“Janjimu datang sebelum malam. Kini kau datang saat matahari benderang.”
“Yang penting aku datang!”
“Datang kelelahan setelah semalaman bercinta dengannya.”
“Jangan mulai! Ini masih pagi.”
“Aku tak pernah memulainya. Kau yang memulainya. Menghancurkan hubungan yang kita bangun bersama nyaris delapan bulan. Kau tergoda lajang jalang itu. Aku tak pernah berpikir akan secepat ini.”
“Kau sudah tahu aku ini bangsat. Tinggalkan saja aku jika itu maumu.”
“Mauku? Itu maumu. Agar kau bisa leluasa bergumul dengannya. Kau pikir aku akan menyerah begitu saja setelah semua pengorbanan ini?”
“Apa yang kau korbankan?”
“Harga diri perempuan. Aku ikhlas diselingkuhi tapi aku tak akan rela kau meninggalkanku dengan cara senista ini.”
“Sudahlah!”
“Apanya yang sudah? Aku ikhlas saat tahu ternyata selama ini aku tidur dengan pelaku kriminal. Aku setia menunggumu hanya dengan bantal saat kau tak pulang tujuh malam di kurungan.”