Mohon tunggu...
Nazwa Aulia Rahadian
Nazwa Aulia Rahadian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

43223010030 || S1 Akuntansi || Fakultas Ekonomi dan Bisnis || Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kemampuan Memimpin Diri Dan Upaya Pencegahan Korupsi, Dan Etik: Keteladanan Mahatma Gandhi

19 Desember 2024   00:17 Diperbarui: 19 Desember 2024   00:17 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PPT Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 

PPT Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 
PPT Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 

Korupsi berasal bahasa Latin "corruption", juga dikenal dalam bahasa Inggris sebagai "corruption" dan dalam bahasa Belanda sebagai "corruptive". Secara harfiah, istilah ini merujuk pada rusak, busuk, tidak jujur yang berkaitan dengan aspek keuangan.

Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, Korupsi adalah tindakan penyelewengan kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau korporasi.

Korupsi di Indonesia telah menjadi isu yang sangat mendalam, memengaruhi berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya di negara ini. Tindakan korupsi menyebabkan kerusakan finansial yang besar bagi negara, di mana dana yang semestinya dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan bidang penting lainnya disalah gunakan untuk kepentingan pribadi. Hal ini mengakibatkan laju pertumbuhan ekonomi yang lambat dan memperburuk ketidaksetaraan sosial. Korupsi tidak hanya membawa kerugian finansial yang besar, tetapi juga merusak etika dan budaya masyarakat serta mengurangi kepercayaan terhadap lembaga pemerintah.

Secara sosial, praktik korupsi menghancurkan keyakinan masyarakat terhadap hukum dan pemerintah, menciptakan rasa acuh tak acuh, serta meningkatkan kemungkinan keterlibatan masyarakat dalam tindakan korupsi skala kecil. Dalam area pelayanan publik, korupsi menurunkan kualitas layanan yang diberikan, seperti di bidang kesehatan dan pendidikan, yang berdampak negatif terutama pada kelompok yang rentan. Dari sudut pandang ekonomi, korupsi menghambat potensi kemajuan suatu negara dengan menyerap dana yang seharusnya dialokasikan untuk infrastruktur dan proyek penting lainnya, merusak daya saing ekonomi, serta mengurangi minat investasi. Lebih jauh, korupsi menyebabkan kerusakan pada budaya, mengikis nilai-nilai moral dan integritas, serta melemahkan semangat nasionalisme dan relasi antara masyarakat dan pemerintah.

PPT Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 
PPT Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 

Berdadsarkan keteladanan Mahatma Gandhi dengan ajaran-ajarannya sangatlah relevan dengan bagaimana cara Kemampuan Memimpin Diri dan Upaya Pencegahan Korupsi, Dan Etik. Mahatma Gandhi, lahir dengan nama Mohandas Karamchand Gandhi pada 2 Oktober 1869 di Porbandar, Gujarat, India. Ia berasal dari keluarga terpandang dan religius. Ayahnya, Karamchand Gandhi, adalah pejabat tinggi dalam pemerintahan lokal (Perdana Menteri di negara bagian kecil Porbandar). Ibunya, Putlibai, seorang wanita yang sangat religius, memengaruhi Gandhi dengan nilai-nilai spiritual Hindu seperti vegetarianisme, kesederhanaan, dan toleransi. Gandhi mendapat pendidikan dasar di India sebelum melanjutkan studi hukum di University College London, Inggris. Setelah menyelesaikan studi perkuliahannya, ia kembali ke India dan mulai bekerja sebagai pengacara.

Mahatma Gandhi menerima pekerjaan di Afrika Selatan, yang menjadi titik balik dalam hidupnya. Di Afrika Selatan, Gandhi menghadapi diskriminasi rasial terhadap warga India. Salah satu insiden yang membekas dalam dirinya adalah ketika ia dipaksa turun dari kereta api meskipun memiliki tiket kelas satu. Insiden ini memotivasi Gandhi untuk melawan ketidakadilan dan diskriminasi dengan cara damai. Selama tinggal di Afrika Selatan, Gandhi membentuk dasar ajaran ahimsa dan satyagraha. Setelah kembali ke, Gandhi memimpin berbagai gerakan untuk melawan penjajahan Inggris. India merdeka pada tahun 1947, tetapi pembagian wilayah menjadi India dan Pakistan menyebabkan konflik antar umat Hindu dan Muslim. Gandhi sangat menentang kekerasan ini dan berusaha mendamaikan kedua kelompok. Pada 30 Januari 1948, Gandhi dibunuh oleh Nathuram Godse, seorang ekstremis Hindu yang tidak setuju dengan pandangannya yang dianggap terlalu mendukung Muslim. Gandhi dikenang sebagai simbol perjuangan non-kekerasan di dunia, pemikirannya memengaruhi tokoh-tokoh besar.

PPT Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 
PPT Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 

PPT Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 
PPT Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 

Apa itu ajaran Mahatma Gandhi yang berkaitan dengan Kemampuan Memimpin Diri dan Upaya Pencegahan Korupsi, dan Etik?

Dalam ajaran Mahatma Gandhi, terdapat beberapa ajaran yang berkaitan dengan kemampuan memimpin diri dan upaya pencegahan korupsi dan etik, dimana ajarannya ini tidak hanya relevan dalam gerakan sosial dan politik tetapi juga dalam pengembangan kepemimpinan diri serta pencegahan korupsi, di mana individu belajar mengendalikan emosi, bertindak dengan keberanian, dan menghargai harmoni dalam interaksi sosial.

1. Ahimsa (Non-Kekerasan). Ajaran ini menekankan pentingnya menghindari kekerasan, baik fisik maupun mental, dalam semua aspek kehidupan. Ahimsa tidak hanya berarti tidak menyakiti, tetapi juga bertindak dengan cinta dan pengertian terhadap sesama. Mahatma Gandhi memandang ahimsa sebagai kekuatan cinta yang dapat mengatasi kebencian dan konflik.

2. Satyagraha (Keteguhan Berpegang pada Kebenaran). Satyagraha berarti memperjuangkan kebenaran dengan cara damai dan tanpa kompromi terhadap ketidakadilan. Dalam konteks ini, Mahatma Gandhi menunjukkan bahwa kekuatan moral lebih kuat daripada kekerasan fisik.

3. Swadeshi (Kemandirian Lokal). Mahatma Gandhi mendorong penggunaan produk-produk lokal untuk membangun ekonomi mandiri. Ia percaya bahwa kemandirian ekonomi adalah langkah penting untuk kemerdekaan sejati, baik di tingkat individu maupun masyarakat. Ini tercermin dalam gerakan roda pintal untuk memproduksi kain sendiri.

4. Nirbaya (Tanpa Ketakutan). Mahatma Gandhi mengajarkan pentingnya menghadapi segala tantangan dan ketidakadilan tanpa rasa takut. Baginya, keberanian moral dan mental adalah kunci dalam melawan penindasan tanpa menggunakan kekerasan.

5. Toleransi. Mahatma Gandhi percaya bahwa semua agama memiliki kebenaran dan mengajarkan umat manusia untuk hidup harmonis. Toleransi, menurutnya, adalah dasar untuk menghindari konflik dan membangun masyarakat yang damai.

6. Hartal (Pemogokan Damai). Hartal merupakan bentuk protes kolektif tanpa kekerasan, di mana masyarakat menghentikan aktivitas mereka sebagai pernyataan ketidaksetujuan terhadap kebijakan yang tidak adil. Gandhi menggunakannya sebagai alat perjuangan politik melawan penjajahan Inggris.

PPT Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 
PPT Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 

PPT Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 
PPT Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 

Selain ajaran-ajaran di atas, Mahatma Gandhi juga menyuarakan 10 ajaran lain, yaitu:

1. Change Yourself: sebuah perubahan datangnya harus dari diri sendiri, bukan mengharapkan dari dunia luar. Melakukan perubahan tidak boleh ditunda, jangan sampai dunia sudah berubah tetapi diri sendiri tertinggal.

2. You Are In Control: seseorang yang dapat mengendalikan dirinya sendiri, pasti tidak akan terkendali oleh orang lai dan pastinya memiliki rasa percaya diri yang tinggi.

3. Forgive and Let it Go: seseorang yang kuat adalah orang yang mudah memaafkan, dengan memaafkan kita dapat menerima energi yang luar biasa yang dapat menambah semangat berjuang demi kebajikan.

4. Without Action You aren't Going Anywhere: satu tindakan kecil lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa.

5. Take care of this moment: selalu menjalani apa yang ada di depan, dan tidak memikirkan apa yang akan terjadi di masa depan karena tidak memiliki kendali akan hal tersebut.

6. Everyone is Human: setiap kesalahan seseorang terjadi karena mereka hanyalah manuasia biasa seperti orang lain, namun mereka tetap memiliki hati untuk mengakui kesalahannya.

7. Persist: kita cukup diam terhadap apa yang mereka lakukan, tetapi pada akhirnya kita membuktikan siapa yang menjadi pemenang.

8. See the Good in People and Help Them: melihat sesama manusia hanya sisi baiknya saja, karena setiap orang pada intinya adalah sama, yaitu sama-sama memiliki sisi keburukannya masing-masing.

9. Be Congruent, be Authentic, be Your True Self: sebuah kebahagiang datang dari diri sendiri, yaitu keselarasan antara pikiran, ucapan, dan tindakan sebagai tujuanmu.

10. Continue to Grow and Evolve: janganlah terus terpaku pada posisi sekarang karena itu salah. Perkembangan terus berubah itulah hukum alam.

PPT Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 
PPT Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 

PPT Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 
PPT Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 

Bagaimana cara mahasiswa menjadi agent perubahan dalam pencegahan korupsi dan pelanggaran etik berdasarkan Keteladanan Mahatma Gandhi?

PPT Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 
PPT Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 

Mahasiswa memainkan peranan penting dalam mengatasi korupsi dan tindakan tidak etis di area perguruan tinggi maupun di luaran. Dengan mengimplementasikan nilai-nilai yang diajarkan oleh Mahatma Gandhi, mereka bisa menjadi pemimpin dalam menciptakan perubahan yang berarti.

1. Keteladanan dari Nilai-Nilai Mahatma Gandhi. Mahatma Gandhi dikenal karena nilai-nilai dasar yang ia pegang teguh sepanjang hidupnya, seperti Satyagraha (Keteguhan Berpegang pada Kebenaran) dan Ahimsa (Non-kekerasan). Mahasiswa dapat menerjemahkan nilai-nilai ini ke dalam tindakan nyata dalam konteks pencegahan korupsi:

  • Satyagraha dalam Melawan Ketidakadilan, menekankan perjuangan yang dilandasi pada kebenaran dan keteguhan moral, bukan kekerasan atau tipu daya. Dalam melawan korupsi, mahasiswa dapat menjadi pengawas independen terhadap praktik-praktik tidak etis di lingkungan kampus maupun masyarakat. Mereka harus tetap berpegang pada kebenaran meskipun menghadapi tekanan atau ancaman.
  • Ahimsa sebagai Pendekatan Aksi, mahasiswa bisa mengadopsi pendekatan non-kekerasan dengan menggelar diskusi publik, seminar, atau kampanye sosial yang damai untuk melawan budaya korupsi. Ini sejalan dengan prinsip Gandhi yang percaya bahwa perubahan nyata harus terjadi tanpa melukai pihak lain secara fisik maupun emosional.

2. Membangun Lingkungan Berintegritas. Mahatma Gandhi menekankan pentingnya memulai perubahan dari diri sendiri. Mahasiswa dapat mengambil inspirasi ini untuk membangun budaya integritas mulai dari lingkup kampus:

  • Menyebarkan Nilai Anti-Korupsi, melalui forum-forum diskusi, seminar, dan organisasi mahasiswa, mereka dapat menyuarakan pentingnya nilai-nilai seperti transparansi, kejujuran, dan tanggung jawab sosial. Aksi ini serupa dengan kampanye Gandhi untuk mengedukasi rakyat India tentang perlunya perlawanan terhadap ketidakadilan kolonial.
  • Kepemimpinan Berdasarkan Keteladanan, Mahatma Gandhi selalu mempraktikkan apa yang ia khotbahkan. Mahasiswa harus menjadi contoh dalam perilaku sehari-hari, seperti menolak segala bentuk suap atau manipulasi akademik. Teladan ini akan menginspirasi teman sebaya dan komunitas mereka.

3. Membangun Pergerakan Kolektif. Perjuangan Gandhi melibatkan masyarakat luas melalui gerakan kolektif seperti Gerakan Garam dan Gerakan Swadeshi. Mahasiswa bisa mengadopsi pendekatan serupa:

  • Membangun Kesadaran Kolektif, dengan membentuk komunitas atau aliansi lintas fakultas dan organisasi, mahasiswa dapat meningkatkan kesadaran tentang dampak buruk korupsi dan pelanggaran etik. Gerakan kolektif ini bisa fokus pada pengawasan transparansi dalam alokasi anggaran kampus atau kebijakan pemerintah daerah.
  • Menggalang Dukungan Beragam Pihak, Gandhi bekerja sama dengan semua elemen masyarakat untuk mencapai tujuannya. Mahasiswa dapat menjalin kerja sama dengan LSM anti-korupsi, media, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memperluas jangkauan gerakan mereka.

4. Pemanfaatan Teknologi sebagai Alat Perubahan. Dalam era modern, mahasiswa dapat menggunakan teknologi untuk memperkuat gerakan mereka, mengacu pada cara Gandhi memanfaatkan alat-alat sederhana seperti roda pemintal untuk mempromosikan kemandirian:

  • Aplikasi Digital untuk Pelaporan Korupsi, mahasiswa bisa merancang aplikasi atau platform digital yang memungkinkan masyarakat melaporkan tindakan korupsi secara anonim. Ini meningkatkan transparansi dan mendorong akuntabilitas di berbagai sektor.
  • Kampanye Media Sosial, media sosial dapat digunakan untuk menyebarkan pesan anti-korupsi secara luas dan cepat. Mahasiswa dapat membuat kampanye kreatif, seperti tagar populer, video edukasi, atau infografis yang menarik perhatian khalayak muda.

5. Keberanian Moral untuk Menghadapi Tantangan. Seperti Mahatma Gandhi yang berani melawan penindasan meski menghadapi risiko tinggi, mahasiswa juga harus memiliki keberanian untuk menghadapi tantangan dalam gerakan anti-korupsi:

  • Menghadapi Godaan Internal, korupsi sering kali menjadi bagian dari sistem yang mengakar. Mahasiswa harus memiliki integritas yang kuat untuk menolak praktik-praktik seperti suap akademik atau nepotisme.
  • Mengatasi Tekanan Eksternal, gerakan anti-korupsi sering kali menghadapi resistensi dari pihak-pihak yang merasa terancam. Mahasiswa harus bersatu dan memiliki strategi yang matang untuk tetap melanjutkan perjuangan mereka.

Dengan mengambil inspirasi dari ajaran Mahatma Gandhi, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang tidak hanya memengaruhi lingkungan kampus tetapi juga masyarakat luas. Langkah-langkah ini, jika dilakukan dengan dedikasi dan keberanian, akan berkontribusi signifikan pada upaya menciptakan masyarakat yang bebas korupsi dan bermartabat.

Kesimpulan 

Mahasiswa mempunyai peran penting dalam mencegah tindakan korupsi dan pelanggaran etika dengan meneladani prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Mahatma Gandhi, yang mengutamakan integritas, kejujuran, dan cara penyelesaian tanpa kekerasan. Dalam hal ini, mahasiswa harus memulai perubahan dari dalam diri mereka, dengan membangun kepribadian yang luhur, menolak segala bentuk ketidakjujuran, serta menjadi contoh yang baik bagi orang lain. Gandhi mengajarkan bahwa perubahan yang sejati dimulai dari langkah-langkah kecil yang dilakukan secara konsisten, sehingga mahasiswa bisa menerapkan hal ini dalam perilaku sehari-hari yang sesuai dengan norma-norma moral.

Di samping itu, mahasiswa dapat memimpin inisiatif pencegahan korupsi dengan cara yang damai, seperti mengadakan forum diskusi, kampanye publik, dan seminar yang bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat tentang efek negatif dari korupsi. Mahasiswa juga bisa menggunakan teknologi, seperti media sosial dan platform online, untuk menyebarluaskan informasi dan mendorong partisipasi masyarakat dalam memerangi korupsi.

Pengaruh dari Gandhi juga menginspirasi mahasiswa untuk memiliki keberanian menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang dari sistem yang korup maupun dari tekanan sosial. Dengan keberanian moral, mahasiswa bisa berperan sebagai pengawas yang mandiri terhadap kebijakan publik dan kebijakan kampus yang kurang transparan. Dalam konteks ini, Gandhi mengajarkan pentingnya menentang ketidakadilan tanpa merasa takut dan tetap berpegang pada prinsip kebenaran.

Melalui pendekatan yang bersifat inklusif dan kolaboratif, mahasiswa dapat membangun gerakan bersama untuk menanamkan budaya anti-korupsi, memperkuat nilai-nilai etis, serta menciptakan masyarakat yang lebih adil dan bermartabat. Ajaran Gandhi memberikan dasar moral dan strategi yang berarti bagi mahasiswa dalam usaha menciptakan perubahan positif yang bertahan lama.

Daftar Pustaka

Joyo, P. (2019). Mengenal Mahatma Gandhi Dan Ajarannya. Dharma Duta, 17 (1). https://doi.org/10.33363/dd.v17i1.335

Siti Nurhasanah. (2024). PERAN MAHASISWA SEBAGAI PILAR INTEGRITAS DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DI LINGKUNGAN KAMPUS DAN MASYARAKAT. Penyebab: Jurnal Hukum Dan Kewarganegaraan, 6 (5), 51--60. https://doi.org/10.3783/causa.v6i5.6256

I Made Arsa Wiguna. (2017). UNIVERSALITAS MAHATMA GANDHI. Guna Widya: Jurnal Pendidikan Hindu, 91-103. https://scholar.google.co.id/citations?view_op=view_citation&hl=id&user=FrjFGFYAAAAJ&citation_for_view=FrjFGFYAAAAJ:O3NaXMp0MMsC

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun