Mohon tunggu...
Nazar Amrullah
Nazar Amrullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Magister Manajemen Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penting !!! Motivasi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia

15 Mei 2024   19:42 Diperbarui: 15 Mei 2024   19:48 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Permendiknas No. 70 Tahun 2009 pasal 1 bahwa pendidikan inklusif didefinisikan sebagai sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/ bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. 

Bahkan dalam Peraturan Pemerintah yang memayungi pentingnya pendidikan tidak hanya ditujukan untuk anak-anak yang dipandang sempurna baik fisik ataupun nonfisiknya namun juga mencakup anak-anak yang memiliki kekurangan yang biasa disebut Anak Berkebutuhan Khusus (Septyaningrum, Pitana, & Sari, 2023). 

Dalam pendidikan inklusif terdapat berbagai macam anak berlatar belakang dengan bawaan cacat pada tubuhnya (Pradana, 2018). Hal ini menandakan bahwa menjadi sebuah perhatian khusus bagi pemerintah memberikan peningkatan dalam pelayanan serta kurikulum khusus dalam hal melakukan sebuah proses pembelajaran bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik.

Pendidikan inklusif diharapkan mampu membuat anak berkebutuhan khusus tidak termarginalkan dan mampu membuat mereka mengembangkan potensinya (Nurvitasari, Azizah, & Sunarno, 2018). Pendidikan jenis ini sudah lama menjadi perhatian khusus bagi pemerintah, tidak saja karena banyaknya peserta didik yang berkebutuhan khusus melainkan sebagai bentuk respon dan kehadiran negara sebagai pelindung dan pengayom masyarakatnya (Mansir, 2021). 

Dalam sekolah inklusif itu terdapat anak-anak difabel atau anak-anak berkebutuhan khusus yang berharap besar ingin sama seperti teman usia sebayanya, yaitu mereka ingin mendapatkan hak dan kewajibannya seperti anak-anak pada umumnya yang mendapatkan pendidikan juga melakukan banyak hal sebagaimana mestinya(Sari, Suyono, & Nazirun, 2022). Akan tetapi lain pendidikan inklusif juga butuh perhatian dan dukungan dari beberapa aspek seperti pemerintah dan badan-badan organisasi lainnya untuk mendukung sekolah inklusif di berbagai daerah (Amka, 2020).

Setidaknya dengan adanya perjuangan bagaimana segala bentuk pemikiran dari Bapak Ki Hajar Dewantara terkait dengan dunia pendidikan terkait dengan kesataraan serta prinsip dalam pendidikan yang dianut oleh bangsa Indonesia. Hal ini berarti sebagai sebuah motivasi bagi mereka yakni penyandang disabilitas untuk menempuh pendidikan tanpa dibedakan. 

Selain itu, rasa syukur segala filosofi pendidikan yang tertuang dari pemikiran bapak pendidikan sekaligus pahlawan nasional yang menjadi icon pendidikan Indonesia. Selain itu secara nyata pemerintah kita juga sudah menyiapkan bagi mereka formasi khusus dalam hal CPNS bahkan yang mempunyai kelainan atau biasa disebut ABK untuk mengikuti kebutuhan khusus dalam hal beasiswa. 

Selain itu  secara kurikulum secara nasional dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sudah mengatur terkait dengan Pendidikan Inklusi yang diperuntukkan bagi mereka yang berkebutuhan khusus. Hal ini menandakan secara tidak langsung sudah menjadi sebuah motivasi secara tersirat bagi mereka. Untuk itu, kita selalu memberikan dukungan bahwa mereka bisa dan sudah ada tempat untuk mengembangkan diri dalam semua hal yakni wadah pendidikan.(NA)

 

Referensi

Amaliyah, S. (2021). Konsep pendidikan keluarga menurut Ki Hadjar Dewantara. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1), 1766-1770.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun