Mohon tunggu...
Yusi Ayu Permatasari
Yusi Ayu Permatasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - yusi

a college student

Selanjutnya

Tutup

Money

Melakukan Pendampingan Inovasi Produk Makanan pada UMKM Berbasis Home Industry di Desa Parangharjo

14 September 2021   06:05 Diperbarui: 14 September 2021   06:12 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis (Mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ) berfoto bersama sasaran (Ibu Sutiyanah)

Desa Parangharjo  merupakan salah satu diantara 9 desa yang berada di Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi. Sejak tahun 2019 hingga sekarang, dunia telah dilanda oleh pandemi COVID-19, tidak terkecuali di Desa Parangharjo yang berdampak bagi kehidupan masyarakat. Salah satu usaha masyarakat di Desa Parangharjo yang tidak luput dari dampak pandemi ini adalah Ibu Sutiyanah, yang dahulunya berjualan makanan ringan di salah satu Sekolah Dasar di Desa Parangharjo, namun semenjak adanya pandemi COVID-19 dan adanya sistem sekolah online, membuat Ibu Sutiyanah mendirikan usaha makanan (nasi goreng, ayam geprek, dan nasi lalapan) di rumahnya sendiri (home industry) semenjak tahun 2020, namun hingga saat ini masih terdapat beberapa keterbatasan yang dialami. Maka dari itu, saya, sebagai mahasiswa KKN Back To Village 3 Universitas Jember akan melakukan pengabdian masyarakat di Desa Parangharjo untuk membantu meningkatkan pemasaran produk yang lebih luas serta dapat menumbuhkan keterampilan inovasi berupa varian menu, branding, packaging, dan pemasaran (digital marketing) guna menumbuhkan image lebih menarik pada produk yang dijual agar lebih dikenal oleh masyarakat sehingga secara tidak langsung akan memberikan dampak tersendiri terhadap omset/penghasilan Ibu Sutiyanah.

Tahap pelaksanaan dilakukan dengan pemilik UMKM makanan sebagai sasaran, yaitu Ibu Sutiyanah. Pada pelaksanaan program kerja tersebut terbagi ke dalam 4 minggu dan 4 hari, dimana setiap minggunya terdapat fokus kepada kegiatan tersendiri yang berbeda-beda. Kegiatan pada minggu ke-1 (11-15 Agustus 2021) adalah mengobservasi keadaan dan potensi desa yang sumbernya didapatkan dari obervasi lapangan, website desa, perkenalan dengan sasaran sekaligus mengidentifikasi masalah dengan sasaran terkait masalah-masalah yang dihadapi selama masa pandemi COVID-19. Sebelumnya pada tanggal 12 Agustus 2021 juga dilakukan penerjunan mahasiswa KKN Back To Village 3 oleh Universitas Jember pada masing-masing desa, dimana pada kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa dan Ibu Sutiyanah, selaku sasaran.

Dari identifikasi masalah yang dilakukan dengan sasaran dapat disimpulkan bahwa masalah yang dihadapi oleh sasaran yaitu terbatasnya pengetahuan dari pemilik usaha, seperti pemasaran produknya yang masih bersifat konvensional, dan hanya mengandalkan media sosial WhatsApp saja sehingga wilayah jangkauannya terbatas dan banyak masyarakat yang belum mengenali produk usaha milik sasaran. Selain itu, permasalahan lain yang dihadapi berupa terbatasnya varian menu untuk menarik konsumen, pengemasan atau pacakaging yang cukup sederhana, dan belum memiliki nama, label, atau logo untuk produk (brand). Sehingga dibentuklah program kerja untuk mengatasi dan menangani masalah-masalah yang telah dialami yang kemudian dilakukan sosialisasi terkait program kerja tersebut kepada sasaran.

Pada minggu ke-2 (16-22 Agustus 2021) adalah melaksanakan program kerja kepada sasaran. Kegiatan dimulai dengan melakukan diskusi bersama sasaran terkait inovasi varian menu yang akan dikembangkan. Setelah dilakukan diskusi didapatkan hasil untuk mengembangkan menu seblak dan varian sambal, melihat akan peluang seblak yang cukup tinggi karena belum adanya pesaing dan adanya banyak permintaan dari konsumen, kemudian untuk menambah nilai jual seblak inovasi yang dilakukan dengan menyediakan salah satu topping yang sedikit berbeda yaitu tteok/garaetteok, pada varian sambal untuk produk ayam geprek dan nasi lalapan juga akan disediakan 4 macam sambal, yaitu sambal bawang, sambal goreng, sambal jeruk, dan sambal kemangi agar meningkatkan minat dan memudahkan konsumen untuk dapat memilih sambal yang diinginkan. Setelah kegiatan diskusi tersebut, mahasiswa memfasilitasi sasaran berupa kelas KKN 1 “Inovasi Varian Menu sebagai Strategi Mengembangkan UMKM Makanan” dimana kelas ini dibuat agar sasaran mengerti akan pentingnya inovasi atau pengembangan varian menu dalam mengembangkan usaha makanan yang dijalankan serta pelatihan pembuatan varian menu yang belum dikuasai oleh sasaran, yaitu seblak dan tteok/garaetteok. Sebelum pelaksanaan kelas, mahasiswa terlebih dahulu untuk menyusun materi yang akan disampaikan serta poster kelas. Pada pemaparan materi di kelas KKN 1, sasaran dengan mudah memahami materi yang telah diberikan.

Kelas KKN 1 “Inovasi Varian Menu sebagai Strategi Mengembangkan UMKM Makanan” bersama sasaran
Kelas KKN 1 “Inovasi Varian Menu sebagai Strategi Mengembangkan UMKM Makanan” bersama sasaran

Bahan untuk Membuat Varian Menu Baru “Seblak dan Ttteok/Garaetteok” dan Hasil Inovasi
Bahan untuk Membuat Varian Menu Baru “Seblak dan Ttteok/Garaetteok” dan Hasil Inovasi

Kegiatan selanjutnya, yaitu branding dimana langkah pertama yang dilakukan dengan mendiskusikan terkait konsep nama/brand dan logo yang akan dipakai kemudian hari berikutnya dilakukan pendampingan pembuatan atau mendesain logo produk usaha. Kegiatan ini merupakan langkah penting dalam mempromosikan produk agar masyarakat lebih mengenal lagi usaha milik sasaran dikarenakan sebelumnya, usaha tersebut belum memiliki identitas yang mencakup nama dan logo sebagai simbol pengingat produk/usaha. Pada proses diskusi, sasaran menentukan nama/brand yang akan dijadikan sebagai identitas untuk usahanya tersebut agar lebih dikenal yaitu “Dapur Bu Nanung”. Setelah menentukan nama untuk identitas dilanjutkan dengan pembuatan design logo. Dalam membuat design tersebut menggunakan aplikasi/software bernama Canva yang penggunaannya lebih mudah dan lebih bisa dipahami oleh sasaran dibandingkan dengan software yang lain seperti Corel Draw ataupun Photoshop.

Brand dan Logo Usaha Milik Ibu Sutiyanah, Dapur Bu Nanung
Brand dan Logo Usaha Milik Ibu Sutiyanah, Dapur Bu Nanung

Setelah kegiatan inovasi varian menu dan branding, pada minggu ke-3 (23-29 Agustus 2021) dilakukan 2 kelas KKN, yaitu kelas KKN 2 “Strategi Inovasi Packaging Produk pada UMKM Makanan” dan kelas KKN 3 “Pengenalan Platform Digital dan Pelatihan Pembuatan Akun Media Sosial”. Sebelum pembuatan kelas, tentunya mahasiswa akan membuat materi yang akan dijelaskan kepada sasaran serta poster kelas, begitupun untuk kelas seterusnya. Kelas KKN 2 dibuat agar sasaran mengerti terkait pentingnya inovasi packaging dan strateginya agar packaging terlihat lebih menarik. Pada kelas ini, sasaran dapat mengerti dengan baik dan hasil yang didapat berupa inovasi packaging yang sebelumnya dipakai hanya menggunakan steroform dan kertas minyak diganti menjadi paper box dengan desain yang lebih menarik. Paper box tersebut dirasa lebih efektif digunakan karena selain lebih menarik, paper box tersebut juga telah dilengkapi laminasi sehingga tidak perlu menggunakan kertas minyak lagi dan dirasa lebih ramah lingkungan dibandingkan steroform. Inovasi lain yang diberikan pada packaging produk yaitu dengan memberikan label pada paper box tersebut yang direalisasikan dengan menambah kontak pada brand dan logo yang sebelumnya sudah didesain pada Canva, kemudian label yang sudah jadi dicetak di percetakan di dekat rumah sasaran.

Sedangkan pada kelas KKN 3 dibuat agar sasaran mengerti terkait platform digital (termasuk fitur-fiturnya) dan cara membuat akun media sosial terkhusus instagram dan facebook yang merupakan langkah awal dalam upaya pemasaran produk pada usaha yang sedang dijalankan. Hasil yang didapat yaitu sasaran akhirnya memiliki akun media sosial sebagai media pemasaran untuk produk usahanya dan mengetahui fitur-fitur apa saja yang dapat dimanfaatkan.

Selain pengenalan platform digital termasuk sosial media, mahasiswa mendampingi sasaran untuk mendaftarkan tempat UMKM ke maps, hal ini dilakukan agar tempat usaha yang dijalankan oleh sasaran menjadi mudah ditemukan dan diketahui oleh konsumen yang ingin membeli produk usaha milik sasaran. Kemudian, mahasiswa juga melakukan pendampingan pembuatan linktree kepada sasaran, kegiatan ini dilakukan agar sasaran mengerti terkait pembuatan dan manfaatnya. Hasil yang yang didapat setelah pembuatan linktree dapat digunakan oleh konsumen yang mengunjungi media sosial Dapur Bu Nanung khususnya Instagram agar menjadi lebih mudah untuk diarahkan ke akun milik sasaran yang lain untuk pemesanan, seperti WhatsApp dan Facebook sehingga konsumen tidak perlu repot untuk menuliskan ulang nomor telepon atau link Facebook karena hanya dengan klik tautan yang sudah dibuat di linktree akan otomatis dirujuk pada yang dituju.

Paper Box dan Label Produk
Paper Box dan Label Produk

Hasil Inovasi Packaging Produk Dapur Bu Nanung
Hasil Inovasi Packaging Produk Dapur Bu Nanung

Akun Instagram & Linktree Dapur Bu Nanung
Akun Instagram & Linktree Dapur Bu Nanung

Akun Facebook Dapur Bu Nanung
Akun Facebook Dapur Bu Nanung

Lokasi Dapur Bu Nanung di Google Maps
Lokasi Dapur Bu Nanung di Google Maps

Memasuki minggu selanjutnya, yaitu minggu ke-4 (30 Agustus-5 September 2021), kegiatan dilanjutkan dengan pendampingan penyediaan jasa delivery order pada usaha yang dijalankan oleh sasaran. Hasil yang didapat sasaran menyepakati untuk menyediakan jasa pesan antar (delivery order) bagi konsumen yang ingin pesanannya di antar ke rumahnya, hal ini juga mempermudah konsumen untuk mendapatkan makanan tanpa perlu keluar rumah, terlebih di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini yang ingin membatasi mobilisasi. Konsumen yang ingin menggunakan jasa delivery order dari Dapur Bu Nanung akan dikenakan tarif ongkos kirim bergantung pada jarak usaha ke tempat konsumen tersebut.

Penyediaan Jasa Delivery Order
Penyediaan Jasa Delivery Order

Di minggu ini juga dilakukan kegiataan pengadaan kelas KKN 4 “Strategi Digital Marketing” untuk Promosi Bisnis atau Usaha”, kelas ini dibuat agar sasaran mengerti terkait digital marketing, strateginya termasuk strategi social media marketing, dan manfaat yang akan didapatkan jika memanfaatkan digital marketing. Hari selanjutnya, mahasiswa bersama sasaran melakukan pendampingan pengolahan makanan yang akan dipasarkan, pengemasan produk dengan packaging baru, serta mulai memasarkan varian menu, brand, dan packaging baru tersebut ke WhatsApp serta media sosial lain yaitu Facebook dan Instagram. Disini hasil yang didapat, sasaran sudah dapat menerapkan strategi digital marketing yaitu dengan membuat konten yang menarik dalam memasarkan yaitu dengan menggunakan foto produk yang menarik agar membuat konsumen menjadi tertarik untuk membeli produk dari usahanya.

Beberapa Hasil Foto untuk Pemasaran Produk
Beberapa Hasil Foto untuk Pemasaran Produk

Pemasaran Produk Melalui Facebook
Pemasaran Produk Melalui Facebook

Pemasaran Produk Melalui WhatsApp dan Instagram
Pemasaran Produk Melalui WhatsApp dan Instagram

Setelah dilakukan pemasaran selama beberapa hari termasuk varian menu, brand, dan packaging baru dengan memanfaatkan media sosial juga sosialisasi pada warga sekitar, masyarakat mulai banyak yang mengetahui produk yang dijual dan dijalankan oleh sasaran, hal tersebut dibuktikan dengan adanya pemesanan produk-produk dari Dapur Bu Nanung.

Beberapa Bukti Pemesanan Produk Dapur Bu Nanung
Beberapa Bukti Pemesanan Produk Dapur Bu Nanung

Selama kegiatan pelatihan dan pendampingan yang dilakukan kepada sasaran dari tahap pertama hingga tahap terakhir, sasaran masih mengalami kendala terutama dalam mengunggah konten di Facebook dan Instagram. Sasaran masih belum memahami sepenuhnya bagaimana jalannya Facebook dan Instagram sehingga dalam pendampingan tersebut, saya mendampingi sasaran dengan memberikan pemahaman mulai dari membuat akun hingga menjelaskan fitur-fitur yang ada di Facebook dan Instagram secara detail dan berulang, selain itu keponakan sasaran juga ikut membantu dalam mengatasi masalah tersebut. Setelah menjelaskan tentang fitur-fitur di Facebook dan Instagram secara terperinci kepada sasaran, sasaran sudah mulai memahami bagaimana jalannya Facebook dan Instagram dan bagaimana memasarkan produk pada kedua media sosial tersebut.

Setelah dilakukan program KKN di rumah sasaran, Ibu Sutiyanah dapat merasakan manfaat yang ia terima dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama saya sebagai mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember. Ibu Sutiyanah mengatakan, “Ya saya senang mbak sudah dibantu oleh Mbak Yusi, saya jadi mulai maju dan ngerti cara promosi di Facebook sama Instagram. Terus produk saya juga jadi jauh lebih menarik kemasannya, punya merek juga, pokoknya kegiatannya selama ini sangat bermanfaat semua bagi usaha saya”, “Ya untuk peningkatan pemesanan sedikit demi sedikit ada ya mbak walau baru beberapa hari promosi udah mulai banyak orang yang ngerti kalo saya ini jualan makanan”, lanjutnya.

Tingkat keberhasilan dalam pendampingan ini yang pertama adalah adanya peningkatan jangkauan pemasaran produk yang lebih luas yaitu dengan adanya pemahaman pemanfaatan media selain WhatsApp, yaitu Facebook dan Instagram. Yang kedua, sasaran dapat menumbuhkan keterampilan inovasi baru dalam menu makanan yakni seblak dan varian toppingnya, serta varian sambal, yang sebelumnya belum ada sebagai inovasi baru untuk mempromosikan produk di masa pandemi ini. Selain itu, sasaran juga telah dapat menumbuhkan inovasi dalam branding dan packaging produk usahnya guna menumbuhkan image lebih menarik pada produk.

Pada akhir minggu ke-4 dan 4 hari setelahnya akan difokuskan untuk pembuatan laporan, artikel, serta penarikan mahasiswa KKN BTV 3 oleh Universitas Jember.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun