Mohon tunggu...
Andi Gunawan
Andi Gunawan Mohon Tunggu... lainnya -

Anak Indonesia dan Tukang Cerita. Untuk kalimat pendek, colek saya di @ndigun

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bulan Kedelapan

23 Maret 2010   04:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:15 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Janjimu datang sebelum malam. Kini kau datang saat matahari benderang.”

“Yang penting aku datang!”

“Datang kelelahan setelah semalaman bercinta dengannya.”

“Jangan mulai! Ini masih pagi.”

“Aku tak pernah memulainya. Kau yang memulainya. Menghancurkan hubungan yang kita bangun bersama nyaris delapan bulan. Kau tergoda lajang jalang itu. Aku tak pernah berpikir akan secepat ini.”

“Kau sudah tahu aku ini bangsat. Tinggalkan saja aku jika itu maumu.”

“Mauku? Itu maumu. Agar kau bisa leluasa bergumul dengannya. Kau pikir aku akan menyerah begitu saja setelah semua pengorbanan ini?”

“Apa yang kau korbankan?”

“Harga diri perempuan. Aku ikhlas diselingkuhi tapi aku tak akan rela kau meninggalkanku dengan cara senista ini.”

“Sudahlah!”

“Apanya yang sudah? Aku ikhlas saat tahu ternyata selama ini aku tidur dengan pelaku kriminal. Aku setia menunggumu hanya dengan bantal saat kau tak pulang tujuh malam di kurungan.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun