Mohon tunggu...
Nazaruddin Falakh
Nazaruddin Falakh Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Sebelas Maret

saya merupakan mahasiswa perencanaan wilayah dan kota universitas sebeas maret surrakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Menurunya Kualitas Pendidikan di Indonesia, 2045 Indonesia Emas atau Cemas?

5 Desember 2024   08:05 Diperbarui: 5 Desember 2024   08:37 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Visi Indonesia Emas 2045 adalah cita-cita bangsa untuk menjadi negara maju dan berdaya saing tinggi. Namun, pencapaian visi tersebut sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Sumber daya yang unggul dapat diperoleh dengan meningkatkan kualitas pendidikan menjadi lebih baik. 

Pendidikan sebagai fondasi pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, menjadi kunci utama dalam mewujudkan cita-cita tersebut untuk mencapai Indonesia emas 2045, sejumlah tantangan besar harus diatasi. Salah satu tantangan utama adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan menjadi kunci utama dalam membentuk SDM yang berkualitas. 

Kurikulum pendidikan harus relevan dengan kebutuhan dunia kerja yang terus berubah, serta mampu menumbuhkan kreativitas dan inovasi. Selain itu, pemerataan akses pendidikan juga menjadi tantangan tersendiri, terutama di daerah-daerah tertinggal.

Di era digital seperti sekarang, penguasaan teknologi menjadi semakin penting. Indonesia harus mampu mengembangkan teknologi sendiri dan tidak hanya menjadi konsumen teknologi asing. Pengembangan infrastruktur digital, seperti jaringan internet yang memadai menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan daya saing bangsa. Selain harus berkembang dalam hal digital, sektor pendidikan juga perlu diperhatikan. 

Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang sangat penting bagi masa depan bangsa. Dengan meningkatkan kualitas pendidikan, Indonesia akan mampu mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Semua pihak harus bahu-membahu untuk menciptakan sistem pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan. Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir, kualitas pendidikan di Indonesia justru mengalami penurunan yang mengkhawatirkan.

Salah satu indikator yang paling sering digunakan untuk mengukur kualitas pendidikan secara internasional adalah Program for International Student Assessment (PISA). Hasil PISA menunjukkan tren penurunan kemampuan siswa Indonesia dalam membaca, matematika, dan sains. Penurunan ini mengindikasikan adanya masalah mendasar dalam sistem pendidikan kita.

Grafik di atas memperlihatkan posisi Indonesia dalam pemeringkatan PISA tahun 2022. Indonesia menempati peringkat ke-69 atau posisi ke-12 terbawah dalam daftar dengan total skor 1.108.

Indeks PISA menjadi cerminan kualitas pendidikan di Indonesia. Hasil survei ini secara konsisten menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki tantangan dalam meningkatkan kemampuan literasi membaca, matematika, dan sains siswa berusia 15 tahun dibandingkan dengan negara-negara OECD lainnya. 

Rendahnya skor PISA Indonesia mengindikasikan adanya sejumlah faktor yang perlu diperbaiki, seperti kurikulum, metode pembelajaran, kualitas guru, dan fasilitas sekolah. 

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya komprehensif dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, sekolah, guru, orang tua, hingga masyarakat. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang sangat penting untuk kemajuan bangsa.

Hasil survei PISA secara konsisten menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh di bawah rata-rata negara-negara OECD. Hal ini mengindikasikan adanya masalah serius dalam sistem pendidikan kita. Rendahnya kemampuan siswa dalam literasi membaca, matematika, dan sains menjadi bukti bahwa kualitas pendidikan di Indonesia perlu segera ditingkatkan. 

Penurunan kualitas pendidikan akan berdampak serius terhadap pencapaian visi Indonesia Emas 2045. SDM yang berkualitas adalah kunci untuk memenangkan persaingan global. Jika kualitas pendidikan tidak segera ditingkatkan, maka Indonesia akan kesulitan bersaing dengan negara-negara lain yang memiliki kualitas SDM yang lebih baik.

Tentu penurunan kualitas ini sangat berpengaruh dalam terbentuknya sumber daya manusia yang lebih baik, hal ini dibuktikan banyak remaja di zaman sekarang lebih aktif membuka sosial media daripada harus membaca buku. Selain itu, penurunan kualitas pendidikan juga dapat memicu berbagai masalah sosial lainnya, seperti meningkatnya angka pengangguran, kemiskinan, dan kejahatan. 

Hal ini dikarenakan lulusan yang tidak memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja akan sulit mendapatkan pekerjaan yang layak.

Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan kualitas pendidikan di Indonesia antara lain:

  • Kurikulum yang terlalu padat: Kurikulum yang terlalu padat membuat siswa kesulitan memahami materi dengan baik. Akibatnya, siswa lebih fokus pada menghafal daripada memahami konsep.
  • Kualitas guru yang belum merata: Kualitas guru yang belum merata di seluruh daerah menjadi kendala dalam proses pembelajaran. Guru yang kurang kompeten akan kesulitan menyampaikan materi dengan efektif.
  • Fasilitas sekolah yang kurang memadai: Fasilitas sekolah yang kurang memadai, seperti perpustakaan, laboratorium, dan sarana teknologi, juga menjadi penghambat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
  • Sistem penilaian yang belum berorientasi pada kompetensi: Sistem penilaian yang masih berorientasi pada hafalan dan nilai akhir membuat siswa kurang termotivasi untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Untuk mengatasi masalah penurunan kualitas pendidikan, diperlukan upaya yang komprehensif dan berkelanjutan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

Mereformasi kurikulum: Kurikulum perlu dirancang agar lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif siswa.

Meningkatkan kualitas guru: Pemerintah perlu memberikan pelatihan dan pengembangan profesional yang berkelanjutan bagi guru.

Meningkatkan fasilitas sekolah: Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran yang cukup untuk meningkatkan kualitas fasilitas sekolah di seluruh daerah.

Menerapkan sistem penilaian yang berbasis kompetensi: Sistem penilaian perlu dirancang untuk mengukur kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bekerja sama.

  • Untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, diperlukan kerja sama dari seluruh komponen bangsa. Pemerintah, swasta, dan masyarakat harus bahu-membahu untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu, diperlukan juga kepemimpinan yang kuat dan visioner untuk membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Jika masalah tersebut tidak segera ditangani, maka cita cita bangsa Indonesia Emas 2045 justru dapat berubah menjadi Indonesia cemas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun