Mohon tunggu...
Nazwa Yanin sefiarafa
Nazwa Yanin sefiarafa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya mempunyai hobi menonton film dan mendengar kan musik, saya kurang kenyukai bacaan yang berbau politik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tari Ratoh Jaroe Salah Satu Warisan Budaya Internasional

12 Januari 2025   19:56 Diperbarui: 12 Januari 2025   19:56 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

UAS Komunikasi Antar Budaya 

Ilmu Komunikasi - Universitas Muhammadiyah Jakarta

kelompok 4 : 

Shofi Jamilatun Niswah  23010400087

Suhaimah  23010400105

Ananda Alia Putri  23010400084

 Nazwa Yanin Sefiarafa  23010400082

Syifa Aulia Safinatunnajah 23010400164

Indonesia dikenal karena kekayaan warisan budayanya yang sepatutnya dijaga. Budaya yang ada di negara ini merupakan warisan dari generasi sebelumnya. Salah satu bentuk budaya yang ada di Indonesia adalah Tari Ratoh Jaroe, yang berasal dari provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, terletak di bagian paling ujung Pulau Sumatera.

      Tari Ratoh Jaroe merupakan pertunjukan yang terkenal dengan sebutan tarian seribu tangan, yang dibawakan oleh sekelompok penari perempuan dalam jumlah yang banyak. Artinya, nama Ratoh Jaroe mengacu pada aktivitas berdzikir atau mengingat Tuhan melalui gerakan tangan. Dari segi etimologi, Ratoh Jaroe terdiri dari kata "Ratoh" yang berarti berbicara atau berdialog, dan "Jaroe" yang merujuk pada jari. Oleh karena itu, tarian ini mengandung arti merangkai syair atau mengisahkan sebuah cerita dengan iringan gerakan tangan. Tari ini diciptakan oleh Yusri Saleh, yang lebih dikenal dengan nama Dek Gam, seorang seniman asal Aceh, pada tahun 2000. Namun, nama Ratoh Jaroe diberikan oleh seorang koreografer dari Aceh, Khairul Anwar, yang pernah berkolaborasi dengan Dek Gam.

       Masyarakat sering salah mengartikan bahwa Tari Saman dan Tari Ratoh Jaroe adalah tarian yang identik, padahal terdapat banyak perbedaan antara keduanya. Meskipun kedua tarian ini berasal dari Aceh, mereka memiliki ciri yang berbeda. Tari Ratoh Jaroe dibawakan oleh wanita, sedangkan Tari Saman ditampilkan oleh pria. Karena kurangnya pemahaman tentang perbedaan ini, banyak orang masih merujuk Tari Ratoh Jaroe sebagai Tari Saman. Tari Ratoh Jaroe sangat populer di kalangan pemuda hingga orang dewasa. Saat ini, tari ini sudah menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler di berbagai sekolah, sering dijumpai di tingkat SMP, sekolah menengah atas, bahkan di kalangan mahasiswa. Tari Ratoh Jaroe telah diakui oleh UNESCO dan ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda sejak tahun 2011. Selain sebagai hiburan, tari ini juga dapat dipresentasikan dalam berbagai acara, seperti perpisahan sekolah, perayaan ulang tahun, dan bahkan pada acara-acara besar yang tidak jarang menampilkan Tari Ratoh Jaroe. Tarian ini sangat memukau penonton dengan gerakan seribu tangan sambil diiringi oleh syair berbahasa Aceh dan gendang yang dimainkan oleh pengiring tari yang disebut syahi.

       Para penari Ratoh Jaroe biasanya mengenakan kostum sederhana dengan warna-warna cerah seperti merah, kuning, hijau, dan biru. Pakaian ini dipadukan dengan songket khas Aceh dan penari juga mengenakan hijab yang dilengkapi dengan ikat kepala berwarna. Mereka tidak memakai aksesori lain selain ikat kepala. Riasan wajah para penari mengusung konsep kecantikan yang sederhana, tidak mencolok, agar sesuai dengan busana yang mereka kenakan.

       Tari Ratoh Jaroe melambangkan rasa syukur, ungkapan pujian dan dzikir kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, tujuan utama dari tari ini adalah untuk menampilkan karakter wanita Aceh yang terkenal kompak, berani, dan pantang menyerah. Suara teriakan yang menggebu disertai dengan alunan musik mencerminkan ekspresi dan tekad kuat para wanita. Dari segi gerakan, Tari Ratoh Jaroe banyak menampilkan gerakan yang cepat dan jelas, mencerminkan semangat masyarakat Aceh. Para penari duduk di lantai dengan posisi bersebelahan. Tarian ini dilakukan dengan duduk di antara berdiri menggunakan lutut, serta terkadang membungkuk. Selain itu, para penari juga menggunakan tangan mereka untuk menari dengan menepuk-nepuk dada dan sesekali menjentikkan jari serta menggelengkan kepala. Gerakan tangan ini selaras dengan ritme alat musik yang mengiringi.

      Berikut adalah lirik lagu yang biasanya mengiringi tarian Ratoh Jaroe dan sering dipakai saat pertunjukan:

1. Gerakan tanpa lirik

2. Assalamualaikum "Assalamu alaikum walaikum warahmatullah Jaroe dua blah, dua blah di atas jarum Jaroe lon siploh, hai siploh di bagian atas ulee Meu'ah lon lake, lon lake seperti kaom dumna""Karena saleum hai saleum Nabi khen Sunnah Jaroe tamumat, tamumat syarat mulia Mulia wareh hai wareh ranup lampuan Mulia rakan hai rakan mameh suara"

3. Alhamdulillah "Alhamdulillah, pujo kepada Tuhan yang menciptakan alam langit dan bumi Teuma seulaweuet di atas janjongan, penghule alam Rasul ambia"

4. Amin "Amin Allah sembah amin, ureuneng mukmin dilake-lake do'a berkat rahmat Allah yang bri, Naggroe Aceh makmur sajahtra "Lale-lale geutanyoe lale Hana tatente umu ka tuha Puteh dan janggot kuneng dan misee Han tem ta chom be tika mushalla"

5. Jud Ma'jud "Hai jud Ma'jud jikurok-kurok gunong Jih keunek tamong u di dalam dunia Uroe dikurok malam diseube Malaikat te geujak do teuma"

6. Mala Mala "hem mala-mala Dengoe-dengoe lon kisah saboh khabaran Hem mala mala Bayeun-bayeun teurebang, jidong cok jeumpa"

7. Aroe "Aroe pulo Pineung dibedoh gelumbang tujoh Lam on patah manyang di dalam minyeuk Meulabo"

8. Rhet dan Khutitek "Rot ka rot meunan, meunan rot karot meunan Cok ampon teungku raja".

         Itulah salah satu warisan budaya Indonesia yang perlu kita jaga dan kita promosikan di seluruh dunia, bahwa Indonesia memiliki tarian yang sangat menakjubkan. Kita harus merasa bangga atas kebudayaan Indonesia yang kaya dan beragam, karena belum tentu negara lain memiliki budaya seperti Tari Ratoh Jaroe ini. Mari lestarikan budaya yang ada di Indonesia, agar tarian di negeri ini bisa terus berkembang dan tidak akan hilang selamanya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Pariwisata Indonesia, https://pariwisataindonesia.id/budaya-dan-sejarah/unesco-akui-10-

      warisan-budaya-tak-benda-indonesia-tari-saman-ada-dong/

indonesia kaya, https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/gerakan-menghentak-tari-ratoh-

      jaroe/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun