Pembangunan Masjid
Konversi ke Katedral
Modifikasi dan Integrasi Modern
Arsitektur dann Desain Masjid Cordoba
Kehadiran arsitektur berawal dari manfaat dan kebutuhan-kebutuhan sebuah bangunan untuk melayani fungsi-fungsi tertentu, yang diekspresikan oleh seorang arsitek melalui gambar kerja. Berarsitektur artinya berbahasa dengan ruang dan gatra, dengan garis dan bidang, dengan bahan material dan suasana tempat. Arsitektur mampu merangkum seni dalam satu bagian yang utuh untuk menghadirkan sebuah keindahan. Arsitektur sebagai salah satu bidang keilmuan, hendaknya juga selalu berpijak pada nilai-nilai Islam yang bersumber pada al Quran. Contohnya adalah arsitektur masjid agung cordoba.
Bangunan itu dibangun dengan tiang-tiang Romawi kuno yang didaur ulang yang darinya muncul kombinasi mencolok dari lengkungan simetris dua tingkat, yang terbentuk dari batu dan bata merah. Elemen dasar masjid adalah lengkungan ganda yang berulang secara teratur. Sebagian besar material termasuk batu, bata, marmer, dan granit, bersumber dari daerah setempat atau didaur ulang dari bangunan yang sudah ada, mencerminkan pendekatan konstruksi yang berkelanjutan. Bangunan itu juga terdiri dari aula doa hipostil yang besar (hipostyle berarti, dipenuhi tiang-tiang), halaman dengan air mancur di tengahnya, kebun jeruk, jalan setapak beratap yang mengelilingi halaman, dan menara (menara yang digunakan untuk memanggil umat beriman untuk berdoa) yang sekarang terbungkus dalam menara lonceng berbentuk persegi dan meruncing. Aula doa yang luas itu tampak diperbesar oleh geometri berulangnya.
Restorasi dan Pemeliharaan Masjid Cordoba
Masjid Cordoba, sebuah mahakarya arsitektur Islam yang megah, merupakan bukti nyata dari perpaduan budaya dan toleransi yang pernah ada di Semenanjung Iberia. Bangunan ini, yang awalnya dibangun pada abad ke-8 oleh Abd al-Rahman I, telah mengalami berbagai perubahan dan restorasi selama berabad-abad, mencerminkan sejarah yang kompleks dan penuh gejolak. Upaya restorasi dan pemeliharaan yang dilakukan secara berkelanjutan menjadi penting untuk menjaga kelestarian Masjid Cordoba sebagai warisan sejarah dan budaya dunia.
Pada masa kekhalifahan Cordoba (abad ke-8 hingga ke-11), abad tersebut mengalami masa keemasan. Masjid Cordoba mengalami perawatan dan renovasi secara rutin. Akan tetapi, setelah Reconquista, masjid diubah menjadi katedral Katolik. Selama abad ke-19 dan ke-20, upaya restorasi dan pemeliharaan dilakukan secara bertahap, dengan fokus pada penguatan struktur bangunan dan pemulihan elemen-elemen arsitektur asli. , restorasi dan pemeliharaan Masjid Cordoba dilakukan secara lebih intensif, dengan melibatkan ahli arsitektur, sejarah, dan konservasi dari berbagai negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H