Bisa dibayangkan betapa hancur hati para fans yang sudah sangat ingin bertemu idolanya tersebut. Miris juga ketika pada akhirnya kita tahu bahwa ketika konser berlangsung, ratusan pembeli tiket akhirnya banyak yang tidak bisa masuk venue dan hanya bisa mendengar dari luar, karena kurangnya koordinasi antara pihak-pihak terkait yang menyebabkan terjadinya kendala-kendala teknis (sumber: suara.com)Â
Adapun terkait dengan resiko penipuan (fraud) ketika hendak membeli tiket konser melalui jasa titip, maka terdapat beberapa tips safe buying seperti cek reputasi personil jasa titip atau badan usaha jasa titipnya, serta tentunya melihat pula review atau rating dari para pengguna jasa sebelumnya. Selengkapnya mengenai tips menghindari penipuan tiket online bisa dilihat pada artikel yang ditulis oleh seorang pakar cybersecurity; Clare Stouffer (sumber: us.norton.com).
Hal lain yang menjadi resiko dalam sebuah konser adalah terjadinya vandalisme, yakni aksi kekerasan yang dilakukan dengan tujuan merusak tatanan lingkungan.Â
Kita tidak pernah tahu siapa dan motif sebenarnya seseorang datang ke sebuah acara konser. Bisa jadi untuk menghibur diri, bisa juga untuk observasi sesama musisi, atau bisa juga oknum yang ingin memprovokasi massa agar terjadi vandalisme dan berujung ricuh.Â
Karenanya, pihak promotor luar negeri yang biasanya bekerja sama juga dengan event organizer lokal, tentu saja tidak cukup sekedar mempersiapkan talent rider, perangkat gig, Front of House, dan run-down saja, tetapi juga memastikan keamanan dan fasilitas pendukung acara agar tidak terjadi hal-hal di luar kendali yang tidak diinginkan misalnya dengan menghadirkan sejumlah personil dari pihak otoritas keamanan dan menyewa bodyguard di titik-titik potensial sekitar panggung maupun venue. Untuk memperjelas gambaran tentang hal ini, mari kita coba melihat sejarah konser dunia yang pernah terpapar vandalisme.
Masih segar di ingatan kita semua, kejadian pengeboman di konser Ariana Grande pada 22 Mei, 2017, di Manchester Arena, Inggris, yang menewaskan setidaknya 22 orang dan menyebabkan 116 orang terluka seperti diberitakan oleh history.com. Baik fans maupun sang artis sangat terpukul dengan peristiwa tersebut.
Contoh lain adalah sejarah kelam dunia konser paling kontroversial yang terjadi pada tahun 1999, yakni konser Woodstock. Sejarah mencatat terjadi tragedi kerusakan lingkungan, kekerasan seksual, vandalisme, kebakaran, dan bencana sosial pada konser ini. Bahkan bisa dibilang terjadi banyak kriminalitas di acara tersebut. Tragedi itu memakan korban jiwa sebanyak 3 orang, 1.200 orang terluka, dan sejumlah kekerasan seksual terjadi. Pihak otoritas keamanan menangkap 44 orang yang dianggap sebagai provokator.
Sebetulnya, bisa dibilang bahwa para penampil yang dihadirkan di Woodstock 99 bukanlah band kaleng-kaleng. Beberapa diantaranya adalah Red Hot Chili Peppers, Metallica, Limp Bizkit, Korn, DMX, Alanis Morissette, Kid Rock, & Creed.
Namun tensi penonton yang naik karena pengaruh alkohol dan narkotika serta situasi overload dalam venue yang saling berdesak-desakan, membuat massa menjadi tidak terkontrol dan bergerak di luar kendali. Selengkapnya mengenai reportase ini bisa dilihat dalam film dokumenter; Trainwreck: Woodstock 99 yang ditayangkan di Netflix.
Melihat fenomena konser di luar negeri yang demikian ekstrim itu, tentunya menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak dimana sudah barang tentu fasilitas keamanan, kesehatan, dan logistik menjadi hal yang wajib untuk diprioritaskan dalam sebuah acara konser. Hal ini demi menjaga ketertiban dan keteraturan massa selama konser berlangsung. Selain itu, perlu juga dilakukan analisa resiko yang kira-kira bakal terjadi, agar promotor bisa mempersiapkan mitigasinya.
Di luar itu, hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah informasi tiket dan bagaimana memperolehnya. Sesuai dengan hasil riset oleh Naomi Z.S. tadi, maka komunikasi pre-acara, hari H, dan pasca acara, akan menjadi kunci suksesnya sebuah acara konser. Ini tentu saja merupakan satu bentuk tanggung jawab dari promotor demi kepuasan audiens sebuah konser. Termasuk di dalamnya adalah seruan damai oleh artis dan ofisialnya kepada para fans baik sebelum acara maupun ketika acara berlangsung.