Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali menemukan siswa yang merasa bahwa mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) atau Pendidikan Pancasila kurang relevan dengan kebutuhan mereka pada saat ini. Contohnya, ada seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Grobogan yang mengeluhkan tentang cara pembelajaran PPKn yang hanya menggunakan metode ceramah saja. Jadi Guru PPKn di sekolahnya hanya memaparkan materi tentang Pancasila, UUD NRI 1945, Bhinneka Tunggal, dan NKRI saja, tanpa memberikan kesempatan kepada peserta didiknya untuk aktif di dalam kelas. Jadi para siswanya merasa pembelajarannya kurang menarik, relevan, dan bermakna untuk mereka.
Permasalahan tersebut menjadi sebuah tantang besar bagi seorang guru PPKn. Bagaimana cara agar pembelajaran PPKn lebih menarik, relevan, dan bermakna bagi para siswanya?
Artikel ini disusun untuk mengupas tentang metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran PPKn, serta kelebihan dan kekurangannya. Â
Berikut ini metode-metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada mata pelajaran PPKn:
A.Problem Based Learning merupakan metode Pembelajaran ini menggunakan masalah pada kehidupan sehari-hari, untuk diselesaikan oleh para siswanya dalam rangka mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, untuk membangun dan memperoleh pengetahuan.
Langkah-langkah Metode Pembelajaran Problem Based Learning:
1.Orientasi terhadap permasalahan: Guru memberikan contoh masalah pada kehidupan sehari-hari kepada siswanya.
2.Organisasi belajar: Guru sebagai fasilitator membantu siswanya  untuk memahami masalah, dengan mengidentifikasi apa yang perlu mereka cari.
3.Penyelidikan Individu ataupun kelompok: Guru memberikan waktu kepada siswanya untuk mencari materi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
4.Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah: Guru memberikan arahan kepada para siswanya untuk menentukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut, dalam bentuk laporan hasil penyelesaian masalah. Bisa  secara tertulis ataupun dipresentasikan di depan kelas.
5.Analisis dan Evaluasi: Guru setelah membaca ataupun mendengarkan laporan hasil penyelesaian masalah tersebut, dapat membimbing siswanya untuk melakukan refleksi dan evaluasi.