Mohon tunggu...
Nazreeya
Nazreeya Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam 45 Bekasi

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Memahami Pendidikan Profesi dan Minat Diri sebagai Seorang Guru

30 Mei 2024   23:46 Diperbarui: 30 Mei 2024   23:49 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dan pemilik @hayatinnur_tv 

Tidaklah asing dengan kata Pendidik atau banyak diantara masyarakat menyebut 'Pak Guru dan Bu Guru'. Pendidikan formal, nonformal maupun informal yang berjalan hingga kini tidak akan berproses serta berkembang jika tidak ada niat ikhlas, sabar dari jiwa seorang guru yang dapat menghasilkan jumlah pasokan SDM unggul dan berkualitas khususnya berminat dalam konteks pendidikan. Objek utama pendidikan adalah Guru yang menjabat sebagai pendidik, pembina, pendamping, pengamat, pengevaluasi setiap proses belajar mengajar yang ternilai dalam satuan jurnal penilaian atau ramah disebut Raport. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), ada sebanyak 3,37 juta guru di Indonesia pada tahun ajaran 2022/2023. Jumlah tersebut naik 2,70% dibandingkan pada tahun ajaran sebelumnya yang sebanyak 3,28 juta orang.  Hal ini menjadi sebuah catatan bagi pendidik yang telah mengikuti kegiatan belajar mengajar dan instansi pendidikan tentang Pentingnya Pendidikan profesi dan Minat Diri Seorang Guru.

Sebelum mengetahui Pendidikan Profesi, penulis akan mengulas beberapa pembahasan terkait minat diri yang akan menjadi calon pengajar. Jika diperhatikan dengan banyaknya jumlah guru dalam negeri tidak menghalangi resiko rusaknya budaya mengajar dan kesehatan mental seorang guru dengan bukti tersebar luasnya tentang beberapa kasus yang ironis. Contohnya adalah maraknya kasus peserta didik melawan guru, deskriminasi guru. tetapi tidak hanya itu, sisi peserta didik juga mengalami maraknya kasus tindakan kekerasan seorang guru terhadap murid dan beberapa kasus pelecahan seksual yang berawa dari krisis moralnya pendidik dan peserta didik. Sebagai SDM yang berkualitas akan segera meninjau akar permasalahan dari beberapa kasus diatas bukan berarti diam dan membungkam seolah tidak mengetahui bentuk keadilan sosial. 

Profesi tertinggi dalam kategori mulia, terpuji, terhormat adalah seorang guru yang selalu berupaya dalam menjelankan amanah serta tugas yang diberikan untuk mendidik ciptaan Tuhan. Pembahasan tersebut terkait dalam Qs. Mujadalah ayat 11 sebagai berikut :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
 

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis," lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, "Berdirilah," (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan" [Q.s Al-Mujadalah : 11].

Sedangkan ada hadist yang menyatakan :

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ

Artinya: "Barang siapa menginginkan kebaikan di dunia ini, hendaklah ia mencapainya dengan ilmu. Barang siapa menginginkan kebaikan di akhirat, maka ia harus mencapainya dengan ilmu. Dan barang siapa menginginkan keduanya, hendaklah mencari ilmu" (HR Thabrani).

Dari penjelasan dalil aqli tersebut menjadi seorang guru adalah hasil dari sebuah pembelajaran atau hasil didikan sebagai pelajar. namun meningkatkan dasar kompetensi dan jiwa pendidik harus tetap terupdate dan seringkali membutuhkan refleksi panjang sebagai tolak ukur keberhasilan dalam mendidik. Dalam Qs. Al-Mujaddalah ayat 11  dan Sunnah bahwa Allah Swt memberikan kesempatan dalam kehidupan manusia untuk mencari ilmu  dan mengembangkan ilmu yang telah dibentangkan dalam Al-Qur'an maupun Sunnah. Sedangkan tujuan hidup adalah ibadah dan bersyukur, sunnah tersebut menyampaikan bahwa dengan memenuhi tujuan hidup perlunya keseimbangan dengan ilmu pengetahuan sebagai bentuk prosedur dan proses kehidupan. Hal ini terkait dengan persiapan sebagai calon guru pendidik yang akan menghasilkan generasi unggul dan pengantar spesialis keilmuan. 

Adapun Pendidikan Profesi adalah pendidikan kejuruan atau pakar ilmu dari ruang lingkup tertentu, merujuk pada pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja yang siap mengikuti dinamika dan ritme kerja dalam instansi. Pendidikan ini fokus pada pengembangan individu keterampilan praktis, pengetahuan teoritis dan sikap profesional yang diperlukan dalam melaksanakan profesi pendidik. Dalam hadist riwayat HR Bukhori dijelaskan :

كُوْنـُـوْا رَبَّانِيِّـْينَ حُلَمَاءَ فُقَهَاءَ عُلَمَاءَ وَيُقَالُ اَلرَّبَّانِيُّ الَّذِى يُــرَبِــّى النَّاسَ بِصِغَارِ اْلعِلْمِ قَبْلَ كِبَارِهِ

Artinya: "Jadilah pendidik yang penyantun, ahli fiqh, dan ulama. Disebut pendidik apabila seseorang mendidik manusia dengan memberikan ilmu sedikit-sedikit yang lama-lama menjadi banyak" (HR Bukhari).

Dengan mengetahui pendidikan profesi yang sejalan dengan minat diri maka akan lebih mudah bagi menemukan pengalaman dan tujuan baru. Mengetahui minat sebelum menentukan profesi dambaan perlu pengamatan dan penelitian tentang beberapa hal yang menjadi landasan utama pekerja. Jika profesi tersebut sebagai guru, berikut poin-poin utama yang perlu diperhatikan sebelum melangkah jauh dalam dunia pendidikan :

1. Perhatikan Minat Diri melalui Program Studi/ Jurusan yang dipilih saat Kuliah

Hal ini diperlukan karena menjadi landasan khusus bagi calon guru yang mengampu pada mata pelajaran yang sesuai dengan minat. contohnya ketika guru mempelajari ilmu pendidikan islam maka ia akan terjun dalam ranah pendidikan islam. jika tidak sesuai bahkan diluar konteks kepakaran ilmu yang dimiliki akan memberikan efek samping yang buruk bagi dirinya, anak didik maupun instansi. 

2. Mengetahui Pasaran dari Jumlah Honorarium sebelum mengambil keputusan mengajar

hal ini penting untuk calon guru yang baru saja bergabung untuk mengajar karena dengan mengetahui pasaran jumlah honor yang akan didapat menjadi bentuk kestabiln diri untuk mencukupi kebutuhan mengajar seperti jarak ukur perjalanan, kebutuhan transportasi, kebutuhan pakan, pangan dan sandang.

3. Memahami Persyaratan Profesi Keguruan

hal ini dapat menjadi tolak ukur sebagai pendidik yang profesional mulai dari meneliti dan mengamati karakter anak, gaya belajar anak, evaluasi perkembangan anak serta capaian pembelajaran anak. Terdapat kompetensi dasar yang wajib dimiliki seorang guru diantaranya kompetensi pedagogik, kompetensi profesional. kompetensi sosial dan kompetensi tauladan atau kepribadian. Jika seorang guru tidak memiliki dasar kompetensi tersebut akan berdampak buruk bagi anak didik dan pendidik.  

4. Mengukur Kemampuan Teknologi dan Kurikulum Pendidikan

Setelah masuk kedalam instansi pendidikan, guru akan disodorkan rangkaian kegiatan yang tersusun dalam kurikulum yang telah berjalan sebagai patokan capaian pembelajaran. Seringkali guru harus mengasah kemampuan diri khususnya pada era digital yang dimana akses media pembelajaran akan sangat mudah ditemukan dan sering digunakan. jika meninjau pengguanaan gadget hampir dalam setiap instansi terdapat barang elektronik yang terhubung dengan jaringan internet dan sebagai alat pendukung dalam media pembelajaran. seperti komputer, laptop, handphone, proyektor dan sebagainya. Tidak sampai disitu, pendidik juga akan mensosialisasikan beberapa kegiatan-kegiatan yang bersifat uji praktikum melalui aplikasi secara online ataupun kegiatan yang bersifat offline seperti seminar atau webinar tentang perkembangan diri, pendidikan karakter dan minat diri yang berakhir akan mengarahkan siswa dalam menemukan jati diri serta menjadi pasokan SDM yang unggul dan berkualitas bagi generasi selanjutnya.  

Setelah membaca dari rangkaian kata penulis, apa hikmah yang didapat? Sudahkah yakin dapat mencerdaskan bangsa dengan kemampuan diri yang kita punya?

Kesimpulan yang didapat, sebagai manusia yang berpotensi memiliki skill mengajar dan mendidik siswa wajib mempertimbangkan banyak persiapan sebelum masuk ke dunia pendidikan yang terbalut dalam satuan instansi pendidikan. Pentingnya memahami pendidikan karakter diri, pendidikan profesi yang sejalan dengan minat dan kepakaran ilmu yang telah didapat. Hal ini sangat mempengaruhi kemajuan dan keberhasilan dari proses pembelajaran serta hasil penilaian individu peserta didik.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan tersampaikan dengan baik, , , 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun