GBK sudah penuh sesak ketika tim keluar untuk pemanasan. Di tribun VVIP, deretan pejabat dan diplomat duduk dengan wajah serius. Di tribun biasa, lautan merah putih bergelombang dengan semangat yang mencoba mengalahkan kecemasan.
Risky Ridho, sambil melakukan pemanasan, mencuri pandang ke arah tribun. Dia melihat poster-poster dukungan, termasuk satu yang membuatnya tersenyum: "RIDHO GUARDIANO - TEMBOK TERAKHIR NUSANTARA."
"Berat ya?" tanya Justin Hubner yang melakukan stretching di sebelahnya.
"Justru karena berat, jadi seru," jawab Ridho santai. "Lagian kita udah kebanyakan sopan sama mereka 15 kali."
Peluit pertama berbunyi, dan seperti yang sudah diduga, Arab Saudi langsung menunjukkan taringnya. Serangan demi serangan dilancarkan, membuat lini belakang Indonesia harus bekerja ekstra keras.
Risky Ridho berteriak mengatur posisi pertahanan, suaranya bercampur dengan gemuruh tribun. "GESER KANAN! TUTUP RUANG! JUSTIN JANGAN JAUH-JAUH!"
Di bench, Shin Tae-yong tersenyum. Dia tahu pertahanannya dalam kendali yang tepat.
Menit ke-32, momen yang mengubah segalanya. Marselino Ferdinan, dengan kelincahan yang mengingatkan kita pada karakter anime kesayangan Coach Shin, menemukan celah di pertahanan Arab Saudi.
Satu gerakan, dua gerakan, GOAL!
GBK meledak. Di bench Arab Saudi, seseorang terdengar menjatuhkan iPad-nya.
"MASHALLAH!" teriak salah satu official Arab Saudi, mungkin campuran antara terkejut dan tidak percaya.