“Saya dulu berpikir bahwa ancaman gempa besar hanya ada di pesisir selatan, tapi setelah mengetahui lebih banyak dari media, saya sadar bahwa gempa besar bisa berdampak ke daerah kami juga. Itu membuat saya semakin waspada. Sekarang, saya lebih memperhatikan informasi dari BMKG dan sering mengikuti simulasi kesiapsiagaan di sekolah,” ungkap Ahmad.
Kekhawatiran ini juga dirasakan oleh Neni Sukmawati, seorang ibu rumah tangga di Padalarang. Ia mengatakan bahwa sejak pemerintah mulai gencar menyosialisasikan ancaman megathrust, dia dan keluarganya lebih berhati-hati dan mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan bencana. “Saya merasa cemas, apalagi dengan anak-anak di rumah. Kami sudah menyiapkan tas darurat dan selalu berusaha mengikuti arahan pemerintah untuk waspada. Saya hanya berharap kami bisa siap kalau ada gempa besar,” kata Neni.
Pemerintah Indonesia melalui BNPB, BMKG, dan instansi terkait lainnya terus berusaha meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman bencana megathrust. Sistem peringatan dini tsunami, pelatihan evakuasi, serta pembangunan jalur evakuasi di kawasan pesisir adalah beberapa langkah yang telah diambil. Namun, masih ada tantangan dalam meningkatkan kesadaran publik, terutama di kalangan masyarakat yang tinggal di wilayah rawan.
Dengan letak geografis Indonesia yang berada di jalur pertemuan lempeng, ancaman gempa megathrust adalah sesuatu yang nyata dan harus dihadapi dengan keseriusan. Peran aktif pemerintah, ilmuwan, dan masyarakat sangat dibutuhkan agar Indonesia siap menghadapi salah satu tantangan bencana alam terbesar yang pernah ada.
Pandangan masyarakat Kabupaten Bandung Barat terhadap ancaman megathrust sangat beragam, mulai dari kekhawatiran yang mendalam hingga kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan bencana. Meski ancaman tersebut nyata, dengan edukasi dan tindakan mitigasi yang tepat, masyarakat optimis bahwa mereka bisa lebih siap menghadapi bencana yang mungkin terjadi di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H