Mohon tunggu...
Andrea Christy
Andrea Christy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga

Seorang yang tertarik dengan keadaan yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Penghapusan Sistem Zonasi: Langkah Mundur atau Perbaikan Sistem Pendidikan?

24 Desember 2024   13:38 Diperbarui: 24 Desember 2024   13:38 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terciptanya Kompetisi yang Sehat

Dengan penghapusan sistem zonasi, dapat mewujudkan terciptanya kompetisi dan persaingan yang sehat baik antara calon murid maupun antara satu sekolah dengan sekolah yang lain. Hal ini dikarenakan calon siswa akan berusaha keras dan lebih termotivasi pada tingkat pendidikan sebelumnya karena tidak mementingkan sistem zonasi. Mereka akan merasa tidak aman dan semakin termotivasi untuk berprestasi pada tingkat pendidikan sebelumnya untuk sekolah di sekolah impian mereka. Sebaliknya, dengan adanya sistem zonasi, siswa akan kurang motivasi dalam meraih sekolah impiannya karena mereka meyakini bahwa akan diterima melalui jalur zonasi. Tak hanya itu, persaingan antar sekolah akan semakin sehat karena akan berlomba lomba menarik murid dan menjadikan sekolahnya lebih unggul dari sekolah yang lain.

Dibalik pendapat yang mendukung penghapusan sistem zonasi ini, terdapat beberapa orang yang menentang penghapusan sistem zonasi. 3 Alasan penentangan penghapusan sistem zonasi adalah sebagai berikut:

  1. Terjadinya Kesenjangan Sosial yang Semakin Lebar

Tanpa ada sistem zonasi, sekolah-sekolah yang tidak favorit atau sekolah dengan fasilitas dan sumber daya yang terbatas akan kesulitan bersaing dengan sekolah lain yang memiliki fasilitas dan sumber daya yang jauh lebih bagus. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan kesenjangan sosial yang semakin lebar karena akan terbentuk kasta kasta pendidikan yang sebelumnya ingin dihilangkan melalui sistem zonasi. Murid murid yang ada di sekolah tidak favorit akan merasa tidak adil dan tertinggal dengan murid yang ada di sekolah favorit.

  1. Terbentuknya Pendidikan Berbasis Keuangan

Penghapusan sistem zonasi akan mengembalikan masalah ‘sekolah favorit’ dan ‘sekolah tidak favorit’. Calon murid yang berada pada daerah pinggiran akan sulit mengakses sekolah favorit di daerah pusat kota. Padahal, apabila kita mengingat kembali tujuan diadakannya sistem zonasi adalah untuk memeratakan akses pendidikan dan pemerataan  fasilitas pendidikan. Kalau sistem ini dihapus, pemerataan pendidikan akan sulit tercapai dan pada akhirnya penyelesaiannya dengan menggunakan uang. Dan seperti yang kita tahu, masyarakat yang berkekurangan akan sulit mendapatkan pendidikan tersebut.

  1. Meningkatkan Potensi Segregasi Sosial 

Penghapusan sistem zonasi akan meningkatkan potensi segregasi sosial karena tanpa zonasi, potensi segregasi sosial berdasarkan latar belakang ekonomi dan sosial akan semakin meningkat. Sekolah sekolah di daerah kaya menjadi lebih kaya dan eksklusif. Sebaliknya, sekolah-sekolah pinggiran akan semakin miskin dan tidak mendapat perhatian yang lebih.

Pada dasarnya, sistem zonasi bukanlah suatu sistem yang bisa disalahkan sepenuhnya. Karena sistem zonasi sendiri memiliki tujuan untuk memeratakan pendidikan dan menghapus kasta-kasta sekolah favorit. Namun, dalam implementasinya terjadi penyimpangan dan pelanggaran dikarenakan peraturan yang tidak jelas antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Selain itu, kesiapan pendidikan dan sekolah di Indonesia sangatlah kurang untuk menjalankan sistem zonasi. Lantas, apa yang bisa dilakukan pemerintah dalam memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia?

Terdapat solusi atau alternatif kebijakan yang bisa dilakukan pemerintah untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, antara lain sebagai berikut:

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
    Lihat Kebijakan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun