3. Mekanisme kerja obat
Apoteker harus mengetahui indikasi obat, penyakit/gejala yang sedang diobati sehingga Apoteker dapat memilih mekanisme mana yang harus dijelaskan. Penjelasan harus sederhana dan ringkas agar dipahami oleh pasien.
4. Dampak gaya hidup
Regimen obat banyak memaksa pasien untuk merubah gaya hidup. Apoteker harus dapat menanamkan kepercayaan pada pasien mengenai manfaat perubahan gaya hidup untuk meningkatkan kepatuhan pasien.
5. Penyimpanan
Pasien harus diberikan tentang cara penyimpanan obat terutama penyimpanan obat-obat yang harus disimpan pada temperatur kamar, adanya cahaya dan lain sebagainya. Tempat penyimpanan sebaiknya jauh dari jangkauan anak-anak
6. Efek potensial yang tidak diinginkan
Apoteker sebaiknya menjelaskan mekanisme atau alasan terjadinya toksisitas secara sederhana. Penekanan penjelasan dilakukan terutama untuk obat yang menyebabkan perubahan warna urin, yang menyebabkan kekeringan pada mukosa mulut, dan lain sebagainya. Pasien juga diberitahukan tentang tanda dan gejala keracunan (Depkes RI, 2006).
Cara yang digunakan untuk melontarkan pertanyaan dan susunan kata yang digunakan untuk menyampaikan informasi kemungkinan sangat menentukan hasil yang dicapai dari sesi konseling. Hal yang terpenting adalah harus terjadi komunikasi dua arah, yaitu dengan memberi banyak kesempatan bagi pasien untuk berdiskusi dan mengajukan pertanyaan. Â
Apoteker perlu menyadari bahwa konseling adalah layanan apotek, tetapi ternyata masih banyak apoteker yang masih menemui kesulitan untuk terlibat dalam konseling pasien. Apoteker sepertinya menghadapi begitu banyak tantangan untuk menjadikan konseling pasien sebagai aktivitas rutinnya untuk menerapkan layanan-layanan apotek. Tantangan utama yang harus dihadapi apoteker dalam memberikan layanan konseling pada pasien meliputi: tantangan yang melekat pada sistem, lingkungan tempat praktik apoteker, tantangan yang ditimbulkan oleh apoteker sendiri dan oleh pasien dan perubahan.
Harapan saya untuk farmasi kedepannya,kita sebagai farmasis seharusnya lebih sering beribteraksi dengan pasien karena dengan berinteraksi langung,membuat pasien merasa lebih baik dan tidak ragu untuk mengonsumsi obat yang seharusnya dia konsumsi serta mencegah terjadinya kesalahan penggunaan obat,pemakaian berlebihan obat serta ibat yang todak seharusnya digunakan secara berlebihan,pasien harus mengetahui konsekuensi dari penggunaan obat tersebut,karena kita tahu bahwa obat adalah racun apabila melebihi dosis yang ditentukan tetapi jika sesuai dosis akan berbuah hasil yang baik untuk kesehatan.