Mohon tunggu...
Nazira Rizki Amelia
Nazira Rizki Amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Pamulang

Love yourself until you are sure that you are confident in everything

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Budaya Digital Dalam Budaya Antar Generasi Muda

18 Oktober 2024   19:20 Diperbarui: 18 Oktober 2024   19:40 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Generasi muda saat ini mengalami perubahan drastis dari cara mereka memahami antarbudaya dan cara mereka berinteraksi dengan budaya lainnya. Teknologi digital, seperti Instagram, Whatsapp, Tiktok, YouTube, Twitter ( yang saat ini di ubah menjadi aplikasi X ) dan platform digital lainnya telah mempermudah akses informasi dan komunikasi lintas batas.

Namun, Dampak teknologi digital tersebut memiliki sisi positif dan negatif yang patut di cermati. Adapun dampak positif yang bisa kita ambil yaitu, dengan adanya teknologi digital mempermudah akses yang lebih besar terhadap kebudayaan. Generasi muda dapat memperkenalkan diri mereka kepada beragam tradisi, bahasa, makanan khas, musik tradisional, dan seni kebudayaan dari seluruh dunia hanya dengan sentuhan jari yang pastinya sudah tersedia lengkap dengan macam-macm informasinya.

Melalui platform media sosial seperti Instagram, Tiktok dan YouTube, mereka dapat melihat dan mengalami bagaimana kehidupan kebudayaannya di negara lain. Dengan begitu, pemahaman mereka tentang keberagaman budaya lebih luas.

Selain itu, Dampak negatif dari teknologi digital antar budaya perlu di perhatikan. Salah satu isu utama adalah potensi hilangnya identitas budaya lokal. Generasi muda saat ini mungkin lebih cenderung pada budaya Pop Global, seperti musik K-Pop, film Hollywood, dan film drama korea yang yang menyebabkan pengabaian terhadap budaya asli mereka. Hal ini berpotensi memicu homogenisasi budaya dan mengurangi keragaman budaya yang ada. Yang dimaksud Homogenisasi disini yaitu, bentuk persamaan kebiasaan antara satu daerah dengan daerah lain. Kebudayaan menjadi tidak ada perbedaan.

Lalu, peningkatan konflik interaksi antarbudaya. Ketika generasi muda terpapar berbagai norma dan nilai, mereka mungkin mengalami kebingungan atau bahkan konflik antara nilai-nilai budaya tradisonal dengan nilai yang baru.

Contohnya, mengenai pakaian dan penampilan. contoh dari nilai budaya tradisional yaitu berpakaian yang ketat, termasuk aturan tentang pakaian yang sesuai berdasarkan usia, gender, dan status sosial.

Nilai baru nya yaitu, Generasi muda cenderung mengekspresikan diri mereka melalui mode yang lebih bebas dan eksperimental, sering kali melanggar norma yang ada. Perbedaan ini dapat menimbulkan konflik antara orang tua yang mempertahankan nilai-nilai tradisional dan mereka ingin mengekspresikan keberanian diri mereka dengan cara gaya mereka sendiri.

Dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat ini, ada pepatah yang menyatakan bahwa "Dunia tak selebar daun kelor" sepantasnya berubah menjadi "Dunia seakan selebar daun kelor".

Hal tersebut disebabkan karena semakin cepatnya akses informasi dalam kehidupan sehari-hari. Kita bisa mengetahui peristiwa yang sedang terjadi di daerah lain atau bahkan di negara lain, misalnya berita tentang Palestina & Israel. namun berita tersebut tetap update setiap harinya, walaupun kita di Indonesia. Hanya dengan sentuhan jari kita bisa mengetahui apa yang telah terjadi antara Palestina & Israel.

Bagaimana cara agar generasi muda tidak terbawa arus di era globalisasi saat ini?

1. Ajarkan literasi media

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun