"Bagaimana nasi goreng buatan ayah apa kalian suka?"
" Swuka bwanget awyah enawkk." Jawab Almira dengan mulut yang dipenuhi nasi goreng.
"Almira habiskan dulu makannya baru bicara." Nasihat ku padanya.
"Maafin Almira abang hehehehe." Jawabnya dengan cengiran.
"Oh iya Ayah ini nasih goreng terenak menurut abang pasti kalo dijual laku banget ini apalagi penjualnya ganteng kaya Ayah ." Kataku sambil menggodanya
"Ada-ada saja kamu ini bang." Jawab Ayah sambil mengeleng-gelengkan kepalanya.
"Hahaha bener juga apa yang abang bilang." Kata Almira yang menyetujui saranku.
Suasana di meja makan kali ini diisi oleh obrolan-obrolan yang cukup membuat kami tertawa untuk mengawali pagi yang indah ini. Setelah selesai makan waktunya kami pergi. Ayah pergi ke kantornya menggunakan sepedah motor yang sudah jadul. Almira pergi ke sekolah dengan jalan kaki karena jarak dengan sekolah dekat dan mampu di tempuh oleh jalan kaki, dan aku akan ikut ayah sampai depan gapura lalu naik angkutan umum. Karena kalo ayah mengantarkanku terlebih dahulu ke sekolah pasti waktunya tidak akan cukup apalagi arah sekolah dan kantor yang berbeda.
"Hati-hati di jalannya putri Ayah semangat terus belajarnya jangan gampang putus asa dan ngeluh." Ucap ayah sambil mencium kening Almira.
"Siap komandan. Ayah juga sama abang hati-hatinya ya."
"Oke Almira." Jawabku