Mohon tunggu...
Nazwaawaa
Nazwaawaa Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

So so.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pintu Terakhir

24 Januari 2025   08:08 Diperbarui: 24 Januari 2025   08:10 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sudut ruangan, ia melihat seorang pria tua dengan rambut acak-acakan dan pakaian lusuh. Pria itu sedang duduk di lantai, menggambar sesuatu di atas debu.

"Anda siapa?" tanya Surya, mencoba menenangkan dirinya.

Pria itu menoleh. Wajahnya penuh kerutan, tapi matanya menyiratkan kesedihan yang mendalam.

"Aku adalah Ananta," jawabnya pelan.

Surya terkejut. Ananta adalah satu-satunya orang yang selamat dari kebakaran itu. Tapi bagaimana ia bisa berada di sini selama ini?

"Apa yang Anda lakukan di sini?" tanya Surya.

"Aku menjaga mereka," jawab Ananta sambil menunjuk ke arah tempat tidur.

Surya melihat bayangan samar-samar anak-anak di setiap tempat tidur, dengan tatapan kosong menembus dinding.

"Mereka tidak bisa pergi," lanjut Ananta. "Dan aku tidak bisa meninggalkan mereka."

Surya mulai merasakan sesuatu yang aneh. Semakin lama ia berada di sana, semakin banyak ingatan samar yang muncul di pikirannya. Ia melihat kilasan-kilasan masa kecilnya: gedung itu, anak-anak yang tertawa, dan api besar yang melalap segalanya.

"Aku pernah di sini," bisiknya pada dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun