Mohon tunggu...
Nazhifah Widaad Annisa
Nazhifah Widaad Annisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

Saya adalah mahasiswa Manajemen UNDIP 2019. Berpengalaman dalam memimpin, mengelola dan bekerjasama dalam tim. Disamping memiliki ketertarikan dalam bidang public speaking dan hubungan masyarakat, Saya adalah seorang pekerja keras yang optimis dan berorientasi pada hasil terbaik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Lalat Sang Penyelamat! Mahasiswa KKN Tematik UNDIP, Kelola Sumber Daya Manusia Kelurahan Jabungan untuk Budidaya Lalat

15 Mei 2022   13:37 Diperbarui: 15 Mei 2022   13:42 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
  Black Soldier Fly dengan nama latin Hermetia Illucens atau Lalat Tentara Hitam Sumber Foto : Dokumentasi Pribadi

Jabungan, Banyumanik (22, 05) Tak dapat dipungkiri bahwa hingga saat ini lalat kerap kali dijuluki sebagai hewan kotor pembawa penyakit. Hal ini dikarenakan lalat tumbuh dan berkembang biak di tempat yang lembab serta kotor seperti halnya makanan busuk, bangkai, dan tumpukan sampah.

Namun, tidak dengan si lalat tentara hitam yang justru menjadi penyelamat masyarakat. Perlu diketahui bahwa lalat yang dijuluki black soldier fly atau dalam Bahasa latin disebut juga dengan Hermetia Illucens ini, bersih dan bukan merupakan faktor pembawa penyakit sebagaimana lalat pada umumnya . Larva dari lalat tentara hitam ini disebut dengan maggot. 

Maggot sendiri diketahui mengandung banyak protein dan asam amino lengkap yang dapat digunakan sebagai alternatif pakan bagi hewan ternak seperti ikan, unggas, dan beberapa hewan peliharaan seperti burung berkicau dan iguana. 

Keberadaan dari larva lalat tentara hitam atau si maggot ini, dimanfaatkan oleh Mahasiswa KKN Tematik UNDIP untuk dijadikan sebagai suatu solusi dalam mengatasi problematika atas pengelolaan sampah di Kelurahan Jabungan.

Menurut Hendi Walikota Semarang (2018) sampah di Kelurahan Jabungan terlihat berserakan bahkan menumpuk di saluran air, masalah ini tidak hanya mengenai estetika lingkungan tetapi dapat menimbulkan lingkungan yang tidak sehat. Pemerintah Kota Semarang sebenarnya telah membangun Rumah Kompos untuk Kelurahan Jabungan ditahun 2017, namun tidak ada eksekusi dari warga. 

Kondisi Rumah Kompos tidak terawat dan kotor, menunjukan bahwa tidak ada keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan program. Melihat kasus di atas, perlunya perencanaan dan eksekusi yang tepat untuk penanganan sampah di Kelurahan Jabungan. 

Penanggulangan sampah sudah dilakukan dengan berbagai jenis cara, salah satu cara yang telah di aplikasikan di kota-kota besar adalah daur ulang sampah, namun cara ini hanya menyerap 10-15% sampah. Diperlukan penanganan sampah yang lebih baik lagi agar sampah benar-benar dapat dikendalikan dan bukan sebagai masalah lagi.

Bertemu Pak Jajeri selaku pengelola TPA JabunganSumber Foto : Dokuments Pribadi
Bertemu Pak Jajeri selaku pengelola TPA JabunganSumber Foto : Dokuments Pribadi
Pengelola TPA Sampah Jabungan RW VI (Pak Jajeri) mengatakan bahwa akses masuk yang cukup curam untuk sampai ke wilayah Jabungan, membuat warga berinisiatif untuk membangun tempat pembuangan akhir (TPA) sampah secara mandiri. Pak Jajeri menyampaikan bahwa Sebagian besar dari sampah rumah tangga warga adalah sampah organik. 

“ Saya itu sebenarnya ingin memanfaatkan tumpukan sampah organik warga menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat, namun saya belum tau bagaiamana caranya ” Ujarnya. Keluhan tersebut, dijadikan oleh Mahasiswa KKN Tematik UNDIP sebagai sebuah peluang untuk dapat memberdayakan masyarakat sekitar mengelola tumpukan sampah yang ada melalui budidaya ternak maggot (larva dari lalat tentara hitam/ lalat BSF). Cara ini dinilai lebih efektif dalam mengelola sampah organik, daripada harus melalui mekanisme kompos konvensional. 

Dengan larva lalat tentara hitam, ratusan kilogram sampah organik bisa diurai hanya dalam hitungan hari. Larvanya dapat dengan cepat mengarungi volume dan berat dari limbah organik. Ia dapat memecah makanan dan menciptakan panas, meningkatkan penguapan kompos. Dalam sistem kompos, larva lalat ini bisa mengurangi volume kompos hingga lima persen. 

Optimalisasi pengelolaan Sumber Daya Masyarakat Desa Jabungan diawali dengan sosialisasi terlebih dahulu guna memberi pengetahuan dasar kepada warga sekitar terkait budidaya maggot dan berbagai manfaatnya.  

Kemudian warga diajak menuju Griya Sampah yang didirikan oleh mahasiswa UNDIP untuk melihat langsung tentang rangkaian proses budidaya Lalat BSF (Lalat Tentara Hitam) hingga menjadi maggot.

Mengajarkan kepada warga Tata Cara budidaya Maggot Sumber Foto : Dokumentasi Pribadi       
Mengajarkan kepada warga Tata Cara budidaya Maggot Sumber Foto : Dokumentasi Pribadi       
Dalam kegiatan tersebut, warga diajarkan cara merawat maggot mulai memindahkan telur dari kandang lalat menuju ke tempat penetasan, memberi makan sampah organik pada maggot secara berkala, menjaga suhu biopon, hingga melihat proses pemisahan pre pupa sampai kembali ke kandang untuk menjadi lalat besar . 

Masyarakat juga diajarkan oleh mahasiswa untuk mengolah maggot menjadi dry maggot (maggot sangrai). Proses sangrai maggot yang diajarkan sangat sederhana sehingga mudah untuk diterapkan .

Maggot yang berhasil diolah menggunakan teknik disangrai ini kemudian dikemas dengan menarik untuk selanjutkan akan didistribusikan ke pasaran luas.  

Produksi Maggot Sangrai bersama Warga  Sumber Foto : Dokumentasi Pribadi       
Produksi Maggot Sangrai bersama Warga  Sumber Foto : Dokumentasi Pribadi       

Peluang itu dibedah oleh Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI) pada seminar Budidaya Maggot dan Aplikasinya dalam Industri Pakan Ikan dan Unggas. 

Maggot, atau larva dari Black Soldier Fly (BSF) yang dapat diproduksi besar-besaran berpeluang menjadi bahan pakan sumber protein dan energi, karena kadar protein kasar mencapai 38% dan kadar lemak 20%.

Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University, Sumiati menyampaikan bahwa larva yang dikeringkan dibandingkan dengan tepung ikan yang bukan kualitas satu. Hasilnya, PK larva BSF lumayan tinggi yaitu mencapai 38 %. Begitu pula dengan energi bruto dan kalsiumnya cukup tinggi, tetapi untuk kandungan fosfor totalnya tidak setinggi tepung ikan. 

Sumiati mengatakan kadar minyak dari maggot dapat meningkatkan dan memperbaiki FCR (feed convertion ratio), artinya dapat meningkatkan efisiensi pakan pada broiler dan tidak ada efek negatif terhadap organ ayam, termasuk perkembangan usus halus. 

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu minyak dari maggot bisa digunakan sebagai functional fat, sebab mengandung banyak medium chain fatty acid dan masuk ke dalam daging yang dapat menghasilkan daging dan telur ayam fungsional. Maggot sangrai ini dijual dipasaran dengan harga Rp. 15.000 per 100 gram nya. 

Hasil produksi maggot kering Kelurahan Jabungan Sumber Foto : Dokumentasi Pribadi
Hasil produksi maggot kering Kelurahan Jabungan Sumber Foto : Dokumentasi Pribadi

Tujuan utama dari optimalisasi pengelolaan SDM ini adalah agar segenap sumber daya yang ada dapat memanfaatkan energi, ilmu budidaya, serta peralatan atau sarana yang ada dalam suatu organisasi/ kelompok masyarakat agar dapat digerakan sedemikian rupa. Sehingga dapat menghindarkan dari segenap pemborosan waktu, tenaga dan materi guna mencapai tujuan yang diinginkan. 

Pengelolaan sangat dibutuhkan dalam semua organisasi, karena tanpa adanya manajemen yang baik , pencapaian tujuan bersama akan terasa lebih sulit dan membutuhkan waktu yang lebih lama.

Disamping itu, mengingat pentingnya pemasaran sebagai jantung kehidupan dari sebuah bisnis yang dijalankan. Tim KKN Tematik UNDIP juga mengajak warga untuk mulai bersahabat dengan zaman yang sangat modern melalui pembuatan channel youtube dan mencoba untuk aktif membuat konten didalamnya. 

Dalam upaya tersebut, mahasiswa tidak hanya mendampingi dalam proses pembuatan channel Youtube nya saja namun juga turut membagikan ilmu tentang bagaimana cara membuat video konten promosi yang menarik. 

Dokpri
Dokpri

Warga dikenalkan dengan aplikasi edit video yang saat ini sedang sangat viral yaitu aplikasi “Capcut”. Hal ini ditujukan supaya Sumber Daya Manusia  pengelola budidaya maggot di Jabungan tidak hanya bisa melakukan upload video di Youtube saja, namun juga bisa membuat bahan bahan video promosi yang akan di upload. 

Pelaksanaan program ini diawali dengan memberikan sosialisasi dan pengetahuan baru kepada warga, terkait keberagaman alat promosi yang sudah ada pada masa sekarang ini. 

Kerberagaman yang telah ada saat ini, memudahkan para pelaku bisnis untuk dapat memasarkan produk mereka. Pasalnya saat ini, konten kreatif pun dapat diproduksi hanya dengan bermodalkan smartphone yang notabennya itu merupakan cara sederhana. 

Oleh karena itu disini mahasiswa mengajarkan kepada para Sumber Daya Manusia pengelola untuk dapat membuat sendiri konten kreatif tersebut menggunakan salah satu aplikasi edit video ” Capcut” .

Dalam kegiatan pendampingan tersebut masyarakat diajarkan tentang bagaimana cara dalam mengoptimalkan dan mengoprasikan aplikasi ” Capcut”. Setelah masyarakat mengenal beberapa fitur aplikasi yang sangat beragam, mahasiswa mengajak masyarakat untuk langsung mempraktekannya . Antusias masyarakat yang begitu besar sehingga memudahkan mahasiswa dalam dalam menyukseskan program ini. 

Masyarakat dengan penuh semangat membuat konten konten baru, dan mengabadikan setiap momen saat berlangsungnya kegiatan KKN, guna menjadikan video tersebut sebagai bahan editing konten promosi di Youtube. 

Setelah melaksanakan pendampingan selama kurang lebih 1 minggu, Sumber Daya Manusia  berhasil mempraktekan membuat video konten promosi secara mandiri dan langsung dicoba untuk di upload ke Youtube . Keberhasilan ini membuat mahasiswa Tim KKN Tematik UNDIP merasa sangat puas karena ilmu yang dibagikan, telah bermanfaat secara optimal untuk memberdayakan masyarakat sekitar.

Penutupan KKN Tematik UNDIP bersama warga Kelurahan Jabungan Sumber Foto : Dokumenty Pribadi
Penutupan KKN Tematik UNDIP bersama warga Kelurahan Jabungan Sumber Foto : Dokumenty Pribadi

Organisasi/ kelompok masyarakat yang telah terbentuk dan dibimbing ini, diharapkan kelak secara mandiri dapat sukses dan berhasil membuat maggot yang dibudidayakan tumbuh berkembang secara optimal serta menghasilkan nilai ekonomi tinggi melalui distribusi maggot ke pasaran luas. 

Hasil dari penjualan maggot tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para anggota, serta dapat memberikan ladang pekerjaan bagi yang membutuhkan. 

Dan lingkungan sekitar pun dapat kembali menjadi asri, karena tumpukan sampah rumah tangganya telah dikelola menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan bernilai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun