Mohon tunggu...
Nayla Bening R.
Nayla Bening R. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahaiswa Universitas Airlangga Fakultas Kesehatan Masyarakat

Passionate about well-being

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Alternatif Susu Sapi yang Kaya Akan Nutrisi

30 Mei 2022   18:00 Diperbarui: 30 Mei 2022   18:02 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak 11.000 tahun lalu, aktivitas agrikultur pertama dimulai. Nenek moyang kita mulai beternak hewan penghasil susu serta menghasilkan produk turunannya, seperti keju dan yoghurt. 

Susu, cairan berwarna putih yang diperoleh dari pemerahan hewan menyusui yang digunakan sebagai bahan pangan sehat serta padanya tidak dikurangi komponennya atau ditambah bahan lain (Hadiwiyoto). Susu yang kaya akan lemak, mineral, vitamin, dan laktosa, menjadi makanan dasar bayi mamalia. 

Kini, kondisi bumi telah berubah. Masyarakat ingin tetap mendapatkan asupan gizi sehat tanpa menghiraukan keadaan lingkungan. Namun, kini susu memegang peran penting sebagai penunjang nutrisi. 

Sayangnya, pemenuhan kebutuhan ini tidak diimbangi dengan kesadaran masyarakat akan kondisi lingkungan. Masyarakat ingin tetap mendapatkan asupan gizi sehat tanpa menghiraukan keadaan lingkungan. Tahukah Anda terdapat kontroversi dalam peternakan sapi perah?

Sekitar 33% lahan pertanian digunakan untuk pakan ternak. Meskipun jejak karbon dari produk susu telah menurun sejak 1990, produksi susu masih menjadi penyumbang 3% gas emisi efek rumah kaca. 

Dibutuhkan lahan seluas empat kilometer persegi hanya untuk memproduksi segelas susu sapi dengan lahan hasil deforestasi. Susu memang industri besar, sayangnya dalam proses produksi menyebabkan penderitaan. 

Dilansir dari National Center for Biotechnology Information (NCBI), sapi dibuahi berulang-ulang lalu dipisahkan dari anaknya setelah lahir. Sapi tersebut disembelih setelah tubuh mereka tidak produktif lagi.

Di samping itu, para ahli memperkirakan 68% populasi dunia mengalami intoleransi laktosa. Apa itu intoleransi laktosa? Ketika mengonsumsi susu, pencernaan mensekresikan enzim laktase untuk memecah zat gula, yaitu laktosa.

Pada orang yang mengalami intoleransi laktosa, tubuh tidak memproduksi cukup enzim laktase sehingga tidak dapat mencerna laktosa. Biasanya, para penderita mengalami perut kembung dan diare setelah mengonsumsi produk susu. 

Oleh karena itu, minuman pengganti susu sapi seperti susu kedelai, oat, dan almond kini menjadi pilihan alternatif.

Lantas, substitusi susu apa yang terbaik diminum sehari-hari? Dalam 250 ml susu sapi mengandung 8 gram protein, 12 gram karbohidrat, dan 2--8 gram lemak. Berikut perbandingannya dengan 250 ml susu kedelai, oat, dan almond.

  1. Protein

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun