Karena seperti kata Nina Simone, "Jazz is not music, it's a way of life, it's a way of being, a way of thinking."  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun