Mohon tunggu...
Nazwatul Mufidha
Nazwatul Mufidha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya Prodi S1 Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Biasa dipanggil Nazwa, memiliki hobi menyanyi dan bercerita, menyukai apapun yang berkaitan dengan coklat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Good Parenting yang Pernah Dicontohkan Nabi SAW

30 Oktober 2022   12:54 Diperbarui: 28 November 2022   14:44 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillahirrahmaanirrahim,

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh para pembaca setia kompasiana,

Apa kabar teman-teman sekalian? Semoga kita selalu dalam keadaan yang baik di bumi Allah manapun yang kita pijak.

Alhamdulillahirabbil 'alamin sampai detik ini penulis masih diberi kesempatan sehingga bisa mengutarakan secuil opini tentang pendidikan.

Sudah sangat tidak asing lagi di telinga kita mengenai apa itu pendidikan, sebagaimana yang kita ketahui pendidikan merupakan 'never ending process' atau proses yang tidak akan pernah berakhir dan akan selalu berlanjut. Pendidikan adalah sebuah usaha membimbing dan mengarahkan seseorang kepada hal kebaikan. Pendidikan menjadi usaha untuk dapat membantu seseorang agar dapat melaksanakan tugas hidupnya sendiri.

Islam sebagai agama yang sempurna sangat menjunjung tinggi sebuah pendidikan, dimana pendidikan ibaratnya menjadi sebuah benteng yang akan melindunginya, semakin baik pendidikannya semakin kuat dan kokoh pula benteng itu melindunginya dari hal-hal yang dilarang. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi seseorang yang telah Allah karuniakan secara optimal. Pengaruh pendidikan bisa datang dari mana saja, terlebih dari lingkungan keluarga, karena didalam keluarga ada sosok ibu yang menjadi 'madrasatul ula' bagi anak-anaknya. Sudah sepatutnya sebagai orang tua untuk dapat mendidik anak dengan cara-cara yang baik agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. 

Rasulullah SAW yang diutus di muka bumi ini sebagai penyempurna akhlak manusia tentu banyak sekali memberi tauladan-tauladan yang baik, salah satunya yakni dalam hal mendidik anak. Anak merupakan anugerah dan titipan dari Allah, orang tua diwajibkan untuk mendidiknya dengan sebaik-baik pendidikan. Imam Ghozali pernah menyampaikan sebuah maqolah yang menjelaskan bahwasanya setiap anak merupakan amanah bagi orang tuanya, beliau juga mengatakan bahwa setiap anak memiliki qobu atau hati yang suci layaknya sebuah mutiara atau perhiasan yang berharga, yang dimana jika anak senantiasa dibiasakan dengan hal-hal kebaikan  maka seorang anak akan tumbuh dengan kebaikan dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat, kemudian jika anak dibiasakan dengan berbuat yang tidak baik dan ditelantarkan pendidikannya maka ia akan merugi. Oleh karena itu, setiap anak harus dilindungi dengan cara mendidik, meluruskan, dan mengajarkannya akhlak yang baik.

Dari sini orang tua dapat bercermin bahwasanya sebegitu pentingnya mendidik anak dengan pendidikan yang baik. Sebenarnya ada banyak contoh-contoh mendidik anak yang Rasulullah SAW berikan, mulai dari mengajarkan anak gerakan-gerakan sholat, mengajarkan membaca alquran, mengajarkan doa-doa, mengajarkan puasa, dan masih banyak lagi. Tapi dalam kesempatan kali ini penulis hanya akan membagikan sedikit saja mengenai tips parenting yang perlu orang tua kuasai.

Hal mendasar yang perlu orang tua dedikasi kan pada anak adalah dengan memberi contoh yang baik, seperti mengajarkan anak untuk makan menggunakan tangan kanan, mendahulukan kaki kiri ketika masuk kamar mandi, membiasakan mengucapkan minta tolong, terima kasih, dan minta maaf, mengucapkan salam, makan dan minum dengan duduk, menutup mulut dengan tangan ketika menguap atau dengan hal-hal sederhana yang lainnya. Setiap anak sejatinya terlahir dalam keadaan fitrah dimana di usianya yang masih dini seorang anak dapat lebih mudah merekam hal-hal yang dilihat atau didengar, terlepas hal itu baik atau buruk. Anak merupakan peniru yang ulung, oleh karena itu pentingnya orang tua untuk memberikan contoh-contoh perilaku sederhana yang baik untuk ditiru anak dengan harapan anak dapat menyerap contoh baik itu dan menerapkan dalam kehidupan kemudian membiasakannya. Sebagaimana rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits "Tidak ada pemberian orang tua kepada anaknya yang lebih utama daripada (pendidikan) tata krama" (HR. Imam At Tirmidzi - Imam Al Hakim).

