Mohon tunggu...
Nazmah SefrianiDewi
Nazmah SefrianiDewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Hobi menonton film dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Kaolin: Material Keramik Bahan Baku Skincare dan Obat

24 Mei 2023   09:00 Diperbarui: 24 Mei 2023   09:12 2017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaolin (Sumber: https://id.depositphotos.com/stock-photos/kaolin.html)

Secara umum, tahap pengolahan kaolin terdiri dari pencucian, pemisahan, pengecilan ukuran, pengayakan, dan pemurnian. Pada proses pemisahan kaolin, digunakan alat yang disebut sluice box yaitu alat yang berfungsi untuk memisahkan material kaolin dengan pasir. Material kaolin yang didapatkan kemudian dikeringkan untuk mengurangi kadar airnya, sehingga dihasilkan kaolin dengan bentuk gumpal yang telah melewati tahap pres melalui mesin pres. Untuk mendapatkan kaolin dalam bentuk tepung atau serbuk, kaolin gumpal dapat dimasukkan ke dalam oven pengering dengan suhu 800-1000oC. 

Kaolin termasuk salah satu mineral tanah liat yang sering digunakan oleh berbagai industri, baik sebagai bahan utama maupun sebagai bahan tambahan. Pada industri keramik, penggunaan kaolin dimanfaatkan sebagai bahan tambahan yang dapat memperbaiki sifat keramik menjadi lebih berkualitas. Selain itu, kaolin juga relatif ekonomis dan keberadaannya yang melimpah, sehingga sangat mudah untuk ditemukan. Beberapa daerah yang memiliki potensi kaolin diantaranya Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Bandar Pulat Sumatera Utara, Garut, Tasikmalaya, Blitar, Pondok Kelapa Bengkulu, Trenggalek, Paniai Papua, dan Polewali Sulawesi Selatan.

Kaolin memiliki sifat yang rapuh dan tidak plastis, sehingga sulit untuk dibentuk. Namun, sifat tidak plastis inilah yang membuat kaolin tidak mudah menyusut, memiliki kekuatan untuk mengering lebih cepat, merupakan isolator listrik yang baik, dan sangat tahan terhadap api atau panas. 

Penggunaan kaolin pada keramik hanya sebatas material tambahan untuk meningkatkan kualitas keramik. Material lain yang sangat baik untuk membuat keramik adalah ball clay. Ball clay merupakan lempung atau tanah liat yang bersifat sangat plastis. Adanya penambahan kaolin dalam pembuatan keramik dari ball clay akan sangat menguntungkan, karena setiap material akan saling menutupi kekurangan satu sama lain. Sifat tahan api pada kaolin dapat dimanfaatkan dalam pembuatan antara lain bata-bata kaolin, keramik halus (gerabah putih), porselen (baik sebagai komponen maupun gelasir), bahan bangunan keramik seperti tegel dalam gerabah, dan sedikit-sedikit dalam email atau lapisan luar pada gigi.

Proses pembuatan ubin keramik dari kaolin dimulai dengan pencampuran clay dan kaolin, kemudian dapat ditambahkan katalisis untuk memperoleh keramik dengan mutu yang tinggi. Contoh katalis yang dapat digunakan untuk pembuatan keramik adalah TiO2. Clay yang digunakan sebelumnya haruslah direndam terlebih dahulu, kemudian dihancurkan hingga berbentuk bubur, lalu disaring, diendapkan, dan dikeringkan supaya kadar airnya dapat berkurang. Campuran kaolin dan clay kemudian dicetak dengan mesin pres hidrolik pada tekanan tertentu hingga membentuk badan ubin. 

Badan ubin kemudian di panaskan pada suhu tinggi (sekitar 1100oC) pada kecepatan dan waktu tertentu. Setelah proses pemanasan, kemudian dilakukan glasir atau pewarnaan dengan cara dicelup. Glasir merupakan material pewarna berbahan dasar kuarsa, alumina, flux, dan pewarna dari oksida mineral. Setelah diglasir, ubin keramik kemudian dibakar pada mesin kiln pada suhu tinggi sehingga diperoleh ubin keramik dengan massa jenis, kekerasan, ketangguhan, dan uji bending atau kekuatan material yang baik.

Pemanfaatan kaolin yang semakin meluas seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan banyaknya peluang untuk para peneliti dan pengusaha dalam mengembangkan dan berinovasi untuk membuat suatu produk yang bemanfaat untuk manusia maupun untuk lingkungan. Namun, sebelum banyaknya pemanfaatan kaolin dalam bidang industri keramik, kaolin telah dimanfaatkan sebagai obat-obatan tradisional sejak ribuaan tahun yang lalu. Penggunaannya sebagai bahan aktif yang dapat mengobati berbagai macam penyakit masih diteliti hingga sekarang.

Kaolin memiliki aktivitas terapeutik yang membuatnya mampu menjadi zat aktif untuk mengobati berbagai penyakit. Aktivitas terapeutik adalah aktivitas yang dirancang untuk tujuan terapi, sehingga mempercepat proses penyembuhan. Kaolin berkerja tidak secara spesifik pada suatu molekul protein penerima sinyal tertentu dan juga tidak menghasilkan efek samping obat lainnya. Kaolin dapat diberikan secara oral sebagai antidiare, antibakteri, dan beberapa penyakit pencernaan seperti peptik ulser atau tukak lambung. 

Diare merupakan penyakit akut yang ditandai dengan meningkatnya jumlah cairan dari feses. Diare dapat disebabkan karena infeksi bakteri, toksik, alergi, penyerapan usus yang tidak baik, dan lain-lain. Kaolin digunakan sebagai obat antidiare karena memiliki kapasitas untuk menyerap dan memiliki luas permukaan yang besar. Selain dapat mengurangi cairan yang berlebih, kaolin juga dapat menyerap gas dari sistem pencernaan. Kaolin digunakan secara oral dalam bentuk suspensi dan biasanya diformulasikan dengan peksuspenitin atau suplemen serat yang dapat membantu penurunan kolesterol. Contoh produk obat antidiare kaolin seperti Koltin, Diano, Novadiar, dan lain-lain.

 Kaolin memiliki kemampuan sebagai bakterisidal atau pembunuh bakteri, karena adanya kemampuan penyerapan permukaan diantara partikel dari kaolin dengan dinding sel pada bakteri akibat daya tarik elektrostatik. Aktivitas fotokatalitik kaolinit sebagai mineral utama kaolin, berinteraksi secara biologis dengan sel bakteri. Penarikan permukaan bakteri oleh kaolin dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi metabolik dari bakteri. Contoh bakteri yang terganggu oleh aktivitas kaolin yaitu Staphylococcus gallinarum, P. aeruginosa, E. coli, Pseudomonas putida, dan Enterococcus faecalis.

Permukaan kaolin yang diisi oleh sisi siloksan bersifat hidrofobik dan memiliki muatan negatif, sehingga memiliki potensi untuk membekukan darah pada pH darah dan plasma manusia. Ketika kaolin bertemu dengan darah, proses pembekuan darah dapat berlangsung secara instan dengan mengubah dan meningkatkan bentuk aktifnya, sehingga berakhir dengan pembentukan fibrin atau protein yang tidak larut dalam plasma pada proses pembekuan darah. Produk kaolin yang digunakan untuk mengobati luka secara umum yaitu QuikClot Combat Gauze, yang kini telah digunakan dalam dunia militer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun