2) To General Knowledge. Sifat ilmu pengetahuannya yang masih terlalu general/umum dan kurang memperhatikan kepada upaya penyelesaian masalah (problem solving).
3) Lack of Spirit of inquiry. Rendahnya semangat untuk melakukan penelitian/penyelidikan.
4) Memorisasi. Cara ini merupakan cara seperti model yang menghafal.
5) Certificate Oriented. Mencari ilmu hanya dengan tujuan agar bisa mendapat ijazah saja.
Untuk menghadapi masalah tersebut ada beberapa solusi dalam Pendidikan Islam diantaranya:
1) Mengubah cara mengajar peserta didik dengan menggunakan metode esensial atau menggunakan metode praktik agar peserta didik aktif.
2) Pengembangan wawasan intelektual yang kreatif dan dinamis dalam sinaran dan terintegrasi dengan islam.
3) Melakukan perubahan pandangan (cara pandang) dan cara penalaran (kerangka pikir) untuk menangkap dan melihat sesuatu.
Menurut landasannya, pendidikan Islam memiliki dua tujuan utama: pertama, mengabdi kepada Allah selaku khaliq dan memahami dirinya sebagai khalifah di muka bumi. Orientasi ini berguna untuk mengajarkan anak-anak bagaimana berperilaku agar tetap konsisten dengan moralitas dan hukum Islam. Pendidikan Islam sebagai subsistem dalam kerangka pendidikan nasional membahas bagaimana nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan tujuan pendidikan Islam dimasukkan ke dalam sistem pendidikan nasional. Integrasi pendidikan Islam sebagai subsistem dalam pendidikan nasional bertujuan untuk menciptakan peserta didik yang tidak hanya memiliki keunggulan akademis tetapi juga memiliki karakteristik yang sejalan dengan ajaran Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H