Selain memberikan contoh yang baik, perlu juga bagi para orang tua untuk memberlakukan reward atau punishment. Dalam teori perkembangan moral kholberg, pada tahap pra-konvensional, seorang anak akan memperhatikan ketaatan dan hukuman serta berfokus pada pemuasan kebutuhan dan mendorong kepentingan diri sendiri, maka dari itu orang tua sebagai pendidik perlu untuk memancingnya dengan pemberian reward atau apresiasi pada perilaku anak yang baik agar anak dapat termotivasi dan memahami bahwa perbuatan tersebut baik serta pemberian punishment terhadap perilaku yang salah agar anak tidak mengulangi nya lagi.

Dalam islam hal tersebut dikenal dengan istilah taghrib dan tarhib, ternyata rasulullah SAW pernah mencontohkan hal tersebut, sebagaimana dalam sebuah hadits riwayat Ahmad pernah diceritakan bahwasanya "Pada suatu ketika nabi membariskan Abdullah, Ubaidillah, dan anak-anak paman beliau, Al-Abbas. Kemudian beliau berkata 'Barangsiapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku, dia akan mendapatkan ini dan itu'. Lalu mereka berlomba-lomba untuk sampai kepada beliau. Kemudian mereka merebahkan diri diatas punggung dan dada beliau. Lalu beliau menciumi dan menepati janji kepadanya".

Good parenting selanjutnya yakni mendidik anak dengan lingkungan yang baik. Dalam teori empirisme yang dikemukakan oleh John Locke (1632-1704) berpandangan bahwa manusia terbentuk dari pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya. Manusia ketika lahir ibaratnya seperti sebuah papan tabula rasa yang putih dan bersih yang kemudian akan diisi dengan pengalaman-pengalamannya ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ki Hajar Dewantara, sebagai Bapak pendidikan di indonesia menjelaskan bahwa pendidikan itu bersumber dari 3 aspek lingkungan yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Jadi sebagai orang tua sudah seharusnya menempatkan anak pada lingkungan yang baik dan sehat, upaya orang tua yang dapat diterapkan agar anak tidak berada pada lingkungan yang salah adalah seperti mengajarkan anak untuk memilih teman yang baik atau dengan menyekolahkan anak di satuan pendidikan yang baik agar dapat menumbuhkan generasi yang baik pula. Hal ini juga telah dijelaskan dalam sebuah hadits yakni rasulullah SAW bersabda "Seseorang bergantung pada agama temannya. Maka hendaklah ia melihat dengan siapa ia berteman." (HR. Imam Abu Dawud - Imam Ahmad). Teman adalah orang yang ada di sekeliling kita, istilah teman dapat diartikan sebagai lingkungan. Maka perlunya lingkungan yang baik dalam upaya mendidik anak untuk menjadikan anak dapat tumbuh dengan baik dan sehat.

Upaya yang terkhir yakni dengan tidak lupa bagi para orang tua untuk senantiasa mendoakan anak dengan doa-doa yang baik karena doa baik orang tua pada anaknya adalah doa yang mustajab dan tidak diragukan lagi. Banyak sekali doa-doa untuk anak yang terdapat dalam alquran, QS. Ibrahim ayat 40 dan 41 misalnya, sebagai orang tua perlu untuk mengamalkan doa-doa itu karena usaha saja tanpa dibarengi dengan doa adalah suatu hal yang bohong.

Wallahu a'lamu bisshowaab

Demikianlah sedikit opini yang dapat penulis sampaikan, mohon maaf yang sebesar-besarnya kiranya ada kesalahan atau kekurangan dalam penyampaian. Semoga bisa menjadi sedikit tambahan ilmu dan bermanfaat bagi para pembaca. Sampai jumpa di topik berikutnya.

Sekian, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun