Suatu bangsa memerlukan adanya pemimpin. Hal ini juga menentukan keberlangsungan bangsa tersebut di masa yang akan datang. Sehingga terwujudnya ketentuan agama dan ketertiban sisal serta kebutuhan pokok masyarakat juga berjalan baik. bangsa memerlukan adanya pemimpin. Hal ini juga menentukan keberlangsungan bangsa tersebut di masa yang akan datang. Sehingga terwujudnya ketentuan agama dan ketertiban sisal serta kebutuhan pokok masyarakat juga berjalan baik.
Selaras dengan pendapat Imam Ghazali bahwa memiliki seorang pemimpin merupakan kewajiban syari’at dan akan menjadi berdosa apabila tidak mau mengangkat pemimpin atau dengan kata lain golput serta celaka bagi bangsa yang vakum kepemimpinan.
Bahkan pemimpin yang zalim lebih baik dari pada tidak adanya pemimpin, hal tersebut akan menimbulkan kekacauan dalam bangsa.
Dalam ajaran islam, ulama merupakan pemimpin yang dianggap paling asli karena kepemimpinan merupakan satu-satunya sumber sosialisasi Islam, kepemimpinan menjadi sesuatu yang “agung”, “suci”, dan “sakral” dalam pertumbuhan sosio-politik masyarakat, perkembangan penafsiran Al-Quran terhadap berbagai persoalan kemanusiaan modern.
Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa ulama dikelompokkan menjadi tiga, pertama ialah kelompok ulama yang merusak diri dan individu yang lain. Yakni yang mencari serta rakus terhadap dunia secara terang-terangan. Kedua ialah kelompok ulama yang membawa kebahagiaan baik kepada diri sendiri maupun orang lain, yakni ulama yang menyeru manusia kepada Allah secara dhohir dan batin. Ketiga ialah ulama yang memberikan kerusakan pada diri sendiri dan memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Mereka mengajak pada jalan akhirat, yang menolak pada dunia luar akan tetapi dalam hatinya menginginkan penghormatan terhadap diri sendiri dari orang lain.
Para pemimpin Islam mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menyebarkan ajaran Islam agar keutamaannya dapat dilihat dan dialami dalam berbagai konteks. Seorang pemimpin harus berkembang dan berkembang dalam beberapa cara berbeda untuk memenuhi mandat kepemimpinannya. Diantaranya:
(1) Al-'Ilm, orang-orang yang berilmu.
(2) Mukhliṣ, orang yang jujur.
(3) Amil, seorang pekerja yang rajin.
(4) Mujahid, yaitu pejuang tanpa terkecuali.
(5) Mutady, orang yang tidak kenal pamrih, yang tidak pernah berhenti memberi.