Mohon tunggu...
Nazwa Fadillah lubis
Nazwa Fadillah lubis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Karakteristik Unsur Iodium dan Senyawanya

20 Mei 2024   21:17 Diperbarui: 20 Mei 2024   21:40 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DOKUMENTASI UNTUK UJI REAKTIVITAS ION IODA PADA PEMBENTUKAN SENYAWA KOMPLEKS/DOKPRI

Halo teman teman semuanya, perkenalkan nama saya Nazwa Fadillah Lubis dengan nim 4221131029 dari kelas PSPK 22 B. Kali ini saya akan membahas salah satu judul yang ada di praktikum kimia non logam yaitu dengan judul karakteristik unsur iodium dan senyawanya. 

TUJUAN PRAKTIKUM :

1. Mengetahui perbedaan hasil dari uji reaktivitas ion ioda yang menggunakan Fe(NO3)3 dan Cu(NO3)2.

2. Mengetahui pengaruh penambahan amilum ada kelarutan menggunakan CH2Cl2, CHCl3 dan H2O. 

TINJAUAN TEORITIS : 

Yodium adalah halogen yang paling reaktif (halogen lain termasuk tepung, klorin, dan brom).Yodium ini mudah larut dalam etanol atau eter membentuk larutan berwarna coklat, atau dalam kloroform atau benzena membentuk larutan ungu.

 Ia mudah larut dalam air (0,33 g/l, 1,2 mM, 25 °C) dan menghasilkan larutan berwarna kuning kecokelatan.Kelarutan unsur yodium meningkat dengan adanya ion iodida, seperti kalium iodida, dan yodium bereaksi membentuk ion triiodida.

Larutan yodium dalam air tidak stabil, dan jenisnya bermacam-macam tergantung kondisi.Dari jumlah tersebut,  molekul yodium dianggap memiliki aktivitas antibakteri tertinggi. Stabilitas dipengaruhi oleh pH, dan aktivitas menurun dengan meningkatnya alkalinitas dan waktu penyimpanan.(cooper, 2019).

Iod adalah padatan bercahaya biru kehitaman yang menguap pada suhu kamar menjadi gas ungu kebiruan dengan bau yang menyengat. Yodium membentuk senyawa dengan banyak unsur, tetapi kurang reaktif dibandingkan halogen lain dan menggantikan iodida. Yodium mempunyai sifat yang mirip dengan logam. Yodium mudah larut dalam kloroform, karbon tetraklorida, atau karbon disulfida, membentuk larutan  ungu yang indah.Yodium hanya sedikit larut dalam air.
 Karena elektronegativitas halogen (kecuali yodium) lebih besar daripada elektronegativitas atom karbon, pasangan elektron  ikatan karbon-halogen  tertarik ke ujung halogen,  membuat halogen bermuatan sedikit  negatif (-), dan atom karbon Karbon ikatan - kecuali yodium, bermuatan sedikit  positif (+) (Lutfi, 2019).


Iod membentuk senyawa dengan banyak unsur, tetapi tidak sereaktif halogen lainnya yang kemudian menggeser iodida. Iod menunjukkan sifat-sifat menyerupai logam. Senyawa iod sangat penting dalam kimia organic dan sangat berguna dalam dunia pengobatan. Iodida dan tiroksin yang mengandung iod, digunakan sebagai obat dan sebagai larutan KI dan iod dalam alkohol digunakan sebagai pembalut luar kalium iodide juga digunakan dalam fotografi. Warna biru tua dengan larutan kanji merupakan karakteristik unsur bebas iod. 

Oleh sebab itu dalam penentuan kadar iodide dengan menggunakan metode spektrofotometri digunakan persulfat sebagai bahan oksidator, karena persulfate termasuk dalam bahan pengoksidasi kuat dan tidak berwarna sehingga tidak menganggu pembentukan kompleks Iod -- amilum dalam hal itu (Nisa dkk ., 2021).

Yodium ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Yodium adalah anion monovalen.
 Itu hanya ada sebagai hormon tiroid di tubuh mamalia. Hormon-hormon ini  penting  untuk pengaturan metabolisme dan produksi kalori atau energi selama perkembangan embrio dan sepanjang hidup.
 Jumlah yodium dalam makanan sesuai dengan jumlah yodium, yang sedikit terikat secara kovalen dengan asam amino.
 Yodium diserap dengan sangat cepat di usus dan digunakan oleh  tiroid  untuk memproduksi hormon tiroid.
 Jalur ekskresi utama yodium adalah melalui saluran kemih (urin), dan cara ini merupakan indikator utama untuk mengukur asupan dan status yodium (Riwayati, 2019).

ALAT DAN BAHAN

A. Alat

1. Rak tabung reaksi

2. Tabung reaksi

3. Pipet tetes

4. Spatula

B. Bahan

1. Kristal iodium (I2) 

2. Kalium iodida (KI) 

3. Etanol (C2H5OH) 

4. Kloroform (CHCl3) 

5. Diklorometana (CH2Cl2) 

6. Larutan iodin dalam KI (KI3) 

7. Besi (II) nitrat (Fe(NO3)3) 

8. Tembaga (II) nitrat (Cu(NO3)2

9. Amilum (C6H10O5) 

PROSEDUR KERJA 

1. Uji Kelarutan Kristal KI
Kristal 12
Disiapkan 5 buah tabung reaksi, lalau masukkan setiap tabung 1 buah kristal 12 

Ditambahkan masing-masing 3 mL H2O ke tabung reaksi 1, KI ke tabung reaksi 2, Etanol ke tabung reaksi 3, CHCl3 ke tabung reaksi 4, CH2Cl2 ke tabung reaksi 5

Dikocok setiap tabung reaksi dengan kuat dan diamati

Disiapkan kembali 3 tabung reaksi kosong lalu dimasukkan ke dalam setiap tabung reaksi 1 mL larutan KI3

Ditambahkan masing-masing 3 mL
- CH2Cl2 ke tabung reaksi 1 disertai beberapa tetes amilum, lalu dikocok kuat CHCl3 ke tabung reaksi 2 disertai beberapa tetes amilum, lalu dikocok kuat
- H2O ke tabung reaksi 3 disertai beberapa tetes amilum, lalu dikocok kuat

HASIL :
Tabung 1 : I2+H2O
I2 tidak larut dalam air, dan tidak mengalami perubahan warna
Tabung 2 : I2+KI
I2 akan larut dalam KI dan menghasilkan warna coklat
Tabung 3 : I2 + ETANOL
12 tidak larut dalam etanol, telah berubah warna menjadi coklat
Tabung 4 : I2+CHCl3
I2 tidak larut dalam CHCI3, tetapi berubah warna menjadi ungu tua dan ada endapan putih
 Tabung 5 : CH2Cl2
I2 tidak larut dalam CH2CI2, tetapi akan berubah warna menjadi ungu kehitaman.
Lalu,
Tabung 6 : Larutan KI3 (12 dalam KI) +CH2CI2 + amilum
Larutan berwarna ungu gelap dan terdapat 2 fasa, fasa atas berwarna hitam dan fasa bawah berwarna ungu gelap dan sebelum penambahan amilum terdapat cincin di tengah larutan nya
Tabung 7 : KI3 + CHCl3 + amilum
Larutan berwarna ungu gelap dan terdapat cincin sebelum penambahan amilum
- Tabung 8 : KI3 + H2O + amilum
Larutan berwarna biru tua kehitaman dan adanya 2 fasa, fasa atas berwarna biru kehitaman dan fasa bawah berwarna merah bata.

2. Uji Reaktivitas Ion Ioda Pada Pembentukan Senyawa Kompleks

Disiapkan 2 buah tabung reaksi

Dimasukkan 2 mL larutan Fe(NO3)3 0,1 M ke dalam tabung reaksi 1

Dimasukkan 2 mL larutanCe(NO3)2 0,1 M ke dalam tabung reaksi 2

Ditambahkan tetes demi tetes larutan KI 1 M ke dalam tabung reaksi 1 hingga membentuk endapan, lalu catat berapa mL larutanKI yang diperlukan

Diulangi langkah kerjake-4 terhadap larutan Cu(NO3)2 pada tabung reaksi 2

HASIL :

Tabung 1 : Fe(NO3)3 + KI 

Sebelum penambahan KI Larutan berwarna kuning lembayung dan Ketika larutan KI ditambahkan ke larutan Fe (NO3)3 terjadi perubahan warna menjadi cokelat dan adanya endapan glasial antara Fe (III) dan I. Warnanya endapan adalah cokelat kemerahan merah bata

Tabung 2 : Cu(No3)2 + KI

Sebelum penambahan KI larutan berwarna biru lembayung dan setelah larutan KI ditambahkan kelarutan Cu (NO3)2 terjadi perubahan warna menjadi cokelat dan adanya reaksi pengendapan antara Cu (II) dan I yang di sebut endapan pasir osmosis. Warna endapan adalah kuning atau kuning hijau. Jumlah tetes atau ml larutan KI yang diperlukan untuk melarutkan endapan akan berbeda untuk setiap tabung reaksi karena kecenderungan pembekuan senyawa kompleks dan endapan.

DOKUMENTASI UNTUK UJI REAKTIVITAS ION IODA PADA PEMBENTUKAN SENYAWA KOMPLEKS/DOKPRI
DOKUMENTASI UNTUK UJI REAKTIVITAS ION IODA PADA PEMBENTUKAN SENYAWA KOMPLEKS/DOKPRI

PEMBAHASAN : 

Secara Teori, 

Iodium tidak larut dalam air karena perbedaan polaritas antara zat terlarut dan pelarut.Iodium bersifat nonpolar dan air merupakan senyawa polar.
Kalium iodida membentuk kompleks dengan yodium, membentuk triiodida dalam larutan.
 Yodium sedikit larut dalam air dan sedikit larut dalam alkohol.
 Dalam hal ini etanol yang digunakan memiliki polaritas yang berbeda dengan alkohol. Yodium larut dalam kloroform dibandingkan dengan  pelarut polar lainnya (Amanati, 2018).

Diklorometana adalah pelarut yang memiliki sifat nonpolar, sehingga dapat melarutkan senyawa nonpolar seperti iodin. Iodin dalam KI dengan CHCl dan ada penambahan amilum akan menghasilkan 2 fasa, fasa bawah berwarna ungu kehitaman dan fasa atas berwarna merah kekuningan. KI, ditambahkan dengan kloroform, dan amilum memperoleh hasil terbentuknya 2 fasa. Fasa atas hitam kekuningan dan bawah ungu kehitaman Iodin dalam KI yang ditambahkan dengan HO dan amilum, memperoleh hasilnya terbentuk 2 fasa, fasa atas hitam kekuningan dan bawah warna ungu (Refinel dkk.,2018). 

Secara Praktikum, 

Pada uji kelarutan kristal I2 pada tabung 1 kristal I2 yang ditambahkan dengan aquades 3 ml dan kemudian dikocok menghasilkan larutan yang berwarna kuning lembayung dan kristal I2 tidak larut sempurna dengan H2O dikarenakan adanya perbedaan kepolaran di antara keduanya. Pada tabung kedua ketika ditambahkan 3 ml KI dan dikocok menghasilkan I2 larut di dalam KI dan warna yang dihasilkan adalah warna coklat. Pada tabung ketiga I2 yang ditambahkan dengan etanol menghasilkan I2 tidak larut dalam etanol dan berwarna coklat. Pada tabung keempat ketika I2 ditambahkan dengan CHCl3 menghasilkan larutan yang berwarna ungu tua dan I2 tidak larut di dalam CHCl3 pada tabung kelima ketika I2 ditambahkan dengan CH2Cl2 menghasilkan I2 tidak larut dalam CH2Cl2 serta menghasilkan warna ungu kehitaman. 

Pada tabung keenam KI3 yang ditambah dengan CH2Cl2 dan amilum menghasilkan Larutan berwarna ungu gelap dan terdapat 2 fasa, fasa atas berwarna hitam dan fasa bawah berwarna ungu gelap dan sebelum penambahan amilum terdapat cincin di tengah larutan nya. Pada tabung ketujuh ketika KI3 ditambahkan dengan CHCl3 dan amilum menghasilkan larutan berwarna ungu gelap dan terdapat cincin sebelum penambahan amilum, Iodin tidak melarut dengan sempurna saat ditambahkan kloroform karena adanya perbedaan kepolaran. Pada tabung kedelapan ketika KI3 ditambah H2O dan amilum menghasilkan larutan berwarna biru tua kehitaman dan adanya 2 fasa, fasa atas berwarna biru kehitaman dan fasa bawah berwarna merah bata. Maka pada uji ini membuktikan bahwa identifikasi kelarutan dari iodium yang mana iodium yang berwujud padat berwarna kehitaman yang memiliki polaritas yang signifikan sertadapat bereaksi dengan senyawa lain yang dapat dilarutkan.

Kemudian untuk uji reaktivitas ion ioda pada pembentukan senyawa kompleks pada tabung pertama dimana Fe(No3)3 berwarna kuning lembayung namun setelah penambahan KI sebanyak 3ml menghasilkan perubahan warna menjadi coklat serta terbentuknya endapan glasial . Pada tabung kedua Cu(NO3)2 berwarna biru lembayung namun setelah penambahan KI menghasilkan perubahan warna menjadi cokelat serta terdapat endapan pasir osmosis, endapan endapan ini membuktikan bahwa terjadi pembentukan senyawa kompleks dimana senyawa kompleks yang dihasilkan adalah FeI3 dan CuI3. 

Korelasi : maka dapat dinyatakan bahwa keterkaitan antara praktikum yang dilakukan dengan teori yang ada adalah berbanding lurus, hal ini dibuktikan pada uji kelarutan di dapatkan pada praktikum bahwa I2 tidak larut didalam air dan hal ini sesuai dengan yg ada di teori yang menjelaskan bahwa I2 dan H2O tidak akan larut dikarenakan adanya perbedaan kepolaran diantara keduanya. 

KESIMPULAN : 

1. Uji reaktivitas ion ioda dilakukan untuk dapat membentuk senyawa kompleks yang ditandai dengan ditemukannya endapan pada penambahan kalium iodida tersebut sebagai pelarut endapan sekaligus identifikasi yang menunjukkan adanya senyawa kompleks yang diperoleh dari kedua senyawa tersebut. Fe(NO3)3 dan Cu(NO3)2 keduanya menghasilkan senyawa kompleks baru yaitu FeI3 dan CuI3 namun dengan perbedaan kuantitas. Yaitu diperoleh lebih dapat endapan pada pencampuran Cu(NO3)2 dibandingkan pada campuran Fe(NO3)3.

2. Pengaruh penambahan amilum pada uji kelarutan bertujuan untuk menunjukkan adanya ion ioda yang diperoleh dari penambahan amilum tersebut. Pada pencampuran Ki dan ch2cl2 diperoleh fasa dan menunjukkan kelarutannya dan ditambah amilum diperoleh ion ioda dengan bergabungnya fasa tersebut. Pada campuran KI dengan CHCl3 diperoleh fasa menunjukkan kelarutannya dan ditambah amilum diperoleh ion ioda dengan bergabungnya fasa dan terdapat bercak hitam serta pada campuran KI dan H2O diperoleh pencampuran terlarut sempurna dan penambahan amilum merubah warna larutan menjadi hitam. 








Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun