Mohon tunggu...
Nayla Arista
Nayla Arista Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

An only child that love pink colour so much

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjaga Hafalan Al-Qur'an, tapi Bukan Anak Pesantren? Insyaallah, Pasti Bisa

16 Februari 2023   11:10 Diperbarui: 16 Februari 2023   11:27 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Al-Qur’an adalah sumber pedoman serta petunjuk bagi umat Islam. Setiap muslim wajib hukumnya untuk membaca Al-Qur’an, lebih afdhalnya lagi, apabila kita menghafalkannya. Meski hukumnya bukan wajib, menghafal Al-Qur’an ternyata memiliki banyak keutamaan, diantaranya :

Pertama, orangtua penghafal Qur’an akan dipakaikan mahkota yang sangat terang di hari kiamat kelak

Suatu hadis yang diriwayatkan oleh Muadz Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ، أُلْبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barang siapa yang menghafal Alquran dan mengamalkan isinya, maka akan dipakaikan kepada kedua orang tuanya mahkota pada Hari Kiamat.”

Kemudian lanjutan hadis tadi:

ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِي بُيُوتِ الدُّنْيَا لَوْ كَانَتْ فِيه

“Mahkota tersebut lebih terang dan lebih baik daripada cahaya matahari di rumah-rumah dunia, seandainya cahaya tersebut ada padanya.”

Kedua, Meraih banyak pahala karena huruf-huruf yang dilafalkannya

Rasulullah SAW. bersabda: “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (Alquran) maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lâm mîm satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm satu huruf.” (HR At-Tirmidzi).

Ketiga, Mendapatkan kedudukan di Surga

Mengutip hadis Rasulullah SAW:

 يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ : اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ ، كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا ، فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا.

“Dikatakan kepada penghafal Alquran: “Bacalah, naiklah dan baca secara tartil. Seperti engkau membaca tartil di dunia. Karena kedudukanmu berada di akhir ayat yang engkau baca.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi dari Amr bin Ash)

Keempat, Memberikan syafaat kepada anggota keluarganya yang seharusnya masuk neraka

Sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

عَن عَلِيٍ رَضَي اللٌهُ عَنهُ وَ كَرٌمَ اللٌهُ وَجهَة قَالَ رَسُولُ اللٌهِ صَلٌيُ اللٌهُ عَلَيهَ وَسَلَمَ مَن قَرأ القُرانَ فَاستَظهَرَه فَحَلٌ حَلآلَه وَحَرٌمَ حَرَامَهُ اَدخَلَهُ اللٌهُ الجَنٌةَ وَشَفٌعَه فيِ عَشَرةَ مِن اَهلِ بَيِته كُلٌهٌم قَد وَجبت لَهُ النٌارُ.(رواه أحمد والترمذي وقال هذا حديث غريب وحفص بن سليمان الراوي ليس هو بالتقوى يضعف في الحديث ورواه أبن ماجه والدارمي).

Dari Ali karramallaahu wajhah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan menghafalnya, lalu menghalalkan apa yang dihalalkannya dan mengharamkan apa yang diharamkannya, maka Allah Ta’ala akan memasukannya ke dalam Surga dan Allah menjaminnya untuk memberi syafaat kepada sepuluh orang keluarganya yang kesemuanya telah diwajibkan masuk neraka.” (HR Imam Ahmad dan Tirmidzi)

Kelima, Berada dalam lindungan Allah di hari kiamat, dan masih banyak lagi keutamaan lainnya

Disebutkan dalam Syarh Al-Ihya daftar orang yang akan berada di bawah lindungan Allah SAW pada hari kiamat, ketika seluruh manusia dalam keadaan panik yaitu dalam hadis riwayat Dailami, dari Ali ra bahwa pembawa Alquran, yaitu para hafiz Alquran, akan berada di bawah lindungan Allah bersama para Nabi dan shalihin.

Mulla Ali Qari rah.a yang mengutip di dalam Syarhus-Sunnah dari riwayat Abu Umamah ra yang memperkuat hadis di atas, yaitu, “Selalulah menghafal Alquran, karena Allah tidak akan menyiksa hati yang menyimpan Alquran.”

Untuk memudahkan dalam menghafal Al-Qur’an, hal pertama yang harus diubah adalah mindset. Menghafal Al-Qur’an tidak melulu hanya bisa dilakukan jika menjadi anak pesantren. Siswa reguler pun bisa melakukannya. Kuncinya adalah proritas. Kita harus menentukan mana yang menjadi prioritas kita. Apakah Al-Quran atau belajar?. Bukan berarti dengan memprioritaskan Al-Qur’an, kita tidak bisa belajar. Tetaplah belajar, namun semampu diri dan kembali kepada prioritas awal.

Setelah menghafal Al-Qur’an, tentu tidak afdhal jika hanya terus menambah hafalan tanpa mengulang-ulangnya. Mendapatkan memang mudah, namun menjaganya adalah hal yang sulit. Murojaah adalah sebuah keharusan bagi penghafal Al-Qur’an di sepanjang hidupnya. Tentunya memang sulit dan bosan, namun insyaallah ganjarannya besar dihadapan Allah. Berikut adalah tips-tips yang dapat diamalkan untuk menjaga hafalan Al-Qur’an :

1.Buat target harian untuk muroja’ah secara rinci. Jika ada kegiatan di waktu yang seharusnya digunakan untuk murojaah, segera tetapkan waktu lain untuk murojaah hafalan (usahakan masih di hari yang sama). Contoh : Zahra memiliki target murojaah 1 juz/hari. Setiap selesai shalat, ia memurojaah 2 lembar. Namun, setelah shalat dzuhur ternyata Zahra ada kegiatan, maka hafalan yang seharusnya dimurojaah di waktu tersebut Zahra ganti di waktu lain, yaitu sebelum tidur.

2.Bagi pemula, bisa dimulai dari sedikit terlebih dahulu. Secara bertahap, usahakan targetan muroja’ah bertambah. Kuncinya, istiqomah!. Apabila hafalannya 1 juz, bisa dimulai dengan 2 lembar/hari.

3.Lawan rasa malas. Jika target harian tidak tercapai, pasti ada rasa menyesal karena kurang memanfaatkan waktu dengan baik. Paksakan diri terlebih dahulu, jika sudah melakukannya, insyaallah akan merasa nyaman dan tidak memberatkan.

4.Ingat tujuan awal menghafal. Keutamaan-keutamaan diatas bisa dijadikan sebagai motivasi untuk membangkitkan semangat murojaah.

5.Menyimak hafalan orang lain/teman

6.Kurangi musik yang tidak bermanfaat/galau.

7.Sebisa mungkin menjauhkan diri dari kemaksiatan dan mencari lingkungan pertemanan yang baik. Diantara kemaksiatan yang sering dilakukan di zaman ini adalah pacaran, berbicara kasar, kpop-an, dan lainnya. Jika seseorang menghafal Al-Qur’an, namun tetap melakukan maksiat, ketahuilah bahwa hafalannya itu tidak sampai ke hati dan perilakunya. Memiliki teman-teman dengan kebiasaan yang baik pula, tanpa sadar, kita pun akan terbawa kepada kebiasaan mereka tersebut.

Jadi, menghafal serta memurojaah hafalan Al-Qu’ran tidak hanya berlaku anak pesantren saja, setiap orang memiliki kesempatan yang sama asalkan memiliki niat. Yang terpenting bagi umat muslim adalah tidak melalaikan Al-Qur’an dengan membacanya sesering mungkin. Insyaallah Al-Qur’an akan menjadi penerang di alam kubur, juga menjadi syafaat bagi pembacanya di hari kiamat kelak.

Terimakasih telah membaca artikel ini, mohon maaf bila terdapat banyak kesalahan, semoga bermanfaat.

Daftar pustaka :

https://www.instagram.com/p/Cn55T2WP30h/?igshid=YmMyMTA2M2Y=

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun