Mohon tunggu...
Nazwa Lintang Seina
Nazwa Lintang Seina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Let it flow

Mahasiswa biasa

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mengenal Sisindiran dalam Bahasa Sunda

6 April 2022   08:03 Diperbarui: 6 April 2022   08:09 6614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Sisindiran berasal dari bahasa Sunda yaitu sindir yang artinya omongan yang diibaratkan, tidak secara langsung. Dalam sastra Sunda, sisindiran adalah karya sastra berupa ungkapan/pantun yang disampaikan melalui bahasa yang diibaratkan melalui kiasan sehingga maksud yang ingin disampaikan diutarakan secara tidak langsung. Sisindiran tak hanya diucapkan, namun juga sering dilagukan untuk pentas.

Dilihat dari cara penyampaiannya, sisindiran terbagi menjadi 3 golongan, yaitu :

1. Rarakitan

Rarakitan adalah sisindiran yang dibangun oleh cangkang dan isi. Cangkang dan isi tersebut harus satu suara serta sama purwakanti dalam setiap akhir kalimat.  Umumnya jumlah baris rarakitan dibangun oleh 4 garis dimana setiap garis berisi 8 suku kata. Baris pertama dan kedua merupakan cangkang, baris ketiga dan keempat adalah isi. Ciri khas dari rarakitan adalah kata di baris pertama akan memiliki kesamaan suara dengan kata di baris ketiga, lalu kata di baris kedua memiliki kesamaan dengan kata di baris ketiga. Contoh:

 

Mun teu tulus ka paseukna,

Ka pancirna oge hade.

Mun teu tulus ka lanceukna,

Ka adina oge hade.

 

Dilihat dari isinya, rarakitan terbagi 3, yaitu :

a. Rarakitan silih asih

Rarakitan silih asih yaitu rarakitan yang isinya tentang kasih sayang, cinta, atau birahi. Contohnya:

Hayang teuing buah hiris,

teu bisa ngasakannana.

Hayang teuing kanu geulis,

teu bisa ngakalannana.

b. Rarakitan piwuruk

Rarakitan piwuruk berisi nasihat atau pepatah, contoh:

Sing getol nginum jajamu,

Nu guna nguatkeun urat.

Sing getol neangan,

Nu guna dunya akhirat.

c. Rarakitan Sesebred

Rarakitan sesebred berisi tentang banyolan (guyonan), lelucon, atau cawad (kritik). Contohnya:

Rarasaan ngala mayang,

teu nyaho cangkeuteuk leuweung.

Rarasaan koneng umyang,

teu nyaho cakeutreuk hideung.

2. Paparikan

Kata paparikan berasal dari kata parek yang artinya dekat. Dilihat dari bangunnya, paparikan hampir sama dengan rarakitan, yang membedakan yaitu paparikan tidak perlu terdapat kata yang sama di baris pertama dan ketiga serta baris kedua dan keempat asal suaranya berdekatan. Contoh:

Boboko ragrag di imah,

ninggang kana pileuiteun.

Mun bogoh mah montong ka semah,

ari anggang sok leungiteun.

 

3. Wawangsalan

Wawangsalan adalah karangan yang dibangun oleh sindir dan isi. Sindir berisi cangkang dan wangsal. Umumnya isi wawangsalan adalah silihasih, cinta, atau birahi. Yang dibuat wangsal tidak diberi tahu, harus dicari dulu dari bagian isi. Wangsal biasanya memiliki kedekatan suara dengan salah satu kata yang ada pada bagian isi. Wawangsalan dibangun oleh dua baris, dimana setiap baris  memiliki jumlah 8 suku kata.

Contoh:

Teu beunang di situ lembur,

Teu beunang diulah-ulah. (Kulah)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun