Mohon tunggu...
Nazli Syahfitri
Nazli Syahfitri Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa UINSU (Universitas Sumatera Utara)

FKM UINSU

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Adat Pernikahan Mandailing

25 Desember 2019   18:51 Diperbarui: 25 Desember 2019   18:55 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan,norma,kebiasaan,kelembagaan,dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah. Menurut Harjito Notopura adat adalah hukum yang tidak tertulis  dengan memiliki ciri pedoman hidup untuk mengatur kesejahteraaan dan keadilan yang bersifat kekeluargaan.   Indonesia merupakan masyarakat multikultural, dengan kata lain mempunyai beragam budaya dan disetiap budaya memiliki adat pernikahan masing-masing terutama adat pernikahan mandailing.

Penulis memewawancarai dua orang beretnis mandailing yang mengetahui tata cara prosesi pernikahan adat mandailing.  Dua orang tersebut yaitu Ahmad fadil rangkuti mahasiswa UINSU (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara) Dan Marliana Hrp seorang ibu rumah tangga yang aktip mengikuti Prosesi pernikahan adat mandailing, berdasarkam keterangan dua narasumber itu diketahui prosesi adat mandailing serta diperkuat oleh sumber : setia bekti (wedding ideas) tahap-tahap prosesi pernikahan mandailing yaitu:

 1. MENYAPAI BORU

Adalah masa pendekatan, proses penting dalam kelanjutan sebuah hubungan. Agar calon mempelai wanita memberi respon positif kepada calon mempelai pria,

Dan yang melakukan masa pendekatan itu ialah calon mempelai pria kepada mempelai wanita dengan cara menanyakan apakah dia ingin menerima lamaran tersebut. Prosesi ini dilakukan secara langsung oleh mempelai pria Itu sendiri dan jika Mempelai wanita menerima lamaran tersebut kemudian mempelai pria mendatangkan keluarganya kepada keluarga mempelai wanita

2. MANGAIRIT BORU

Adalah proses tahapan dimana orang tua mempelai pria akan mencari tau bagaimana seluk beluk wanita pilihan anaknya tersebut dengan cara mendatangi rumah mempelai wanita dan disitulah pembicaraan dimulai untuk mencari tau secara jelas bibit bobot bebet si wanita itu jika tidak jelas seluk beluk wanita itu maka orang tua mempelai pria berhak membatalkan pernikahan tetapi jika sudah jelas dan orang tuapun merasa cocok maka orang tua dari mempelai pria akan menanyakan langsung kesediaan nya.

3. PADAMOS HATA

Keluarga pria menyambangi rumah kediaman wanita untuk mendapat jawaban, dan ditahap ini pun akan membahas kapan waktu yang tepat untuk melamar, serta syarat apa saja yang harus disanggupi pihak keluarga pria

4. PATABONG HATA

Proses untuk menanyakan kembali kepada pihak mempelai pria dan mempelai wanita untuk serius melakukan proses pernikahan, Selain itu akan dibicarakan berapa sere yang akan diantar pada prosesi manulak sere selanjutnya.

5. MANULAK SERE

Kesepakatan pihak keluarga pria datang bersama teman terdekat yang berjumlah 10-15 orang untuk mengantarkan sere atau hantaran yang akan diserahkan.

6. MANGALEHAN MANGAN PAMUNAN

Acara makan bersama keluarga inti sebelum melepaskan kepergian anak perempuan tersebut, acara ini dilakukan oleh keluarga mempelai wanita

7. HORJA HAROAN BORU ( masuk bagas)

Sebelum pergi meninggalkan org tuanya mempelai wanita akan menari totor sebagai ungkapan perpisahan.

8. MARPOKAT  HAROAN BORU

Satu langkah sebelum pernikhan berlangsung terlebih dahulu akan dimusyawarahkan (marpokat) mebagi tugas sesuai prinsip dalihan na tolu yang terdiri dari kahanggi (keluarga laki-laki dari garis keturunan orang tua laki-laki),  anak boru(keluarga laki-laki dari suami adik atau kakak perempuan yang sudah menikah),dan mora

9. MANGALO - ALO BORU dan MANJAGIT BORU

Diarak dua orang pencak silat, pembawa tombak, pembawa payung, serta barisan keluarga pria dan wanita, terakhir iringan penabuh, kedua mempelai berjalan menuju rumah. Sesudahnya, kedua pengantin serta keluarga akan mangalehen mangan (makan bersama)menyantap makanan yang dibawa, dilanjutkan pemberian pesan dari tetua kepada kedua mempelai. Selesai memberi petuah, secara bersama-sama rombongan akan menuju ke rumah suhut (tempat pesta).

10. PANAEK GONDANG

Pada prosesi ini akan dimainkan gordang sambilan yang sangat dihormati masyarakat Mandailing, maka sebelum dibunyikan harus meminta izin terlebih dulu. Dan setelah mendapat izin, gordang sambilan ditabuh seiring markobar (pembicaraan). Serta manortor atau menari tor tor.

11. MATA NI HORJA

Mata ni horja menjadi acara puncak yang diadakan di rumah suhut. Sekali lagi tari tor tor ditarikan oleh para raja, yang disusul oleh suhut, kahanggi(keluarga laki-laki dari garis keturunan orang tua laki-laki), anak boru,(keluarga laki-laki dari suami adik atau kakak perempuan yang sudah menikah) raja-raja Mandailing dan raja panusunan.

12. MEMBAWA PENGANTIN KETEPIAN RAYA BANGUNAN

Melaksanakan prosesi ini dipercaya dapat membuang sifat-sifat yang kurang baik ketika masih lajang. Dengan jeruk purut yang dicampur air, kedua mempelai akan dipercikan air tersebut menggunakan daun silinjuang (seikat daun-daunan berwarna hijau).

13. MANGALEHEN GOAR

Maksud dari upacara ini adalah untuk menabalkan gelar adat kepada mempelai pria. Sebelum diputuskan gelar apa yang cocok, harus dirundingkan dahulu. Gelar adat diperoleh mengikuti dari kakeknya dan bukan mengambil gelar dari orang tuanya.

14. MANGUPA

Inti dari prosesi ini dengan menyampaikan pesan-pesan adat kepada kedua mempelai, pengantin laki'' dan mempelai perempuan, Mangupa merupakan bntuk kegembiraan telah selesai seluruh upacara adat, dan kedua mempelai pun telah sah menjadi sepasang suami istri di mata adat.

15. PATUAEKKON

Proses meminnta keturunan yang sholeh dan sholeha serta sehat baik fisik maupun mental dan menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa.
16. BARZANJI
Suatu acara doa- doa pujian dan penceritaan riwayat nabi Muhammad SAW yang dilafalkan dengan suatu irama atau nada yang bias dilantunkan ketika acara --acara pernikahan,khitanan,atau pun lahiran, tujuannya untuk mengharapkan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik.

Kebudayaan adalah kegiatan atau tingkah laku yang sesuai dalam adat istiadat pada suatu daerah yang dikembangkan secara turun menurun. Maka karna itu jangan pernah lupakan kebudayaan atau adat istiadat yang sudah ada pada diri kita. Dan kita harus menjujung tinggi adat kebudayaan dan adat adat kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun