Mohon tunggu...
Nazwaa Syerindaa
Nazwaa Syerindaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Suka membaca, Melukis Dan Bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Rasul SAW Menyontohkan Akhlak Tasawuf ?

7 November 2024   15:37 Diperbarui: 9 November 2024   23:15 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan Rasulullah SAW. Pada permulaan kenabiannya, hidup menyendiri di Gua Hira dan mengisolasi diri, sehingga cahaya kenabian dalam diri akan menjadi kuat. Karena itu semua makhluk tidak akan sanggup menghalangi beliau dari Allah. Sebab sekalipun tubuh beliau beserta makhluk, namun kalbu bekiau selalu menghadap Allah".[3]

Dengan demikian, di Gua Hira Tersebut dimulainya pengesahan dan penempatan kalbu dan jiwa rasulullah SAW. Hingga bercahaya yang berkilauan dan cemerlang sekaligus dapat menembus alam jagat raya serta membuka hijab alam kegelapan, sehingga beliau memperoleh ilmu dan wawasan yang sangat berguna untuk masa depan umat manusia.

2. Fase setelah diangkat menjadi Rasul

mengenai fase setelah Nabi Muhammad SAW telah diangkat menjadi Rasul, sikap tasawufnya ditandai dengan adanya 'zuhud' yang mulai tumbuh pada diri Nabi dan pengendalian diri dalam makan dan minum, pengisian ruhaniah dengan amal shaleh dengan ibadah dan kehidupan yang sederhana.

Mengenai intensitas ibadah Rasulullah SAW., antara lain diriwayatkan bahwa Aisya r.a. berkata kepada beliau sewaktu dilihatnya beliau begitu lama mengerjakan shalat malam sehingga kedua telapak kaki beliau bengkak-bengkak/ melepuh.

 Aisyah berkata "Wahai Rasulullah SAW. Mengapa ini kau lakukan, bukankah Allah SWT telah mengampuni segala dosamu, baik yang lalu ataupun yang akan datang?" Rasulullah SAW. Menjawab "Tidakkah patut aku bersenang menjadi seorang hamba yang bersyukur" (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam hal akhlak, baliau adalah seorang yang berakhlak sempurna sebagaimana difirmankan oleh Allah: "Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang luhur (Agung)".[2] Suatu ketika Aisyah r.a. ditanya tentang akhlak Rasulullah, Aisyah menjawab: "akhlak Rasukullah adalah Al-Quran" (HR Imam Ahmad).

Sebagian doa-doa nabi juga mengandung tasawuf ajaran-ajaran tasawuf, misalnya beliau berdoa Allahumma, ya Allah kepaka engkau aku menyerahkan diriku, kepada Engkau aku beriman, kepada Engkau aku bertawakkal, kepada Engkau aku akan menuju, dan dengan Engkaulah aku melawan segenap penghalangku" (HR Bukhari dan Muslim). 

Beliau juga sering berdoa: "Ya Allah tolonglah aku dngan ilmu pengetahuan, hiasilah aku dengan kesabaran, muliakanlah aku dengan takwa dan indahkanlah aku dengan kesehatan" (Rabi'i).

Dengan berlandaskan keagamaan, dengan kesigapan dan moralnya, seperti keberanian, ketangguhan, dan kebersihan dirinya; Nabi Muhammad SAW, memperoleh penghormatan dan kepercayaan orang banyak, di samping itu ia juga memiliki tingkah laku yang luhur nan agung sehingga beliau dihormati dan dicintai banyak orang.

Dari paparan di atas, dapat kita simpulkan bahwa apa yang telah diajarkan oleh kaum sufi, seperti maqamat dan ahwal, sebenarnya telah di praktikkan dan di perintahkan/dianjurkan oleh nabi muhamad SAW., dua abad sebelum tasawuf atau sufi itu muncul. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun