Namun berbeda pada zaman sekarang, pengamen ondel-ondel tidak menggunakan alat musik lengkap, tetapi menggunakan alat musik rekaman. Selain itu, ondel-ondel yang digunakan tidak sepasang lelaki dan perempuan. Hal ini sangat merusak citra Betawi dan ikon ondel-ondel.Â
Bagi mereka para oknum untuk mengais rezeki dari sang ikon Betawi ini dengan cara yang tidak sesuai pakemnya. Hal itu tidak dapat disebut sebagai pelestari budaya, menurut para seniman budaya Betawi mereka diangap sebagai perusak budaya yang telah menjatuhkan Marwah ondel-ondel. "teknologi digunakan bagi mereka para oknum untuk mengais rezeki dari sang ikon betawi ini dengan cara yang tidak sesuai dengan pakemnya"Â (A. Yogie, komunikasi personal, 12 Januari 2024).
Meskipun demikian, beberapa sanggar masih ada yang mengamen atau mempertunjukan budaya ikon Betawi ini dengan tetap melestarikan sesuai dengan tradisinya. "masih ada tuh, sanggar-sanggar yang melestarikan tradisi ondel-ondel, ngamen sesuai pakem atau menggunakan alat musik lengkap, dia pakai ondel-ondelnya juga sepasang. nah yang ngamen seperti itu ya kita harus apresiasi karena mereka telah melestarikan budaya yang mana tradisi tersebut sudah ada dari zaman dahulu kala"Â (A. Yogie, komunikasi personal, 12 Januari 2024).
Kita sebagai anak muda dapat ikut serta melestarikan budaya Betawi ini dengan menggunakan teknologi yang ada saat ini, yaitu medsos. Jika mereka melihat fenomena ondel-ondel ngamen yang tidak sesuai dengan pakemnya, tidak sesuai dengan hati nuraninya. Share pada medsosnya masing masing. Buat caption ramaikan, kemudian berikan Solusi.Â
Dengan cara tersebut, generasi muda dapat turut andil dalam pelestarian budaya Betawi melalui medsosnya masing-masing. Kita harus menggunakan sebaik-baiknya teknologi yang ada dengan hal hal yang positif. "fenomena ini telah mencoreng sang ikon betawi, harapan saya semoga berkurangnya oknum-oknum yang menggunakan ikon ini untuk ngamen yang tidak sesuai pakem" (A. Yogie, komunikasi personal, 12 Januari 2024). Nazwa Nurizzati-231481001
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H