Mohon tunggu...
Galih setyo ardi
Galih setyo ardi Mohon Tunggu... Buruh - KARYAWAN

MENCOBA MENULIS

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menerka Langkah Politik Tahun 2022

24 Agustus 2021   13:25 Diperbarui: 24 Agustus 2021   13:35 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini viral di berbagai media sosial ramainya baliho tokoh partai politik yang membuat heboh warganet. Pemilihan umum calon presiden memang masih tahun 2024, namun acara verivikasi dan pendaftaran kalau tidak salah dimulai tahun 2023. 

Makanya tidak heran jika dipertengahan tahun 2021 ini sudah banyak penjajakan politik atau perkenalan tokoh tokoh yang akan melaju ke pemilihan umum. Iseng penulis sebagai salah satu warganet mencoba menerka pergerakan politik yang akan terjadi di tahun 2024 saat pemilihan umum.

 Keisengan ini hanyalah halusinasi tanpa dasar yang jelas, namanya juga menerka hanya dapat informasi dari dunia internet yang belum tentu kebenarannya. Mari kita bahas satu persatu papan catur perpolitikan indonesia saat ini.

1. Pergerakan partai demotrasi indonesia perjuangan atau PDIP pada kali ini boleh dibilang cukup agresif dan percaya diri. Calon paling kencang diperbincangkan adalah Puan Maharani. Bukan tidak mungkin tahun ini PDIP akan berjuang all out untuk menjadikan Puan Maharani sebagai calon RI 1 atau RI 2. 

Rencana ini menurut penulis bukan cuma wacana isapan jempol belaka karena sudah dipersiapkan sejak lama. Bahkan mungkin skenario ini sudah di rencanakan sejak pemilu 2014 saat PDIP sebagai partai penguasa. Puan Maharani pada presiden Joko Widodo diberikan panggung sebagi menteri koordinator, selanjutkan pada kemenangan PDIP pada pemilu 2019 diberi panggung sebagai ketua DPR RI. 

Bahkan saat pemilu tahun 2019 Megawati sampai turun gunung ke dapil solo raya untuk memenangkan Puan Maharani meraih suara pemilih terbanyak diindonesia.

Namun skenario itu bukannya tanpa duri, popolaritas Puan Maharani masih dibawah kader PDIP lainnya yaitu Ganjar Pranowo yang sekarang menjabat sebagai gubernur jawa tengah. Makanya tak heran jika PDIP serius menaikkan popularitas Puan Maharani dengan pemasangan Baliho diberbagai lokasi. 

Bahkan dalam pertemuan kader PDIP di Semarang Ganjar sebagai tuan rumah bahkan tidak diundang. Bahkan disentil oleh ketua umum jika Ganjar hanya pemimpin di media sosial. Pada saat ini juga muncul selentingan dari ketua PDD Bambang Pacul jika PDIP akan tetap mengusung Puan Maharani namun sebagai RI2 "Siapapun presidennya, wakilnya mbak Puan". Kejadian itu hanya dibiarkan saja oleh Ganjar, sikap Ganjar Pranowo sebagai seorang politikus modern sangatkan elegan menurut penulis. Ganjar tidak memainkan politik seolah olah dianiyaya atau victim player, juga tidak memainkan politik serangan frontal. 

Ganjar hanya sedikit menanggapi masalah tersebut dan seolah olah tidak ada masalah, namun medsosnya tetap memainkan politik seperti biasanya dekat dengan rakyat, seolah seperti masyarakat biasa. Meskipun lawan politik dari PDIP juga memanfaatkan moment ini untuk mendapat simpati dari masyarakat juga, seperti isu Ganjar akan digandeng Nasdem atau cocok di pasangkan dengan Anies Baswadan. Sikap Ganjar dan PDIP ini menurut penulis akan tetap dijaga seperti ini sampai menjelang akhir akhir pemilu. Semuanya jelas akan menjaga sikap dan memainkan kartu as politiknya di menit menit terakhir.

Getolnya PDIP mendukung Puan Maharani juga didasari keberlangsungan partai, selama ini PDIP solid karena nama Megawati Sukarno Putri. Bahkan diusia Mega yang sekarang munas partai masih solid meminta Mega sebagai ketua umum. Tentu saja Mega suatu saat akan menyerahkan partai ini ke Puan Maharani, namun hal itu ketika Puan sudah memiliki power yang tinggi di pemerintahan. 

Karena jika Puan belum memiliki power dan logistik yang kuat bukan tidak mungkin PIDP akan jatuh ke orang lain dalam artian ketua umumnya bukan dari putra atau putri Megawati.

Menurut terkaan penulis PDIP akan tetap allout pendukung Puan Maharani entah sebagai calon RI 1 atau RI 2. Namun jika dilihat dari isu dan popularitas sekarang PDIP akan iklas jika Puan hanya sebagi calon RI 2. Lalu siapakah calon RI 1 yang akan PDIP usung.?

Menurut penulis PDIP akan mendorong Prabowo Subianto untuk mencalonkan diri sebagai RI 1 dangan Puan sebagai wakilnya. Mengapa PDIP lebih memilih Prabowo Subianto sebagai calon RI 1, ini iseng-iseng pendapat penulis

1. Hubungan antara PDIP dan Prabowo selama ini memiliki sejarah yang panjang dan saling memiliki hutang. Pertama adalah sosok Taufik Keimas yang dikabarkan adalah sosok yang menarik Prabowo untuk kembali ke Indonesia. 

Selanjutkan adalah peristiwa batu tulis yang kala ini ada perjanjian ketika Prabowo mencalonkan diri sebagai calon wapres dengan Megawati, dan dalam periode pemilu berikutnya PDIP harus mendukung Prabowo sebagai RI 1. Hutang PDIP pada saat peristiwa batu tulis itu belum terbayar hingga saat ini karena PDIP jutru mendukung kadernya Joko Widodo. Bukan tidak mungkin jika hutang itu akan terbayar pada pemilu 2024.

2. Prabowo dan partai Gerindra  masuk ke dalam pemerintahan. Masuknya Prabowo ke dalam pemerintahan saat ini bukanlah sekonyong-konyong tanpa sebab dan alasan. Pasti ada strategi politik yang mendasari. 

Untuk mencalonkan Prabowo sebagai calon RI 1 haruslah diberi panggung mulai dari saat ini. Citra dari Prabowo harus dipoles agar dapat diterima oleh semua pihak saat nanti melenggang dalam pemilu 2024. Selain pencarikan panggung, terus menjaga elektoral vote, memoles citra lebih baik, lebih kalem, juga tentu untuk mencari logistik di pemilu 2024.

Di akhir akhir menjelang pendaftaran nanti skenario untuk mendesak Prabowo sebagai capres terlihat, skenario itu tentu tidak akan di tampilkan sekarang untuk tetap menjaga elektoral vote dari Prabowo Subianto.

Inilah terkaan penulis dari partai PDIP yang akan terjadi pada pemilu 2024. Selanjutkan akan penulis sambung dengan terkaan partai Golongan Karya dalam langkah menuju 2024, namun dalam tulisan berikutnya karena sudah capek & saatnya makan siang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun