Mohon tunggu...
Nazwa Aulia Rahadian
Nazwa Aulia Rahadian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

43223010030 || S1 Akuntansi || Fakultas Ekonomi dan Bisnis || Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kemampuan Memimpin Diri Dan Upaya Pencegahan Korupsi, Dan Etik: Keteladanan Mahatma Gandhi

19 Desember 2024   00:17 Diperbarui: 19 Desember 2024   00:17 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PPT Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 

PPT Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 
PPT Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 

Mahasiswa memainkan peranan penting dalam mengatasi korupsi dan tindakan tidak etis di area perguruan tinggi maupun di luaran. Dengan mengimplementasikan nilai-nilai yang diajarkan oleh Mahatma Gandhi, mereka bisa menjadi pemimpin dalam menciptakan perubahan yang berarti.

1. Keteladanan dari Nilai-Nilai Mahatma Gandhi. Mahatma Gandhi dikenal karena nilai-nilai dasar yang ia pegang teguh sepanjang hidupnya, seperti Satyagraha (Keteguhan Berpegang pada Kebenaran) dan Ahimsa (Non-kekerasan). Mahasiswa dapat menerjemahkan nilai-nilai ini ke dalam tindakan nyata dalam konteks pencegahan korupsi:

  • Satyagraha dalam Melawan Ketidakadilan, menekankan perjuangan yang dilandasi pada kebenaran dan keteguhan moral, bukan kekerasan atau tipu daya. Dalam melawan korupsi, mahasiswa dapat menjadi pengawas independen terhadap praktik-praktik tidak etis di lingkungan kampus maupun masyarakat. Mereka harus tetap berpegang pada kebenaran meskipun menghadapi tekanan atau ancaman.
  • Ahimsa sebagai Pendekatan Aksi, mahasiswa bisa mengadopsi pendekatan non-kekerasan dengan menggelar diskusi publik, seminar, atau kampanye sosial yang damai untuk melawan budaya korupsi. Ini sejalan dengan prinsip Gandhi yang percaya bahwa perubahan nyata harus terjadi tanpa melukai pihak lain secara fisik maupun emosional.

2. Membangun Lingkungan Berintegritas. Mahatma Gandhi menekankan pentingnya memulai perubahan dari diri sendiri. Mahasiswa dapat mengambil inspirasi ini untuk membangun budaya integritas mulai dari lingkup kampus:

  • Menyebarkan Nilai Anti-Korupsi, melalui forum-forum diskusi, seminar, dan organisasi mahasiswa, mereka dapat menyuarakan pentingnya nilai-nilai seperti transparansi, kejujuran, dan tanggung jawab sosial. Aksi ini serupa dengan kampanye Gandhi untuk mengedukasi rakyat India tentang perlunya perlawanan terhadap ketidakadilan kolonial.
  • Kepemimpinan Berdasarkan Keteladanan, Mahatma Gandhi selalu mempraktikkan apa yang ia khotbahkan. Mahasiswa harus menjadi contoh dalam perilaku sehari-hari, seperti menolak segala bentuk suap atau manipulasi akademik. Teladan ini akan menginspirasi teman sebaya dan komunitas mereka.

3. Membangun Pergerakan Kolektif. Perjuangan Gandhi melibatkan masyarakat luas melalui gerakan kolektif seperti Gerakan Garam dan Gerakan Swadeshi. Mahasiswa bisa mengadopsi pendekatan serupa:

  • Membangun Kesadaran Kolektif, dengan membentuk komunitas atau aliansi lintas fakultas dan organisasi, mahasiswa dapat meningkatkan kesadaran tentang dampak buruk korupsi dan pelanggaran etik. Gerakan kolektif ini bisa fokus pada pengawasan transparansi dalam alokasi anggaran kampus atau kebijakan pemerintah daerah.
  • Menggalang Dukungan Beragam Pihak, Gandhi bekerja sama dengan semua elemen masyarakat untuk mencapai tujuannya. Mahasiswa dapat menjalin kerja sama dengan LSM anti-korupsi, media, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memperluas jangkauan gerakan mereka.

