Mohon tunggu...
Nayla Azzahra
Nayla Azzahra Mohon Tunggu... Novelis - mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UMJ

hobi: membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembunuhan dan Mutilasi di Ciamis pada Tahun 2024 menurut Filsafat dan Etika Komunikasi

7 Mei 2024   00:14 Diperbarui: 21 Mei 2024   17:24 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Nayla Azzahra

NIM : 23010400060

Mata Kuliah : Filsafat dan Etika Komunikasi

Dosen Pengampu : Dr. Nani Nurani Muksin, S.Sos, M.Si

Pada awal Mei 2024, di gegerkan melanda masyarakat Ciamis, Jawa Barat, dengan kasus pembunuhan dan mutilasi sadis yang menimpa seorang wanita bernama Yanti. Pelakunya adalah sang suami sendiri, Tarsum. Kasus ini sontak menjadi sorotan media dan publik, memicu berbagai pertanyaan dan refleksi tentang nilai-nilai moral dan etika dalam hubungan manusia. Menurut pemeriksaan dokter sementara, pelaku memiliki depresi dikarenakan anaknya memiliki hutang saat bermain dalam jumlah yang besar, dan usahanya pun menjadi bangkrut. Terlalu memendam semua masalah sendirian juga membuat mental tidak baik baik saja. Korban saat itu hendak pergi ke pengajian namun sanksi mata mendengar bahwa sebelumnya mereka sempat cekcok hingga pada akhirnya pelaku berkeliling menawarkan daging yang sudah di letakkan didalam plastik untuk ditawarkan kepada tetangganya untuk menghasilkan uang. 

Siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, balasannya adalah (neraka) Jahanam. Dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, melaknatnya, dan menyediakan baginya azab yang sangat besar.

Filsafat Komunikasi Menurut Muhammad Mahfud MD, seorang pakar hukum dan politik Indonesia, mengemukakan filsafat komunikasi yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dan ajaran Islam. Menurutnya, komunikasi harus dilandaskan pada kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan.

Berikut beberapa poin penting dalam filsafat komunikasi Muhammad Mahfud MD:

â– Kebenaran: Komunikasi harus didasarkan pada informasi yang benar dan akurat. Kebohongan dan penipuan harus dihindari karena dapat merusak kepercayaan dan hubungan antar manusia.

â– Keadilan: Setiap orang berhak untuk didengar dan dihargai pendapatnya. Komunikasi harus dilakukan dengan cara yang adil dan tidak diskriminatif.

â– Kemanusiaan: Komunikasi harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, seperti saling menghormati, menghargai perbedaan, dan membantu mereka yang membutuhkan.

Didalam analisis yang mengangkat kasus pembunuhan yang beredar di Ciamis, Berikut beberapa konsep dan teori filsafat dan etika komunikasi yang dapat membantu kita memahami fenomena ini:

1) Deontologi dan Konsekuensialisme

- Deontologi: Dalam kasus ini, deontologi dapat membantu kita memahami mengapa tindakan pelaku dianggap salah secara moral, karena melanggar prinsip-prinsip dasar seperti hak hidup dan martabat manusia.

- Konsekuensialisme: Dalam kasus ini, konsekuensialisme dapat membantu kita memahami bagaimana tindakan pelaku telah menyebabkan penderitaan dan trauma bagi korban maupun keluarga mereka.

2) Etika Komunikasi:

Etika komunikasi menekankan pentingnya komunikasi yang efektif dan bertanggung jawab. Dalam kasus ini, kita dapat melihat bagaimana kurangnya komunikasi dan membuat kesalahpahaman mungkin telah berkontribusi pada tragedi ini.

3) Dampak Sosial dan Peran Media:

Kasus ini menimbulkan adanya rasa tidak aman serta nyamandan menimbulkan ketakutan di masyarakat. Kekejaman yang ditampilkan dapat memicu trauma dan kecemasan, terutama bagi perempuan dan anak-anak. Teori spiral ketakutan oleh Albert Bandura menjelaskan bagaimana rasa takut dapat menyebar dan memperkuat perilaku negatif dalam masyarakat. Dampak dari kasus pembunuhan ini menimbulkan ketakutan, kemarahan, dan ketidakpercayaan dari masyarakat sekitar.

4) Hak Asasi Manusia dan Keadilan:

Meskipun tersangka telah melakukan tindakan tercela, tetap memiliki hak asasi manusia yang harus dihormati. Hal ini termasuk hak untuk didengar, hak atas peradilan yang adil, dan hak untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi. Untuk korban sendiri, ia memiliki hak untuk mendapatkan ganti rugi, dan hak untuk melihat pelaku diadili dan dihukum.

5) Tanggung Jawab

Adanya tanggung jawab dari tersangka untuk menebus kesalahannya dan harus diadili serta di jatuhi dengan hukum yang berlaku.

6) Peran komunikasi

Hilangnya komunikasi secara efektif membuat kurangnya pemahaman antara manusia satu ke manusia lain, kurangnya empati dan tidak adanya kejujuran dalam komunikasi dapat membuat komunikasi menjadi renggang.  Hal ini berarti bahwa semua pihak harus saling menghormati, jujur, dan bertanggung jawab dalam apa yang mereka katakan dan lakukan. 

7) Dehumanisasi dan Hilangnya Empati

Kasus Tarsum, yang memutilasi tubuh sang istri, merupakan contoh tragis dari dehumanisasi dan hilangnya empati. Tindakannya yang kejam dan tidak berperasaan mencerminkan krisis moral yang memprihatinkan, di mana individu teralienasi dari nilai-nilai kemanusiaan dan mudah terjerumus dalam tindakan keji.

  • Dehumanisasi:

Dehumanisasi adalah proses mencabut sifat manusia dari seseorang atau sekelompok orang, memandang mereka sebagai objek yang tidak layak dihormati atau dikasihani. Dalam kasus Tarsum, ia mendehumanisasi sang istri dengan memperlakukannya sebagai benda yang dapat dimutilasi dan dibunuh tanpa rasa bersalah. Pelaku tentu saja tidak bisa membedakan klayalan dan realita yang sedang terjadi, maka dari itu pelaku tidak menyadari kesalahan dibalik kejahatannya tersebut.

  • Hilangnya Empati:

Tarsum menunjukkan hilangnya empati yang akut, karena ia tidak mampu merasakan penderitaan sang istri dan tidak tergerak oleh rasa kasihan. Kekejamannya menunjukkan bahwa ia tidak memiliki kepedulian terhadap rasa sakit dan penderitaan orang lain.

8) Kegagalan Komunikasi:

Komunikasi yang terbuka dan jujur dalam hubungan antar individu sangatlah penting, agar tidak memikul beban seorang diri. Perasaan yang dipendam adalah mungkin cara yang Tarsum lakukan selama permasalahan yang terjadi di dalam perekonomiannya. Kegagalan Tarsum dan Yanti untuk menyelesaikan masalah mereka secara konstruktif melalui dialog dan kompromi berujung pada tragedi yang tak terhindarkan.

Menurut Ki Hajar Dewantara (1962), disiplin adalah ilmu yang mempelajari segala persoalan baik dan buruk dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam tindakan mental dan emosional yang dapat dianalisis dan dirasakan, dalam tujuan yang dapat dilakukan.

Sumber lain:

  • Naingolan, AE, & Kartini, K. (2024). Istilah Etika, Pengertian Etika Komunikasi, dan Etika Komunikasi Persuasif. Jurnal Pendidikan Tambusai , 8 (1), 5004-5013.

  • Mufid, Muhamad. (2012). Filsafat dan Etika Komunikasi. Jakarta: Prenadamedia Group. McQuail,Dennis Teori Komunikasi Masa, (Jakarta; Penerbit Erlangga 1996)

  • Rachmat Kriyantono, Kriyantono (2019) Pengantar Lengkap Ilmu Komunikasi Filsafat dan Etika Ilmunya Serta Perspektif Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun