Mohon tunggu...
Nazwa Aulia Rahmah
Nazwa Aulia Rahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Kematangan dan Teori Belajar Behavioristik dan Humanistik

7 November 2024   16:00 Diperbarui: 7 November 2024   16:12 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KEMATANGAN 

Kematangan adalah konsep yang kompleks yang merujuk pada perkembangan individu dari segi fisik, emosional, sosial, dan intelektual hingga mencapai tahap dimana seseorang dianggap telah mencapai kedewasaan atau kebijaksanaan tertentu. 

Kematangan adalah konsep yang kompleks yang merujuk pada perkembangan individu dari segi fisik, emosional, sosial, dan intelektual hingga mencapai tahap di mana seseorang dianggap telah mencapai kedewasaan atau kebijaksanaan tertentu. Dari segi emosional, kematangan melibatkan kemampuan individu untuk mengelola perasaan dan emosi mereka dengan cara yang sehat dan konstruktif. 

Ini mencakup pengembangan pengendalian diri, empati, dan kemampuan untuk menghadapi situasi stres atau konflik tanpa kehilangan kendali. Dalam kehidupan sosial, kematangan dapat diukur dari sejauh mana seseorang mampu menjalin dan mempertahankan hubungan yang sehat dan saling mendukung dengan orang lain. 

Ini mencakup kemampuan untuk berkomunikasi dengan efektif, memahami perspektif orang lain, dan menunjukkan rasa hormat serta tanggung jawab dalam interaksi sosial. 

Aspek-aspek kematangan mencakup berbagai dimensi yang mencerminkan perkembangan individu dalam berbagai bidang kehidupan: 

1. Kematangan Fisik

Kematangan fisik merujuk pada perkembangan tubuh dan fungsi biologis seseorang hingga mencapai kondisi dewasa.

2. Kematangan Emosional

Kematangan emosional mencakup kemampuan individu untuk memahami,mengelola, dan mengekspresikan emosi secara sehat dan seimbang. Individu yang matang secara emosional mampu mengendalikan reaksi emosional mereka dalam situasi yang menantang, menunjukkan empati kepada orang lain, dan menghadapi stres atau konflik tanpa kehilangan kendali.

3. Kematangan Sosial

Kematangan sosial adalah kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain secara efektif dan membentuk hubungan yang sehat dan saling mendukung. Ini mencakup keterampilan komunikasi, kesadaran akan norma dan nilai-nilai sosial, serta kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan harapan dan peran dalam lingkungan sosial.

4. Kematangan Intelektual

Kematangan intelektual merujuk pada perkembangan kemampuan berpikir dan pengambilan keputusan yang didasarkan pada logika, pengetahuan, dan pemahaman yang mendalam.

5. Kematangan Moral

Kematangan moral mencakup pengembangan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang membimbing perilaku seseorang dalam konteks etika dan moral.

- Prinsip Kematangan

Kematangan kognitif, sosial serta emosional dan moral akan mempengaruhi prestasi siswa dalam sekolah.

1. Kematangan Kognitif

2. Kematangan Emosional

3. Kematangan Sosial 

4. Kematangan Moral

5. Kemampuan Tanggung Jawab

TEORI BEHAVIORISTIK

Teori Behavioristik merupakan Teori yang mempelajari mengenai perilaku manusia. Fokus dalam Teori Behavioristik ini lebih menekankan terhadap perubahan tingkah laku manusia. Perspektif behavioristik berfokus pada peran belajar dalam menjelaskan tingkah laku manusia dan terjadi melalui rangsangan stimulus yang menimbulkan suatu perilaku reaksi. Dalam teori behavioristik, tingkah laku sepenuhnya diatur dalam aturan, bisa diramalkan, serta bisa ditentukan. 

Teori Belajar Behavioristik menekankan pembelajaran seseorang berkaitan dengan peristiwa lingkungan. Teori belajar behavioristik menjelaskan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan tersebut terjadi melalui rangsangan atau stimulus yang menghasilkan hubungan perilaku reaktif atau respon. 

Stimuls tersebut berupa lingkungan belajar anak baik internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar, sedangkan respon merupakan akibat berupa reaksi fisik terhadap rangsangan/stimulus tersebut. 

-Prinsip Teori Belajar Behavioristik yaitu:

1. Perubahan Perilaku pada Individu menandakan sebuah pembelajaran, Prinsip utama dalam teori Belajar behavioristik yaitu perubahan perilaku yang  terjadi pada individu menandakan terjadinya pembelajaran.

2. Fokus pada stimulus dan Respon

Teori Belajar Behavioristik menekankan stimulus dan Respon dalam pembelajaran.

3. Penguatan (Reinforcement)

Dalam Teori Behavioristik penguatan merupakan kunci dari teori ini. Penguatan dapat berupa imbalan positif atau negatif yang diberikan setelah perilaku tertentu terjadi. Imbalan positif dapat menimbulkan kemungkinan seseorang melakukan perilaku tersebut terulang di waktu yang akan datang, sementara itu imbalan negatif dapat menimbulkan kemungkinan seseorang mengurangi perilaku tersebut di waktu yang akan datang.

Menurut teori belajar behavioristik, hasil akhir yang dapat diperoleh dari proses pembelajaran adalah perubahan perilaku siswa. Thorndike dalam Moreno (2010), berpendapat bahwa siswa yang siap menerima perubahan perilaku akan membawa kepuasan tersendiri. 

Selain itu, stimulus dan respons ini perlu diulangi untuk mendapatkan perubahan perilaku yang diharapkan. Implikasi teori belajar merupakan bagian penting dari teknologi pendidikan, dan memiliki potensi yang besar dalam pemanfaatan sarana dan prasarana untuk mengoptimalkan dan meningkatkan pendidikan. 

Implikasi teori belajar merupakan bagian penting dari teknologi pendidikan, dan memiliki potensi yang besar dalam pemanfaatan sarana dan prasarana untuk mengoptimalkan dan meningkatkan pendidikan.

- Implikasi teori behavioristik dalam pembelajaran yaitu:

1. Pembelajaran adalah upaya alih pengetahuan dari guru kepada siswa.

2. Tujuan pembelajaran lebih ditekankan pada bagaimana menambah pengetahuan.

3. Strategi pembelajaran lebih ditekankan pada perolehan keterampilan yang terisolasi dengan akumulasi fakta yang berbasis pada logika liner.

4. Pembelajaran mengikuti aturan kurikulum secara ketat dan belah lebih ditekankan pada keterampilan mengungkapkan kembali apa yang dipelajari.

TEORI HUMANISTIK

Psikologi humanistik adalah pendekatan dalam psikologi yang menekankan pada pengalaman subjektif individu dan potensinya untuk berkembang. 

Berbeda dengan pendekatan psikologi lainnya, seperti psikoanalisis yang berfokus pada alam bawah sadar atau behaviorisme yang menekankan pada perilaku yang dapat diamati, psikologi humanistik lebih menekankan pada pengalaman manusia secara keseluruhan. 

Salah satu tokoh utama dalam psikologi humanistik adalah Abraham Maslow, yang mengembangkan teori hirarki kebutuhan, dan Carl Rogers, yang mengembangkan terapi berpusat pada klien. Kedua tokoh ini menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan psikologis dasar untuk mencapai aktualisasi diri, yaitu puncak dari potensi manusia.

Di bidang pendidikan, prinsip-prinsip humanistik telah diaplikasikan dalam pendekatan pembelajaran yang berfokus pada siswa. Pendekatan ini mendorong pembelajaran yang lebih terpersonalisasi, di mana siswa didorong untuk mengembangkan potensi mereka secara penuh. 

Beberapa studi menunjukkan bahwa lingkungan belajar yang mencerminkan nilai-nilai humanistik, seperti kepercayaan pada kapasitas siswa, pemahaman mendalam tentang kebutuhan siswa, dan dukungan terhadap perkembangan emosi positif, dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa. 

- Implikasi Teori Belajar Humanistik dalam Proses Pembelajaran dan

Pengajaran Teori belajar humanistik menekankan pentingnya memperlakukan siswa sebagai individu yang unik dengan potensi yang harus dikembangkan, bukan hanya sebagai penerima pasif informasi. Dalam konteks pendidikan, teori ini mendorong pendekatan yang berpusat pada siswa, di mana kebutuhan, minat, dan pengalaman siswa menjadi pusat dari proses pembelajaran. Dalam praktiknya, implikasi dari teori belajar humanistik terlihat dalam berbagai strategi pembelajaran. 

Guru yang menggunakan pendekatan ini cenderung mendorong metode pembelajaran aktif yang melibatkan partisipasi siswa secara penuh,seperti diskusi kelompok, proyek-proyek kolaboratif, dan pembelajaran berbasis masalah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun