Mohon tunggu...
Trinur Kha
Trinur Kha Mohon Tunggu... wiraswasta -

Inspirasi membuka cakrawala diri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tanya Rika pada Malam

19 Mei 2012   15:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:05 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13374430671250509908

Minggu kemarin aku datang kerumah kakekku bersama ibuku, disana aku bertemu beberapa teman kecilku. Aku sangat bahagia karena sudah cukup lama kami tidak bertemu. Saat itu aku melihat Rian yang semakin gendut, Tian yang makin jangkung dan beberapa teman ku yang lain. Dulu, saat aku masih SD aku sekolah didesa kakekku, setelah SMP sampai sekarang aku ikut dengan ayah ibuku serta kakak dan adikku.

Cukup lama aku ngobrol dengn teman-teman ku, seperti kebiasaan kami dulu yang sering kumpul-kumpul dirumah Tari. Ternyata mereka juga masih sering melakukan hal yang sama, kemudian aku bicara dalam hatiku,,,, "Aduuuhh senengnya bisa kumpul kayak gini lagi, pasti nanti kalau aku pulang pasti kangen suasana seperti ini...  hemmmzzz"

"Oh iya kenapa aku ngga' lihat dewi ya???" tanya ku pada mereka setelah teringat seperti ada yang kurang.

"Dewi mah sekarang sudah berkeluarga....  tapi kami juga ngga jelas dengan hubungan mereka." Jawab Rian

"Lho kenapa emangnya....?? tanyaku

"Kamu bakal tau kalau ketemu orangnya sendiri.... " Jawab Rian lagi

"Oh... gitu" jawab ku sambil penasaran

"Kak Rika ...... " teriak sepupuku yang juga adiknya dewi

"Hai Reni...  gimana kabarnya????   udah besar sekarang ya kamu??? kak dewi mana"

"Ada dirumah... main yuk kak...." Rengek di gadis cilik yang centil itu

"Ehmmm  ok come on...!!!   Aku kerumah dewi dulu ya...  temen-temen"

Ditengah perjalanan kerumah dewi aku jadi tambah penasaran yang dikatakan oleh Rian, tapi ku tetep bercanda dengan gadis cilik ini.

"Hai Rik!!!!!" sapa Dewi dari kejauhan

"Hai dewi,,,,,,,  aduuhh kangen banget aku.. kamu dah nikah ??? koq ngga ngundang aku sih???" tanyaku terus

"Emmm...  masuk dulu deh...  aku juga kangen ma kamu,,, kapan datang??? Tanya Rika

"Tadi pagi...   " jawabku

"btw mana suamimu....????  lagi kerja ya?"

"He'em..." Jawab Dewi singkat

Aku juga ketemu ma orang tuanya dan kami ngobrol, aku dan Dewi cerita tentang masa-masa SD dulu. Pokoknya hari itu adalah hari bahagiaku bisa ketemu dengan orang-orang yang berarti dalam hidupku.

Setelah cukup lama aku main kerumah teman-temanku, aku harus pulang nanti dicari kakekku. Kemudian aku pamit dan pulang. Setelah sampai rumah aku buka lembaran demi lembaran yang aku temukan dikamar Dewi saat aku diajak masuk melihat-lihat ruang kerja yang berserakan kertas-kertas pekerjaannya. Aku mulai baca satu demi satu. Disitu tertuliskan isi hatinya,

" Malam, maukah kau menemaniku untuk terjaga malam ini? Aku merasa sendiri meski aku jadi satu dengan keluarga serta suamiku sendiri. Aku merasa terasing, setiap kekurangan satu demi satu muncul memberi sebuah keraguan serta keputus asaan dalam diriku. Aku begitu bodoh,,,, aku memang manusia bodoh yang selalu saja membiarkan diri ini dipermainkan oleh perasaan-perasaan yang tidak masuk akal.

Begitu lemahkah diriku menghadapi smua keadaan ini?? haruskah aku terpuruk dengan kelemahanku???  tidak, tegaskan diri ini,,,  Tuhan ku !!!!! ku yakin dibalik ini semua ada rencana-Mu untukku. Salahkah bila aku berharap???  salahkah bila aku seperti ini???

Beribu tanya bermunculan silih berganti, semakin aku ikuti fikiran itu semakin aku terpuruk dengan keadaan ku...  aku tak mau semua ini. Please malam,,,,  apakah kau mendengar perkataanku meski hanya dalam tulisan, tak bisakah kau merasakan setiap kebimbangan yang ku rangkaikan dalam tiap kata-kataku?????

Malam seandainya kau adalah manusia yang bisa aku ajak untuk bicara dan mencurahkan isi hatiku, kan kujemput engkau saat ini juga ku bawa kau disisiku bahkan lebih dekat dari siapapun. Karna kegundahan yang ada dalam dada ini tak mampu ku ungkap dan tak mampu kurangkai dalam perkataan. Malam temani aku saat ini hingga aku lupa denag semua resah ini dan kemudian sadar siapa diri ini, kemana diri ini akan melangkah, serta sadar bahwa hidupku ini adalah bagian dari takdir dari-Nya yang harus aku jalani.

Kemudian aku bicara pada diriku sendiri, aku harus mampu lewati ini semua meski sendiri....... "

Sedikit tulisan ini masih membuatku bingung tapi yang jelas aku tahu isi hatinya dan smua tentang kehidupannya setelah aku membaca lembar demi lembar berikutnya. Memang kehidupannya unik bahkan belum pernah aku menemukan kehidupan seperti itu di dunia ini. Tapi akupun mau seperti Dewi jikalau ditanya dan harus memilih,,,,,,, bahkan setiap orangpun masti mau menjalani kehidupan seperti Dewi jika tau hal yang ada dibalik cerita Dewi dalam tiap rangkaian kata-katanya kepada malam.

Akupun mulai bertanya kepada malam, memang orang lain tak tau tentang kehidupan Dewi tapi aku tau sekarang. Aku berharap bisa seperti dia, malam sampaikan pada takdirku agar sama bisa mengikuti jalannya. Malam jangan kau hanya diam.........

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun