A. Konsep Alat dalam Pendidikan Islam
Berbagai media digunakan sebagai alat bantu dalam pendidikan Islam untuk membantu proses pembelajaran. Buku, bahan pelajaran, dan teknologi informasi adalah beberapa jenis sumber daya yang digunakan dalam pendidikan Islam. Memilih sumber daya yang tepat dapat membantu meningkatkan standar pendidikan Islam yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan karakteristik siswa serta menyediakan lingkungan belajar yang menarik dan kolaboratif akan mendukung pengembangan keterampilan siswa secara keseluruhan.
Sistem pendidikan sangat terpengaruh oleh teknologi yang berkembang pesat dan basis pengetahuan yang semakin berkurang. Akibatnya, media dan alat bantu lain yang digunakan dalam pendidikan Islam tidak kebal terhadap pengaruh teknologi yang muncul. Sehingga, materi dan media pendidikan Islam yang memanfaatkan teknologi modern memiliki potensi untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang tidak selalu dicapai oleh siswa itu sendiri.
Oleh karena itu, berikut ini adalah fungsi dari media/alat pendidikan yang sudah ada sejak dulu, tergantung dari kondisi teknologi dan pengetahuan pada saat itu:
- Membantu mempermudah pembelajaran bagi siswa dan guru.
- Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi kongkret).
- Meningkatkan tingkat perhatian siswa, sehingga meningkatkan semangat belajar.
- Setiap panca indra yang dimiliki oleh setiap individu murid dapat diaktifkan.
- Memiliki kemampuan untuk mencocokkan teori dengan kenyataan.
B. Jenis-Jenis Alat dalam Pendidikan Islam
Penjelasan tentang alat pendidikan Islam yang kasat mata dan tak kasat mata:
1. Alat pendidikan yang bersifat benda (materi)
Menurut Zakiah Drajat, alat pendidikan yang berupa benda adalah:
- Media tertulis, seperti Alquran, hadis, Tauhid, Fiqih, Sejarah.
- Benda-benda alam seperti binatang, manusia, tumbuhan, dan lain-lain.
- Gambar dirancang dalam bentuk grafik.
- Gambar yang diproyeksikan, seperti video.
- Audio recorder (alat pendengar) seperti kaset, tape, radio.
2. Â Alat yang bukan benda (non materil)
Media pendidikan/alat pengajaran immaterial bersifat abstrak dan digunakan terhadap peserta didik sebagai tindakan dan perilaku pendidik. Di antaranya sumber dan media pendidikan yang termasuk dalam kategori ini adalah: keteladanan, perintah, ganjaran, dan hukuman.
- Keteladanan
Umumnya manusia membutuhkan sosok yang dapat membimbingnya menuju kebenaran untuk mewujudkan keinginan tersebut, sebagaimana Allah menganggap Muhammad sebagai seorang nabi yang harus diikuti oleh manusia dan Ummat-Nya. Sebagai contoh, sebelum mengajarkan hukum-hukum-Nya kepada orang-orang yang akan mereka pimpin, Allah memerintahkan manusia termasuk para pendidik seperti raja untuk menaati perintah Allah dan Rasul sebelum mereka memimpin.
- Perintah
Seorang Muslim diberi tanggung jawab dan amanah oleh Allah SWT untuk mengembangkan ajaran "amar ma'ruf nahi munkar." Amar ma'ruf nahi munkar adalah alat atau media pengajaran. Perintah adalah semacam kebutuhan untuk mencapai atau melaksanakan sesuatu.
- Ganjaran
Ganjaran dalam konteks ini adalah memberikan sesuatu yang menyenangkan (penghargaan) dan berfungsi sebagai pelajaran bagi siswa yang ingin belajar, apa pun materi pelajarannya. Dalam pendidikan Islam, jika guru tidak memberikan bimbingan kepada siswa yang telah menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai hasil belajar, maka dapat dikatakan dengan jelas bahwa guru tidak memanfaatkan sumber daya pengajaran yang tersedia secara maksimal.
- Hukuman
Selain mengajar, hukuman berfungsi sebagai alat atau media pengajaran. Dalam Islam, hukuman bagi manusia disebut sebagai iqab. Abdurahman an-nahkawi menegaskan bahwa iqab merujuk pada rasa takut atau intimidasi melalui hukum karena melibatkan melakukan sesuatu yang tidak biasa. Sejak zaman dahulu, hukuman telah dipandang sebagai alat atau media yang mendukung pendidikan. Sebagai hasilnya, hukuman diterapkan pada semua bidang, termasuk pendidikan.
C. Konsep Metode Pendidikan Islam
Dalam pendidikan Islam, metode mengacu pada strategi atau pendekatan yang membantu proses pembelajaran. Pendidikan Islam menggunakan berbagai teknik, termasuk simulasi, praktikum, ceramah, dan diskusi. Kualitas pendidikan Islam dapat ditingkatkan dengan memilih pendekatan yang tepat, yang dapat dicapai dengan memilih pendekatan yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pelajaran yang diajarkan, serta pendekatan yang dapat mendukung lingkungan belajar yang interaktif dan kolaboratif.
Metode lebih penting daripada materi. Karena jika materi diberikan tanpa adanya metode, maka pembelajaran tidak akan efektif. Materi apapun yang disampaikan, jika menggunakan metode yang benar, maka akan dapat diterima para siswa. Fungsi metode adalah cara yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Dalam merumuskan metode, perlu dipertimbangkan aspek:
- Tujuan yang ditetapkan, kemampuan komunikator dan komunikan, bahan pelajaran, sarana prasarana
- Agama, biologis, psikologis, sosial, waktu, tempat
Macam-macam metode:
- Teladan
- Kisah
- Nasihat
- Pembiasaan
- Hukum dan ganjaran
- Ceramah
- Diskusi
D. Strategi Pendidikan Islam
Rencana atau tindakan yang digunakan dalam pendidikan Islam untuk mencapai tujuannya disebut sebagai strategi. Secara umum, strategi adalah sebuah rencana yang mengarahkan tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebuah strategi dapat dianggap sebagai model yang luas dari tindakan guru dan siswa dalam melaksanakan pengajaran dan pembelajaran jika dikaitkan dengan pengajaran. Al-Qur'an menggunakan metode yang unik yang dapat diterima oleh semua kelompok dan kapasitas kognitif untuk mengkomunikasikan ide-ide esensial dari isinya.
Strategi Dalam Al-Quran
a) Tidak hanya dogmatis, tetapi mendayagunakan logika dan nalar
- Gambar unik: keterbatasan akal
- Contoh: keajaiban angka 9 dan 19
b) Mengintegrasikan unsur akal (IQ), rasa (EQ), spiritual (SQ)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H