4. Pemanfaatan Teknologi sebagai Alat Perubahan. Dalam era modern, mahasiswa dapat menggunakan teknologi untuk memperkuat gerakan mereka, mengacu pada cara Gandhi memanfaatkan alat-alat sederhana seperti roda pemintal untuk mempromosikan kemandirian:

  • Aplikasi Digital untuk Pelaporan Korupsi, mahasiswa bisa merancang aplikasi atau platform digital yang memungkinkan masyarakat melaporkan tindakan korupsi secara anonim. Ini meningkatkan transparansi dan mendorong akuntabilitas di berbagai sektor.
  • Kampanye Media Sosial, media sosial dapat digunakan untuk menyebarkan pesan anti-korupsi secara luas dan cepat. Mahasiswa dapat membuat kampanye kreatif, seperti tagar populer, video edukasi, atau infografis yang menarik perhatian khalayak muda.

5. Keberanian Moral untuk Menghadapi Tantangan. Seperti Mahatma Gandhi yang berani melawan penindasan meski menghadapi risiko tinggi, mahasiswa juga harus memiliki keberanian untuk menghadapi tantangan dalam gerakan anti-korupsi:

  • Menghadapi Godaan Internal, korupsi sering kali menjadi bagian dari sistem yang mengakar. Mahasiswa harus memiliki integritas yang kuat untuk menolak praktik-praktik seperti suap akademik atau nepotisme.
  • Mengatasi Tekanan Eksternal, gerakan anti-korupsi sering kali menghadapi resistensi dari pihak-pihak yang merasa terancam. Mahasiswa harus bersatu dan memiliki strategi yang matang untuk tetap melanjutkan perjuangan mereka.

Dengan mengambil inspirasi dari ajaran Mahatma Gandhi, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang tidak hanya memengaruhi lingkungan kampus tetapi juga masyarakat luas. Langkah-langkah ini, jika dilakukan dengan dedikasi dan keberanian, akan berkontribusi signifikan pada upaya menciptakan masyarakat yang bebas korupsi dan bermartabat.

Kesimpulan 

Mahasiswa mempunyai peran penting dalam mencegah tindakan korupsi dan pelanggaran etika dengan meneladani prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Mahatma Gandhi, yang mengutamakan integritas, kejujuran, dan cara penyelesaian tanpa kekerasan. Dalam hal ini, mahasiswa harus memulai perubahan dari dalam diri mereka, dengan membangun kepribadian yang luhur, menolak segala bentuk ketidakjujuran, serta menjadi contoh yang baik bagi orang lain. Gandhi mengajarkan bahwa perubahan yang sejati dimulai dari langkah-langkah kecil yang dilakukan secara konsisten, sehingga mahasiswa bisa menerapkan hal ini dalam perilaku sehari-hari yang sesuai dengan norma-norma moral.

Di samping itu, mahasiswa dapat memimpin inisiatif pencegahan korupsi dengan cara yang damai, seperti mengadakan forum diskusi, kampanye publik, dan seminar yang bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat tentang efek negatif dari korupsi. Mahasiswa juga bisa menggunakan teknologi, seperti media sosial dan platform online, untuk menyebarluaskan informasi dan mendorong partisipasi masyarakat dalam memerangi korupsi.

Pengaruh dari Gandhi juga menginspirasi mahasiswa untuk memiliki keberanian menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang dari sistem yang korup maupun dari tekanan sosial. Dengan keberanian moral, mahasiswa bisa berperan sebagai pengawas yang mandiri terhadap kebijakan publik dan kebijakan kampus yang kurang transparan. Dalam konteks ini, Gandhi mengajarkan pentingnya menentang ketidakadilan tanpa merasa takut dan tetap berpegang pada prinsip kebenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun