Mohon tunggu...
Berita Nduga
Berita Nduga Mohon Tunggu... Relawan - Pemandangan senjah nduga

artikel berdasarkan fakta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi untuk Ndugama di Hari Natal

11 Januari 2021   22:12 Diperbarui: 11 Januari 2021   22:14 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wahai bangsaku......

Wahai negeriku......

Ndugama...

Indah sekali rupamu bila dilihat.

"gunung menjulang tinggi.

"ubi, keladi, sayur yang tertanam terbentang luas.

"Pohon-pohon menari dengan datangnya hembusan angin yang segar.

"Tari-tarian permai ciptaan moyang

"Syair-syair Indah terasa nikmat kudengar.

"pakaian-pakaian adat menampakan keberagaman.

"Bangunan-bangunan tradisional turut menjadi tanda kekayaan.

"Dulu segalanya elok kian dipandang.

Duluhnya senyum dan tertawa melewati hari-hariku.

tapi sekarang tangisan, rasa sakit yang kudengar dan kurasakan.

Saya baru sadar, ternyata sudah lama saya berteman baik dengan serigala berbulu domba sebagai manusia.

Lama-lama ia pun berhianat padaku,

Lupa akan tugas dan martabatnya.

Oh sungguh.....

Aku menyesal....

Ketika kau datang.....

Kami menerimamu dengan baik....

Ketika kau butuh lahan dan segala yang kau mau....

Kami berikan semuanya....

Tetapi dibalik semua itu....

Inikah balasannya...?

Oh...... penjajah....

Aku benci....

Aku takut....

Aku bingung....

Dengan apa yang terjadi...

Tindakanmu Sungguh Kejam dan biadab...

Kau mencerai-beraikan kami...

Sehingga kami harus memilih mengungsi ke hutan...

Tanpa membawa bekal apapun...

Oh Tuhan...........

Kini ku merenung kembali...

Ternyata saya ada dibawah kaki gunung...

Meratapi kapan terang itu menghampiriku...

Hanya tersisah harapan....

Kapankah terang itu menerangi Ndugama....

Suatu saat nanti Tuhan akan mengubah duka cita ini menjadi suka cita...

"KARYA ALBERTINA & RINAT"

Puisi ini kami persembahkan untuk orang tua yang hidup pengungsian di Ndugama.

Salatiga 31 Desember 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun