Gelora Bung Karno malam ini punya caranya sendiri untuk berbisik. Lima jam sebelum kickoff, stadion legendaris ini sudah mulai bersenandung. Ribuan suporter mulai berdatangan, membawa harapan yang mereka coba tutupi dengan realisme.Â
"Yang penting jangan kalah banyak-banyak," bisik seorang bapak pada anaknya.
Di tempat parkir VVIP, deretan mobil mewah dengan plat corps diplomatik mulai berdatangan. Arab Saudi tidak pernah setengah-setengah, bahkan dalam hal membuat intimidasi sebelum pertandingan.
Suasana Ruang Ganti Arab Saudi, "Kita sudah 15 kali tidak terkalahkan melawan mereka," sang pelatih membuka briefing dengan santai. Para pemain mengangguk, sebagian masih sibuk dengan ponsel mereka, mungkin mengecek saham atau harga kripto.
Meanwhile di Ruang Ganti Indonesia, Shin Tae-yong berdiri di depan papan strategi, wajahnya serius tapi ada kilat jenaka di matanya.
"Hari ini," dia memulai dengan bahasa Indonesia yang sudah lebih fasih, "kita akan sedikit kurang ajar."
Para pemain saling pandang, bingung.
"Maksudnya, Coach?"
"Marselino," Shin menunjuk ke arah wonderkid-nya, "kamu suka nonton anime?"
Marselino mengangguk bingung.
"Hari ini kita perankan Naruto Uzumaki . Lupakan kekalahan dari Jepang."
Di pojok ruangan, Risky Ridho tersenyum. Dia tahu persis apa yang dimaksud pelatihnya - kadang cerita underdog yang terbaik dimulai dengan sedikit keberanian untuk kurang ajar.
GBK sudah penuh sesak ketika tim keluar untuk pemanasan. Di tribun VVIP, deretan pejabat dan diplomat duduk dengan wajah serius. Di tribun biasa, lautan merah putih bergelombang dengan semangat yang mencoba mengalahkan kecemasan.
Risky Ridho, sambil melakukan pemanasan, mencuri pandang ke arah tribun. Dia melihat poster-poster dukungan, termasuk satu yang membuatnya tersenyum: "RIDHO GUARDIANO - TEMBOK TERAKHIR NUSANTARA."
"Berat ya?" tanya Justin Hubner yang melakukan stretching di sebelahnya.
"Justru karena berat, jadi seru," jawab Ridho santai. "Lagian kita udah kebanyakan sopan sama mereka 15 kali."
Peluit pertama berbunyi, dan seperti yang sudah diduga, Arab Saudi langsung menunjukkan taringnya. Serangan demi serangan dilancarkan, membuat lini belakang Indonesia harus bekerja ekstra keras.
Risky Ridho berteriak mengatur posisi pertahanan, suaranya bercampur dengan gemuruh tribun. "GESER KANAN! TUTUP RUANG! JUSTIN JANGAN JAUH-JAUH!"
Di bench, Shin Tae-yong tersenyum. Dia tahu pertahanannya dalam kendali yang tepat.
Menit ke-32, momen yang mengubah segalanya. Marselino Ferdinan, dengan kelincahan yang mengingatkan kita pada karakter anime kesayangan Coach Shin, menemukan celah di pertahanan Arab Saudi.
Satu gerakan, dua gerakan, GOAL!
GBK meledak. Di bench Arab Saudi, seseorang terdengar menjatuhkan iPad-nya.
"MASHALLAH!" teriak salah satu official Arab Saudi, mungkin campuran antara terkejut dan tidak percaya.
Risky Ridho berlari dari kotak penalti untuk merayakan gol bersama tim. Dalam perjalanannya, dia berbisik pada Justin Hubner: "Lihat? Kadang tidak sopan itu perlu."
Babak kedua dimulai dengan Arab Saudi yang bermain seperti kesetanan. Mereka sadar harga diri mereka sedang dipertaruhkan.
Tapi pertahanan Indonesia, dengan Ridho sebagai konduktornya, bermain seperti kerasukan. Setiap bola disambar, setiap serangan dipatahkan.
"KOMUNIKASI!" teriak Ridho setiap kali timnya menghadapi serangan. "JANGAN KASIH RUANG!"
Tiba-tiba di menit ke-57, Marselino kembali membuat GBK bergetar. Goal keduanya lebih indah dari yang pertama, hasil dari kerjasama apik dengan Calvin Verdonk.
2-0!
Di tribun, seorang bapak yang tadi bilang "Yang penting jangan kalah banyak-banyak" kini menangis haru sambil memeluk anaknya. Sementara Marselino menikmati golnya sambil duduk manis di bangku Pic Pic Olimpic !
Risky Ridho mengangkat kedua tangannya ke arah tribun, mengajak suporter bersorak lebih keras. GBK merespons dengan gemuruh yang mungkin terdengar sampai Arab sana.
Menit ke-89, Justin Hubner mendapat kartu merah. Mungkin dia merasa terlalu banyak drama untuk satu malam.
"Tenang!" teriak Ridho ke teman-temannya. "Satu menit lagi! Kita sudah terlalu jauh untuk menyerah sekarang!"
Peluit panjang berbunyi. 2-0. Naruto "Marselino " Uzumaki menikmati kemenangan walau kaki pincang. Garuda mengalahkan Elang Hijau. Indonesia mengakhiri 15 pertandingan tanpa kemenangan melawan Arab Saudi.
Di tengah lapangan, Marselino diwawancarai:
"Bagaimana perasaannya mencetak dua gol?"
"Maaf ya Om, saya cuma jalankan instruksi coach untuk kurang ajar sebentar."
Risky Ridho, sambil memeluk rekan-rekannya, tersenyum lebar. "Ini baru Indonesia yang saya kenal. Yang berani bermimpi. Yang berani kurang ajar sedikit."
Di ruang ganti, Shin Tae-yong hanya tersenyum melihat anak-anak asuhnya berpesta. Misi pertamanya berhasil - mengajarkan Garuda untuk tidak selalu terlalu sopan.
POST-CREDIT SCENES:
Scene 1: Parkiran VVIP
"Mobilnya mana?"
"Yang Ferrari merah itu, Pak."
"Bapak yakin ini mobil bapak?" "Iya, saya ingat parkir di sini."Â
"Tapi kok plat nomornya Arab, stiker-nya Indomie?"Â
"...itu pasti kerjaan supporter section timur."
Scene 2: Ruang Medis Timnas Dokter:
 "Marsel, tanganmu kenapa?"Â
Marselino: "Kram dok, kebanyakan bikin gestur 2-0."Â
Ridho: dari belakang "Masih mending, dok. Saya sampe harus ganti hand-band. Yang lama basah kena air mata pemain Arab Saudi."
Scene 2: Lobby Hotel Tim IndonesiaÂ
Marselino: scroll TikTok "Bang Ridho, kita viral!"Â
Ridho: "Hashtag-nya apa?" Marselino: "#IndonesianHospitalityMalFunction"Â
Justin Hubner: "Guys, ada yang liat kartu merah saya? Mau dijadiin NFT."
Â
[Ditulis dengan tinta kebanggaan dan sedikit minyak yang tumpah]
NB: Segala referensi tentang minyak dan kekayaan dalam kisah ini murni untuk hiburan ya guys. Kami masih menghormati Arab Saudi sebagai negara sahabat. Hanya saja, malam ini kami memilih untuk sedikit kurang ajar. Untuk diplomatic note, silahkan hubungi Marselino Ferdinan, c/o PSSI.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI