Rembang, Roadshow ke-62 puisi menolak korupsi di Pondok Pesantren At- Taufiq, Â Gandrirojo, Sedan, Rembang, Jawa Tengah, sukses terselenggara oleh laskar PMK bekerja sama dengan mahasiswa UNNES Giat angkatan 5 juga berbagai elemen masyarakat pada Sabtu (15/07/23) kemarin. Acara ini dilaksanakan sebagai bentuk protes terhadap korupsi yang telah merajalela di Indonesia.
Koordinator PMK Rembang sekaligus pengasuh Pondok Pesantren At- Taufiq, A'an Syahriyyar Masyhuri menjelaskan, roadshow PMK merupakan kegiatan rutin yang biasanya hanya terselenggara maksimal dua kali setiap tahunnya di daerah berbeda di seluruh Indonesia. Namun, kebetulan roadshow di Rembang kali ini bertepatan dengan satu dasa warsa (10 tahun) puisi menolak korupsi, sehingga roadshow tahun ini akan dilaksanakan setiap bulan sekali sampai pada puncaknya dibulan ke- 12.
"Nah, di tahun ini baru terlaksana di Rembang, Jawa Tengah sekaligus baru ketiga kalinya roadshow PMK terselenggara di pondok pesantren" Kata Gus A'an.
Salah satu agenda acara dalam roadshow kali ini adalah sarasehan budaya dengan tema "Peran Santri Sebagai Benteng Anti Korupsi" yang diikuti oleh perwakilan santriwan dan santriwati pondok pesantren se-Rembang timur. Sosiawan Budi Sulistyo atau yang lebih dikenal dengan panggilan Sosiawan Leak menyampaikan materi yang sangat menggilitik.
"Sebagai santri sekaligus wakil bupati memang sangat rawan melakukan tindakan korupsi karena berada di lahan basah, sehingga harus sangat hati-hati." Ujar komandan PMK tersebut sambil melirik bapak Wakil Bupati yang juga hadir dalam acara sarasehan budaya.
Dalam hal ini, Bapak H. Hanies Cholil Barro menanggapi bahwa korupsi merupakan kejahatan yang luar biasa. Oleh karena itu, penanganannya juga harus dengan upaya yang luar biasa.
"Untuk itu, pondok pesantren menjadi salah satu benteng utama oleh manusia dalam menangani korupsi. Setelah melewati benteng manusia, nanti akan diperkuat oleh benteng hukum Allah." Ungkap Gus Hanies.
Acara sarasehan ini dimoderatori oleh Mahasiswa UNNES Giat 5, Muhammad Umar yang sempat terpeleset saat menyebutkan jabatan Gus Hanies dengan sebutan wakil gubernur.
Selain acara sarasehan budaya, roadshow kali ini juga menampilkan Dr. Heru Mugiarso sebagai pemateri dalam acara workshop kepenulisan puisi.
"Menolak korupsi dengan puisi mungkin tidak akan merubah apapun. Namun, setidaknya niatan baik itu menjadi harapan mendapatkan ridhonya Allah." Menurut dosen BK Universitas Negeri Semarang yang sekaligus inisiator PMK tersebut.
Dalam workshop kepenulisan puisi kali ini, beliau didampingi oleh penyair komunitas Rumah Ilalang Indonesia, Agus Rego Subagyo dari Nganjuk, Jawa Timur.
Kang Rego, panggilan akrab beliau, juga mengajak anak-anak komunitasnya untuk memeriahkan acara parade anak baca puisi yang merupakan bagian dari serangkaian acara roadshow PMK. Parade ini diikuti oleh anak-anak se-kecamatan Sedan yang berhasil tampil memukau dalam membacakan puisi.
Puncak acara roadshow PMK menampilkan live perform pertunjukan sastra dan kesenian oleh para penyair PMK, serta para seniman dan budayawan yang lain. Pada acara ini, Vieri Aldo Kristian, Mahasiswa seni musik Universitas Negeri Semarang juga ikut menyumbang penampilan yang sangat menakjubkan dalam memainkan saksofon. Penampilannya kali ini berkolaborasi dengan santri Pondok Pesantren At- Taufiq dan Teater Saroengan STAI Al- Anwar sebagai opening acara.
Acara roadshow PMK ditutup dengan pembubuhan tanda tangan di kain putih pada background acara sebagai simbol penolakan terhadap korupsi oleh seluruh peserta dan panitia roadshow.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H