Saat aku berusia lima tahun, Ayah menikah lagi dengan Mama dan membeli sebuah rumah di Solo. Setelah menikah, ia kembali menjalani pekerjaannya di Sumatera, dan sejak saat itu aku dan El tinggal bersama Mama.Â
Sebelum punya anak, Mama selalu bersikap baik padaku dan El. Ia memperlakukan kami seperti anak sendiri. Namun tiga tahun kemudian setelah ia hamil dan melahirkan sepasang anak kembar, kasih sayangnya jadi teralihkan. Ia selalu mengenyampingkanku dan El. Hingga kami berdua beranjak remaja, ia tak pernah memerhatikan kami seperti saat pertama ia mengenal kami.Â
Setelah lulus SMP, aku dimasukkan ke asrama di Kota  Bandung. Sedangkan El tetap melanjutkan sekolah di Solo. Mama cenderung lebih menyayangi El karena El bisa menghasilkan uang sendiri.Â
El Nino memiliki wajah tampan dengan segudang bakat. Sekarang ia sering menerima endorse dari berbagai macam produk sehingga Mama sangat menyayanginya. El hidup bebas tanpa kekangan. Ia sudah mendapat kemerdekaan hidupnya karena sebenarnya Mama tidak pernah peduli kepadanya, kecuali tentang popolaritas dan penghasilannya.Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H