Mohon tunggu...
nazri yasfillahulhaq
nazri yasfillahulhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Surabaya

Saya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya prodi Informatika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Muhammadiyah dan Nu, Kesenjangan dan Perbedaan yang Terjadi antara 2 Kubu Orgasisasi Islam Terbesar di Indonesia

2 November 2023   09:20 Diperbarui: 2 November 2023   09:48 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Muhammadiyah:
Muhammadiyah memiliki pandangan yang lebih moderat terhadap sholawatan. Mereka mengakui pentingnya mengungkapkan cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW melalui sholawat, namun mereka mungkin menekankan beberapa poin sebagai berikut:

- Penekanan pada Pemahaman: Muhammadiyah menekankan pentingnya memahami makna dan tujuan sholawat. Mereka mendorong anggotanya untuk menjalankan sholawat dengan pemahaman yang benar, bukan sekadar mengulanginya tanpa pemahaman mendalam. Mereka memahami bahwa sholawat harus disertai dengan pemahaman yang mendalam tentang kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad SAW.

- Kuantitas vs. Kualitas: Muhammadiyah cenderung lebih menekankan kualitas daripada kuantitas dalam melaksanakan sholawat. Mereka menganggap lebih baik jika sholawat dijalankan dengan pemahaman dan kekhusyukan yang mendalam, daripada sekadar melakukannya dalam jumlah besar tanpa pemahaman yang baik.

- Moderasi dalam Penggunaan Sholawat: Muhammadiyah mungkin lebih cenderung untuk mengekang penggunaan sholawat dalam konteks tertentu. Mereka mungkin menghindari penggunaan sholawat secara berlebihan dan dalam praktik-praktik yang dapat dipandang sebagai bid'ah (inovasi keagamaan).

NU:
NU sering memiliki pandangan yang lebih toleran terhadap sholawatan dan melibatkan diri dalam praktik ini secara luas dalam konteks budaya dan keagamaan mereka. Beberapa poin yang dapat mencerminkan sikap NU terhadap sholawatan adalah:

- Tradisi Lokal dan Budaya: NU cenderung menerima dan memasukkan tradisi lokal dan budaya dalam pelaksanaan sholawatan. Mereka melihat sholawatan sebagai bagian penting dari identitas keagamaan dan budaya mereka.

- Menggunakan Sholawatan dalam Kegiatan Keagamaan: NU sering menggunakan sholawatan dalam berbagai acara keagamaan, termasuk dalam peringatan hari-hari besar Islam, acara keagamaan lokal, dan kegiatan-kegiatan komunitas.

- Pandangan yang Toleran terhadap Sholawat dalam Jumlah Besar: NU sering lebih toleran terhadap penggunaan sholawatan dalam jumlah besar dalam berbagai acara. Mereka menganggap sholawatan sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengekspresikan cinta kepada Nabi Muhammad SAW.

Penting untuk diingat bahwa pandangan dan sikap individu dalam Muhammadiyah dan NU dapat bervariasi, dan tidak semua anggota mungkin memiliki pandangan yang sama tentang sholawatan. Hal ini juga mencerminkan keragaman dalam pemahaman dan praktik keagamaan di seluruh masyarakat Muslim.

Meskipun ada kesenjangan antara Muhammadiyah dan NU, penting untuk diingat bahwa keduanya adalah organisasi Islam yang besar di Indonesia dan berperan penting dalam masyarakat. Banyak anggota keduanya juga memiliki pandangan yang inklusif dan berusaha untuk mempromosikan perdamaian dan kerja sama antara mereka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun