ANALISIS KASUS
Analisa mengenai Dampak perceraian dan Pemberdayaan keluarga studi kasus di kabupaten Wonogiri  membahas mengenai fenomena tingginya angka perceraian di kabupaten tersebut. Ada beberapa faktor yang menjadi point kenapa tingkat perceraian di kabupaten Wonogiri meningkat yaitu ada kemudahan dalam proses pengajuan cerai di pengadilan, terlebih lagi pengadilana gama memberikan layanan sidang di daerah atau dikenal dengan istilah sidang keliling, sehingga memudahkan masyarakat di daerah untuk mengajukan gugatnya ke pengadilan dalam perkara perceraian.
 Selain faktor kemudahan ada juga faktor sosial yaitu maraknya pernikahan dini yang berujung perceraian pasangan pernikahan ini labil dalam menjalani kehidupan ekonomi, menjalar kepada masalah ekonomi keluarga, orang cenderung ke arah konsumtif, produktifitas untuk konsumtif bertambah, pola berpikirnya labil, apalagi masalah pemahaman dan pengamalan agama cenderung sangat rendah sekali.Â
Sehingga mempengaruhi pola pemikirannya dalam membangun keluarga. Ada juga faktor budaya yang berupa tradisi unik yang ada di kabupaten tersebut yaitu tradisi boro. Tradisi tersebut di Wonogiri juga mempengaruhi angka perceraian yang cukup tinggi, tingginya angka perceraian dari pihak perempuan memiliki korelasi geografis dan sifat masyarakat Wonogiri yang boro.Â
Boro adalah pergi merantau ke daerah lain, seperti ke Jakarta atau kota-kota besar selama berbulan-bulan dan jarang pulang ke kampung halaman, atau merantau ke Luar negeri menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) atau bagi perempuan menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW).
 Berdasarkan data kaum boro di Wonogiri cukup besar, sehingga banyak rumah-rumah besar dan mewah yang hanya dihuni satu dua orang, dan yang ada hanya tinggal anak-anak dan perempuan, sementara suami merantau atau sebaliknya anak-anak dan bapaknya karena yang merantau adalah istrinya sebagai TKW ke luar negeri.
FAKTOR PENYEBAB PERCERAIAN
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan perceraian, termasuk:
Komunikasi yang buruk: Ketika pasangan tidak mampu berkomunikasi secara efektif, perbedaan pendapat dan masalah yang muncul dapat memperburuk hubungan mereka.
Ketidaksetiaan: Perselingkuhan atau ketidaksetiaan dapat merusak kepercayaan dan hubungan percintaan antara pasangan.
Masalah keuangan: Konflik terkait uang seringkali menjadi penyebab perceraian. Masalah keuangan, termasuk utang, pengeluaran berlebihan, dan perbedaan dalam gaya pengeluaran, dapat menimbulkan ketegangan di antara pasangan.
Perbedaan nilai dan kepentingan: Jika pasangan memiliki nilai, tujuan, atau kepentingan yang berbeda, hal ini bisa menyebabkan konflik yang sulit untuk diselesaikan.
Keterbatasan kompromi: Ketika pasangan tidak dapat mencapai kesepakatan atau kompromi dalam menangani masalah-masalah yang muncul dalam hubungan mereka, hal ini dapat mengakibatkan ketegangan dan frustrasi yang berkelanjutan.
Masalah dalam hubungan seksual: Kesenjangan dalam kebutuhan seksual, ketidakpuasan, atau masalah lainnya dalam keintiman fisik dapat mempengaruhi kualitas hubungan dan menyebabkan perceraian.
Masalah keluarga dan tekanan luar: Tekanan dari keluarga, teman, atau faktor-faktor eksternal lainnya juga dapat berkontribusi pada keretakan dalam hubungan percintaan.
Kurangnya komitmen: Ketika satu atau kedua pasangan kehilangan minat atau komitmen terhadap hubungan mereka, perceraian bisa menjadi pilihan yang dianggap sebagai solusi terbaik.
ALASAN DALAM PERCERAIAN
Alasan perceraian merupakan suatu isu yang sering dihadapi dalam kehidupan. Perceraian dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kekurangan komunikasi, kekurangan perhatian, kekurangan kejujuran, kekurangan kewajiban, kekurangan kepercayaan, kekurangan keinginan sexual, kekurangan kecintaan, dan kekurangan kepentingan.
Berikut adalah beberapa alasan perceraian yang sering dihadapi:
Kejujuran: Kekurangan kejujuran dapat menjadi salah satu alasan perceraian. Jika salah satu pihak tidak mampu untuk mengutang-sakungi kebutuhan atau keinginan yang lainnya, maka perceraian akan menjadi pilihan terbaik.
Kewajiban: Kekurangan kewajiban dapat menyebabkan perceraian. Jika salah satu pihak tidak mampu untuk memenuhi kewajiban yang diberikan oleh perkawinan, maka perceraian akan menjadi pilihan terbaik.
Kepentingan: Kekurangan kepentingan dapat menjadi alasan perceraian. Jika salah satu pihak tidak mampu untuk menjadi prioritas bagi pihak lain, maka perceraian akan menjadi pilihan terbaik.
Kecintaan: Kekurangan kecintaan dapat menjadi alasan perceraian. Jika salah satu pihak tidak mampu untuk menjaga hubungan cinta yang diperlukan, maka perceraian akan menjadi pilihan terbaik.
Kekurangan keinginan sexual: Kekurangan keinginan sexual dapat menjadi alasan perceraian. Jika salah satu pihak tidak mampu untuk memenuhi keinginan sexual yang diperlukan, maka perceraian akan menjadi pilihan terbaik.
Kekurangan komunikasi: Kekurangan komunikasi dapat menjadi alasan perceraian. Jika salah satu pihak tidak mampu untuk menjaga komunikasi yang baik, maka perceraian akan menjadi pilihan terbaik.
Kekurangan perhatian: Kekurangan perhatian dapat menjadi alasan perceraian. Jika salah satu pihak tidak mampu untuk memberikan perhatian yang diperlukan, maka perceraian akan menjadi pilihan terbaik.
Kekurangan kepercayaan: Kekurangan kepercayaan dapat menjadi alasan perceraian. Jika salah satu pihak tidak mampu untuk menjaga kepercayaan yang diperlukan, maka perceraian akan menjadi pilihan terbaik.
Kekurangan kekeluargaan: Kekurangan kekeluargaan dapat menjadi alasan perceraian. Jika salah satu pihak tidak mampu untuk menjaga hubungan kekeluargaan yang diperlukan, maka perceraian akan menjadi pilihan terbaik.
Kekurangan keuangan: Kekurangan keuangan dapat menjadi alasan perceraian. Jika salah satu pihak tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan keuangan yang diperlukan, maka perceraian akan menjadi pilihan terbaik.
Perceraian adalah keputusan yang tidak mudah, dan pihak-pihak yang berada di dalam hubungan perceraian harus menyadari bahwa perceraian akan mempengaruhi kehidupan mereka. Selain itu, pihak-pihak yang berada di dalam hubungan perceraian harus menyadari bahwa perceraian akan mempengaruhi hubungan dengan keluarga, teman, dan orang lain yang terlibat.
DAMPAK AKIBAT PERCERAIAN
Perceraian dalam rumah tangga dapat memiliki dampak yang kompleks dan beragam, termasuk:
Dampak Emosional: Stres, kecemasan, depresi, dan perasaan kesepian sering kali dialami oleh pasangan yang bercerai.
Dampak Finansial: Pembagian aset dan kewajiban keuangan, biaya proses perceraian, dan perubahan dalam pendapatan keluarga dapat menyebabkan ketidakstabilan finansial.
Dampak pada Anak: Anak-anak mungkin mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan dalam kehidupan keluarga mereka, serta mengalami stres, kecemasan, dan rasa tidak aman.
Perubahan dalam Hubungan Sosial: Perceraian dapat mempengaruhi hubungan sosial dan dukungan, baik dengan keluarga besar maupun teman-teman.
Dampak pada Kesehatan Mental dan Fisik: Perceraian dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan, serta dapat mempengaruhi kesehatan fisik karena stres yang berkelanjutan.
Perubahan dalam Tanggung Jawab dan Peran: Setelah perceraian, pasangan harus menyesuaikan diri dengan perubahan dalam tanggung jawab dan peran, terutama dalam hal merawat anak-anak.
Dampak pada Produktivitas dan Kinerja: Stress dan gangguan emosional yang disebabkan oleh perceraian dapat mempengaruhi produktivitas dan kinerja di tempat kerja.
Dampak pada Kesejahteraan Sosial: Perceraian dapat meningkatkan risiko isolasi sosial dan penurunan kesejahteraan sosial bagi pasangan yang bercerai.
Penting untuk diingat bahwa dampak dan akibat perceraian dapat bervariasi berdasarkan situasi individu dan bagaimana pasangan dan keluarga menghadapinya. Mendapatkan dukungan emosional, finansial, dan sosial dapat membantu dalam mengatasi beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi.
SOLUSI DALAM MENGATASI MASALAHAN PERCERAIAN
Mengatasi masalah perceraian dan dampaknya memerlukan pendekatan yang holistik. Beberapa solusi meliputi:
Pendidikan pranikah: Meningkatkan kesadaran akan komitmen, komunikasi, dan keterampilan mengelola konflik sebelum menikah.
Penguatan hubungan: Program konseling dan dukungan bagi pasangan yang mengalami masalah dalam pernikahan mereka.
Pendidikan keluarga: Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada orang tua dalam mendidik anak-anak mereka.
Bantuan finansial: Menyediakan bantuan finansial bagi pasangan yang mengalami tekanan ekonomi yang mempengaruhi pernikahan mereka.
Penegakan hukum: Memastikan perlindungan hukum bagi individu yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga atau penindasan dalam pernikahan mereka.
Dukungan masyarakat: Mendorong budaya yang mendukung nilai-nilai keluarga, kesetiaan, dan komitmen dalam masyarakat.
Akses terhadap layanan kesehatan mental: Menyediakan akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan mental bagi individu dan keluarga yang terpengaruh oleh perceraian.
Pembentukan keterampilan hidup: Mengajarkan keterampilan seperti manajemen emosi, keterampilan komunikasi, dan penyelesaian masalah kepada individu untuk membantu mereka menghadapi situasi perceraian dengan lebih baik.Â
Dinda Miftakhul Jannah _222121082
Nazma Khoerunnisa Maulida_222121102
Ibnu Mulyadi_ 222121114
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI