Kali lain, dia mencoba menjelaskanku pada temannya saat makan siang. "Jadi idenya seperti ini..." dia memulai dengan antusias. Tapi di tengah penjelasan, dia menyadari bahwa ketika diucapkan keras-keras, aku tidak terdengar semenarik yang dia pikir. Dia mengakhiri penjelasannya dengan tawa canggung dan mengalihkan pembicaraan ke topik lain.
Bagian VII: Warisan yang Tak Tertulis
Sekarang, setelah bertahun-tahun berlalu, aku mulai menerima takdirku sebagai ide yang tak pernah terwujud. Mungkin memang inilah peranku dalam semesta yang luas ini: menjadi pengingat akan semua potensi yang tak terwujud, semua kemungkinan yang tak terjelajahi.
Aku adalah saksi bisu dari bagaimana manusia seringkali jatuh cinta pada potensi sesuatu, tapi tidak cukup mencintainya untuk mewujudkannya menjadi kenyataan. Aku adalah monumen bagi semua mimpi yang tertunda, semua "akan" yang tak pernah menjadi "telah".
Epilog: Surat untuk Penciptaku
Untuk penciptaku yang mungkin masih kadang teringat padaku di saat-saat tertentu:
Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Tidak semua ide memang ditakdirkan untuk menjadi kenyataan. Beberapa dari kami memang ditakdirkan untuk tetap menjadi kemungkinan, menjadi pengingat bahwa kreativitas manusia tidak terbatas, bahwa selalu ada lebih banyak ide yang bisa dipikirkan daripada yang bisa diwujudkan.
Terima kasih telah memberiku kesempatan untuk ada, meski hanya dalam bentuk potensi. Mungkin suatu hari nanti, di kehidupan lain, dalam dimensi yang berbeda, aku akan mendapat kesempatan untuk menjadi nyata. Tapi untuk sekarang, aku cukup bahagia menjadi salah satu dari ribuan ide yang membuat hidupmu lebih kaya, lebih penuh kemungkinan.
[Ditulis di ruang antara ada dan tiada, oleh sebuah ide yang memutuskan untuk mendokumentasikan ketiadaannya]
Post Scriptum: Catatan dari Sudut Pikiran
Bahkan saat menulis autobiografi ini pun, aku tidak yakin apakah aku sedang menuliskan diriku dengan tepat. Mungkin aku sudah terlalu banyak berubah dari ide original yang pertama kali muncul di kepala penciptaku pada dini hari itu. Mungkin aku sudah menjadi sesuatu yang sama sekali berbeda.