Oleh : Syamsul Yakin dan Nayla Nazmi Mahira
Dosen Retorika & Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Retorika dakwah digunakan untuk membuat pesan dakwah menjadi menarik dan estetis. Dakwah memerlukan retorika sebagai seni berkomunikasi verbal dan nonverbal. Dakwah tanpa retorika seperti sayur tanpa garam, kurang menarik.
Â
Selain itu, retorika dakwah digunakan untuk memastikan ceramah memiliki substansi yang kuat. Retorika membutuhkan pesan yang disampaikan menggunakan bahasa baku, berdasarkan data dan riset. Ceramah yang substansial sesuai dengan audiens yang semakin rasional dan kritis.
Â
Tujuan lain dari retorika dakwah adalah membuat pesan dakwah informatif, persuasif, dan menghibur. Hal ini penting karena tujuan retorika adalah mencapai ketiga aspek tersebut agar pesan dakwah seperti akidah, syariah, dan akhlak dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh audiens. Dengan demikian, pesan yang disampaikan terasa lengkap.
Â
Selain itu, retorika dakwah juga memperkenalkan konsep pathos, logos, dan ethos dalam berdakwah. Ketiga konsep ini diperkenalkan oleh Aristoteles untuk meningkatkan kualitas dakwah dan mendapatkan respons positif dari audiens. Apapun metode dakwah yang digunakan, penting untuk memperhatikan penggunaan pathos, logos, dan ethos.
Â
Retorika dakwah juga harus mempertimbangkan perkembangan audiens yang semakin banyak berada di ranah online. Untuk mencapai mereka, retorika memperkenalkan komunikasi nonverbal melalui platform digital. Dengan komunikasi nonverbal, seorang dai dapat berdakwah melalui gerakan tubuh dan bahasa tubuh dalam komunikasi tatap muka maupun virtual.
Â
Terakhir, retorika dakwah juga mempertimbangkan tahapan dalam berdakwah. Dalam retorika, terdapat lima tahapan pidato yang dapat digunakan dalam berdakwah, yaitu penemuan (inventio), penyusunan (dispositio), gaya (elocutio), memori (memoria), dan penyampaian (pronuntiatio). Kelima tahapan ini dikenal sebagai teknik dakwah dalam ilmu dakwah.
Â
Namun, penting untuk diingat bahwa dakwah seharusnya tidak hanya berfokus pada retorika semata. Dakwah harus tetap menjadi amanah yang berasal dari langit, dengan niat yang benar untuk mencapai ridha Allah. Menjadikan dakwah hanya sebagai retorika dapat membuat dakwah kehilangan esensinya sebagai ibadah yang membawa manfaat bagi manusia di dunia dan akhirat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H