Mohon tunggu...
Naziha Romiza
Naziha Romiza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Prediksi Inflasi Indonesia 2023 akan Melebihi Target? Benarkah Demikian?

8 Desember 2022   12:45 Diperbarui: 8 Desember 2022   12:48 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : eamesbot ilustration

Belakangan ini, inflasi Indonesia semakin lama semakin meningkat. Terbukti bahwa dari data yang dirilis Bank Indonesia, angka inflasi Indonesia saat ini 5,42% per 30 November 2022. Angka ini telah melebihi target Bank Indonesia yaitu 3 1 persen. 

Source : The Penny Hoarder
Source : The Penny Hoarder

Isu kenaikan inflasi di Indonesia ini tentu saja menjadi lampu peringatan untuk pemerintah agar dapat mengatasi hal tersebut. Ditambah lagi dengan isu resesi Indonesia di tahun 2023 yang cukup menghantui Indonesia. Jokowi mengatakan bahwa keadaan Indonesia 2023 gelap. 

Hal ini menjadi momok yang cukup meresahkan masyarakat karena ketidakpastian global. Presiden Jokowi menyebut ketidakpastian global saat ini sangat mengkhawatirkan banyak negara, termasuk Indonesia. Hal ini bisa bertambah lebih parah jika masyarakat hilang kepercayaannya kepada pemerintah untuk menangani inflasi.

Lalu bagaimana jadinya untuk inflasi Indonesia di tahun depan dengan prediksi keadaan yang demikian?

Source: IndoPremier
Source: IndoPremier

Indonesia mempunyai resiko inflasi lebih dari 4% secara tahunan masihlah tinggi hingga 2023 sebut Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aida S Budiman. Sejalan dengan pendapat Bank Indonesia, ungkap Alvian dalam seminarnya tentang mengelola ketidakpastian ekonomi, beliau berkata, "Saya melihat inflasi tahun depan bisa di bawah 7%, tetapi masih 6%, karena kemandirian pangan akan tumbuh dari masyarakat secara grassroot dan yang kedua secara konglomerasi sekarang sudah mulai main di pangan," pada senin (5/12). Angka ini memanglah melebihi target bank Indonesia, yaitu lebih dari 31% dan angkanya memang lebih dari 4%, sesuai dengan target Bank Indonesia. 

Source : Bank Indonesia
Source : Bank Indonesia

 Diambil dari penelitian yang dilakukan penulis sendiri, mendapatkan angka lebih dari 4% pula, sejalan dengan penelitian terdahulu. 

Hal diatas dapat diartikan, benar adanya bahwa inflasi di 2023 akan mengalami peningkatan dan melebihi target yang ditentukan. Hal ini juga mungkin akan diperparah dengan isu ketidakpastian global.

Source : eamesbot ilustration
Source : eamesbot ilustration

Lalu, apa yang dilakukan pemerintah untuk mempersiapkan keadaan di 2023?

Tidak perlu khawatir, karena pemerintah telah menyiapkan amunisi-amunisinya. Seperti pertanyaan dari Menteri Keuangan Indonesia beliau mengatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2023 masih menjadi instrumen yang menjawab tantangan dari yang sebelumnya disebabkan oleh pandemi Covid-19 menjadi risiko global. Jadi anggaran tersebut bisa dibilang dapat menahan gejolak inflasi dan risiko global yang ada. 

Source: ipapa.co.id
Source: ipapa.co.id

Pemerintah juga belakangan ini mengambil tindakan yang menarik, yaitu meningkatkan UMP di beberapa daerah di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat yang kemungkinan akan lebih banyak menahan uangnya di tahun depan. 

Hal ini bisa menjadi kabar baik untuk perekonomian Indonesia karena akan bisa menaikan gairah ekonomi di Indonesia, sehingga produktivitas perusahaan dapat meningkat. Rata-rata penyesuaian upah minimum provinsi (UMP) (2022) naik sebesar 1,09 persen.Keputusan akhir kembali akan kepada gubernur setiap provinsi dan mengacu pada data-data yang diterbitkan BPS. 

Prediksi inflasi pada tahun 2023 memang mengalami kenaikan, tetapi pemerintah tampaknya sudah siap menghadapi kemungkinan-kemungkinan buruk yang terjadi

Source: duniauangid.blogspot.com
Source: duniauangid.blogspot.com

Hal lain yang bisa dilakukan pemerintah adalah melakukan kebijakan kontraktif baik dengan Open Market Policy (OMP) dengan menjual Surat Bank Indonesia (SBI) kepada mansyarakat, kebijakan kredit ketat, dan bisa juga kebijakan moral suasion yang dapat memperkecil kemungkinan inflasi.

Penjualan SBI, kredit ketat, bertujuan untuk menarik uang di masyarakat, hal ini dapat menurunkan inflasi. Serta kebijakan moral yang lebih kepada himbauan kepada bank umum yang membantu pemerintah dalam menjalankan kebijakannya.

Peningkatan daya beli masyarakat dengan meningkatkan UMP memanglah dapat menaikan daya beli masyarakat, hal ini akan meningkatkan ekonomi akibat adanya resesi. Tetapi perlu diperhatikan bahwa meningkatnya daya beli masyarakat ini akan meningkatkan konsumsi masyarakat. Walaupun konsumsi masyarakat baik untuk meningkatkan pendapatan nasional, tetapi peningkatan konsumsi ini juga dapat beresiko meningkatkan inflasi di Indonesia. 

Diharapkan pemerintah dapat memperhatikan resioko yang dapat muncul ini dengan senjata-senjata ampuh lainnya yang bisa ditawarkan untuk bisa mengatasi inflasi dan resesi ini secara bersama-sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun