Mohon tunggu...
Siti NazwaSyairillah
Siti NazwaSyairillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ibu Rumah Tangga/Mahasiswa

Pelukis Aksara, Penulis Segala

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Macam-Macam Pamali Orang Sunda, Apakah Kamu Percaya?

18 November 2023   17:44 Diperbarui: 18 November 2023   17:46 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Percaya atau tidak, sebenarnya duduk di atas bantal tanpa adanya sebab atau keperluan tertentu memang kurang sopan dilakukan mengingat fungsi bantal yang sesungguhnya adalah untuk menopang kepala dan bukan pantat. Hal ini juga berkaitan dengan adab penggunaan suatu barang. 

6. Pamali Tidur Selepas Waktu Ashar sampai Isya

https://pin.it/79b6Hxb
https://pin.it/79b6Hxb

Tidur merupakan suatu kebutuhan bagi manusia. Tidur sendiri termasuk ke dalam aktivitas istirahat untuk memulihkan kembali tenaga dan pikiran. Namun ternyata, tidur tidak bisa dilakukan di sembarang waktu. Ada waktu-waktu tertentu yang sebaiknya tidak diisi dengan tidur. 

Orang tua zaman dulu percaya, jika seseorang tidur di waktu selepas ashar sampai isya, maka orang tersebut akan linglung atau kebingungan ketika terbangun. Sehingga tidur di waktu-waktu tersebut dikatakan sebagai sebuah pamali.

Jika ditinjau dari sisi medis, tidur di sore hari memang tidak memiliki dampak negatif yang signifikan. Hanya saja bagi para penderita insomnia, hal ini dapat memperparah kondisi sulit tidur yang mereka miliki. Hal ini pun dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang sehingga sebaiknya dihindari. 

Itulah sekilas beberapa jenis pamali yang dikenal di masyarakat sunda. Bentuk-bentuk pamali di atas juga mungkin saja dikenal dan dipercayai oleh masyarakat lain diluar suku Sunda dengan konsekuensi yang mungkin saja berbeda. 

Percaya atau tidak, pamali merupakan suatu jenis kepercayaan yang sudah turun temurun dan mendarah daging di dalam diri masyarakat Indonesia. Jadi alangkah baiknya, kita tetap menghargainya terlepas dari kita percaya atau tidak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun