Mohon tunggu...
Nazmah SefrianiDewi
Nazmah SefrianiDewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Hobi menonton film dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Kaolin: Material Keramik Bahan Baku Skincare dan Obat

24 Mei 2023   09:00 Diperbarui: 24 Mei 2023   09:12 2017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaolin (Sumber: https://id.depositphotos.com/stock-photos/kaolin.html)

Pada industri karet, penambahan kaolin dapat berguna untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan terhadap abrasi atau pengikisan dan rigiditas atau kekerasan karet. Kaolin terkalsinasi, dengan atau tanpa pengolahan permukaan menggunakan zat kimia xilen banyak digunakan dalam industri termoplastik elastomer yang bernilai tinggi dan memiliki berbagai macam aplikasi. Kaolin digunakan sebagai bahan tambahan yang berfungsi sebagai bahan pengisi untuk menambah volume karet. 

Dalam proses pembuatannya, cairan lateks pekat dibuat menjadi kompon lateks atau lateks pekat yang diberi tambahan berbagai bahan kimia untuk memberikan sifat produk jadi karet yang diinginkan. Contoh beberapa produk dari kompon lateks diantaranya sarung tangan, benang karet, balon keteter, peralatan kesehatan, pembalut luka elastis, dan lain-lain.

Dalam dunia pertanian, kaolin dapat digunakan sebagai zat pengontrol hama pada tanaman. Partikel kaolin dengan ukuran tertentu dicampurkan dengan cairan sticker dan cairan spreader, kemudian dalam penggunaannya cairan ini disemprotkan pada tanaman atau buah-buahan yang ingin terlindung dari hama. Cairan sticker atau deposition agent adalah bahan untuk membuat pestisida dapat merekat pada sasarannya, sedangkan cairan spreader adalah bahan yang dapat menurunkan tegangan permukaan bahan semprot pada permukaan tanaman sehingga butiran pestisida dapat menyebar secara merata ke seluruh permukaan tanaman. 

Campuran kaolin yang disemprotkan akan menjadi semacam lapisan film yang melindungi tanaman atau buah-buahan tersebut dari hama sejenis serangga, bahkan dapat mematikan serangga yang memakannya. Penggunaan kaolin sebagai pembasmi hama atau pestisida mempunyai spesifikasi khusus yaitu ukuran butir kurang dari 2 mikron, memiliki kandungan air yang rendah, ber-pH asam (4.5-5.5), memiliki kandungan Al2O3 sebanyak 38%, dan SiO2 sebanyak 45%.

Ketersediaan kaolin di Indonesia yang sangat melimpah dan proses pengolahan yang mudah disertai teknologi yang semakin berkembang, membuat kaolin memiliki manfaat dan peran yang sangat besar dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Kaolin memiliki karakteristik yang dapat mempertahankan kekuatan suatu produk material, sehingga dimanfaatkan oleh industri keramik, industri plastik, dan industri karet sebagai bahan pengisi. Sifat fisika kaolin yang berwujud serbuk berwarna putih dan bertekstur halus dimanfaatkan oleh industri kertas dan industri cat sebagai bahan pelapis dan sebagai bahan baku pembuatan  pigmen.

Struktur kaolin yang berbentuk lapisan-lapisan mempermudah kaolin untuk melakukan proses pertukaran ion dan mampu menyerap berbagai jenis material logam, sehingga dimanfaatkan oleh industri semen dan industri lingkungan untuk pengikatan logam bebas dalam perairan. Kaolin juga dapat mengontrol hama pada tanaman yang kemudian dimanfaatkan oleh industri pertanian dalam pembuatan pestisida. Sifat dan karakteristik tersebut juga berperan penting dalam industri farmasi dan kosmetik. Dalam industri farmasi, kaolin dimanfaatkan sebagai bahan eksipien pensuspensi yang baik, sebagai zat aktif obat-obatan oral, sebagai obat luka, dan sebagai obat antibakteri. 

Sedangkan dalam industri kosmetik, kaolin diguanakan sebagai bahan pengisi yang dapat menghadang sinar UV dan sebagai produk perawatan kulit. Dengan kayanya informasi yang ada, diharapkan semakin terbukanya peluang untuk dapat mengembangkan potensi alam Indonesia, salah satunya kaolin.

Sumber:

Awad, M. E., Lpez-Galindo, A., Setti, M., El-Rahmany, M. M.,& Iborra, C. V. (2017). Kaolinite in Pharmaceutics and Biomedicine. International Journal of Pharmaceutics, 533(1), 34-48.

Hamzah, M. S. (2005). Karakterisasi kaolin kab. barru sebagai bahan dasar keramik. MEKTEK, 7(2).

Mukaromah, A. H. (2021). Proses Pembuatan Ubin Keramik Menggunakan Tio2 Untuk Menurun Jumlah Bakteri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun