Assalamu'alaikum.. Hallo sobat kompasiana!
Hayoo, ada yang lagi takut salah ambil jurusan?
Bangku SMA merupakan masa terindah dalam menjalankan kegiatan di lingkungan sekolah, pada saat detik-detik menjelang kelulusan maka akan terlintas pertanyaan di pikiran kita  mengenai kemana arah tujuan yang hendak ditempuh?.
Pada umunya setelah lulus bangku SMA pada umumnya akan melanjutkan kembali ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Masa yang indah perlahan berubah menjadi gundah, bagaimana tidak gundah apabila sering sekali dibayangi oleh rasa khawatir untuk memutuskan jurusan yang tepat dalam menentukan masa depan kita kelak. Beraneka ragam jurusan yang di sediakan pada perguruan tinggi terkadang membuat bingung untuk memilih jurusan yang sesuai dengan kemampuan.
Setelah selesai melaksanakan rangkaian tes dan seleksi, kemudian diterima pada perguruan tinggi yang diinginkan dan mendapati jurusan yang sudah diputuskan pada awalnya menciptakan sebuah kebanggan tersendiri atas pencapaian tersebut.
Sudah Jalan 4 Semester Mulai Merasa Salah Jurusan
Seiring waktu berjalan dengan menempuh kegiatan perkuliahan pada jurusan yang di pilih, tidak sedikit yang merasa ada sesuatu yang janggal dari dalam diri. Banyak penemuan kasus mengenai mahasiswa yang menjalankan kegiatan perkuliahan kerap mengeluh setelah memasuki semester 3 karena adanya ketidakcocokan antara materi pembelajan yang diberikan dengan kemampuan untuk menyerap ilmu pengetahuan dan mengaplikasikanya.
Kenyataan di dalam lapangan dirasa tidak sesuai dengan harapan awal saat  mengambil keputusan dalam menempuh pendidikan pada jurusan yang telah di pilihnya. Berikut faktor penyebab dari mahasiswa yang merasa salah jurusan :
Konformitas dalam diri
Konformitas merupakan perilaku individu dalam mengikuti segala perilaku atau keputusan yang diambil oleh orang lain. Terkait hal tersebut mahasiswa sebelum memilih jurusan sering kali mudah terpengaruh oleh ajakan temannya dalam memilih jurusan atau mungkin bisa jadi orang tersebut memang memiliki perilaku ikut-ikutan karena bingung memilih jurusan.
Kurang ekplorasi diri
Explorasi diri diartikan sebagai proses pencarian sebagai alternatif dalam menentukan sebuah keputusan. Ekplorasi kali ini dapat dikategorikan sebagai berikut, yaitu :
- Ekplorasi Minat
Kurangnya seseorang dalam mengetahui minat atau ketertarikan orang tersebut pada suatu hal, dalam hal ini peran minat sebagai bagian rangsangan seseorang dalam memenuhi keinginannya akan berkaitan dengan jurusan yang di inginkan pula.
- Eksplorasi Bakat
Kurangnya mengasah bakat, pengertian bakat ialah sebuah kemampuan yang sudah ada dalam diri seseorang sejak lahir atau dapat dikatakan  bakat disini akan memiliki pengaruh dalam seseorang menentukan keputusan memilih jurusan karena bakat yang dimiliki selaras dengan jurusan yang diambil.
- Eksplorasi Potensi
Kurang mengenal potensi yang ada pada diri sendiri, potensi merupakan sebuah kemampuan  seseorang yang mampu berkembang seiring berjalannya waktu dengan melatih kemampuan tersebut terus menerus. Apabila orang tersebut mampu mengenal potensi dalam dirinya sendiri tentuk sangatlah mudah dalam memutuskan jurasan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki orang tersebut
Kurangnya komunikasi dengan Guru BK
Peserta didik sangat dianjurkan untuk lebih aktif mencari informasi mengenai perguruan tinggi dan jurusan yang di minati, namun kenyataannya masih banyak siswa yang terkesan pasrah dan  mengabiskan waktu dengan khawatir. Tanpa disadari waktu tersebut dapat di manfaatkan untuk melakukan konsultasi dengan Guru Bimbingan dan Konseling mengenai perencanaan study lanjutan.
Minimnya Inisiatif dalam Mencari Informasi
Pada zaman perkembangan teknologi yang pesat, bukan lagi menjadi alasan untuk tidak memperoleh informasi mengenai jurusan dalam sebuah perguruan tinggi. Siswa kurang memiliki inisiatif dalam dirinya untuk menggali informasi yang berkaitan dengan pemaparan jurusan yang tersedia banyak di internet, dengan mencari informasi secara mandiri tentu akan menambahkan nilai pemahaman akan kesesuaian jurusan dengan minat dan potensi dalam diri siswa tersebut.
Terjerumus Salah Jurusan bukan Akhir Kehidupan
Berada pada jurusan yang tepat adalah hal yang di inginkan setiap mahasiswa. Sebab, jurusan akan mempengaruhi kualitas mahasiswa tersebut sebelum terjun dalam dunia karir. Mahasiswa yang mengalami fase ini terkadang merasa putus asa dan stress karena kesulitan dalam mengikuti pembelajaran materi sehingga terjadi penurunan nilai akademis yang cukup signifikan.
Dengan menyikapi hal tersebut, mahasiswa sesungguhnya harus memiliki jiwa pantang menyerah saat menghadapi suatu permasalahan, hal ini selaras mengenai kasus salah juurusan yang dialami sebagian besar mahasiswa justru dapat menjadi tantangan untuk keluar dari zona nyaman. Memang terkesan kecewa saat menjalankan suatu hal yang tidak sesuai bahkan tidak kita minati, namun mahasiswa harus mampu menerima realita dengan menjadikan motivasi untuk memperoleh peluang baru dari fenomena salah jurusan. Â Untuk menghadapi fenomena salah jurusan terdapat langkah-langkah yang dapat memberikan jalan keluar mengenai fenomena tersebut dan dirangkum sebagai berikut :
Belajar Adaptasi
Mahasiswa semester awal yang sudah merasa salah jurusan tentu akan banyakn timbul penolakan dalam diri untuk semangat dalm menjalani kegiatan perkuliahan, namun pada hal ini belajar adaptasi bukan selalu soal lingkungan namun dalam dunia akademis apabila seseorang mampu mengkondisikan dirinya saat pembelajaran materi dengan berusaha memaksimalkan ilmu yang diterima saat perkuliahan, tentu lambat laun mahasiswa tersebut akan menciptakan sebuah kebiasaan tanpa disadari guna mempelajari lebih jauh materi perkuliahan.
Belajar Menerima Diri
Setiap orang sering kali saat menghadapi permasalahan cenderung memiliki sudut pandang yang sempt, permasalahan salah jurusan memang hal yang cukup memilikan apabila seseorang tidak mampu beradaptasi dengan baik mengenai materi pembelajaran dalam jurusan tersebut. Dalam menanggapi hal tersebut mahasiswa yang merasa salah mengambil jurusan dan terbatas oleh ekonomi apabila ingin melanjutkan jurusan yang sesuai dengan apa yang diharapkan tentu perlu memaknai rasa bersyukur dan mencoba lebih menerima diri.
Penerimaan Diri pada konteks permasalahan salah jurusan berkaitan dengan mencoba memahami suatu hal secara sudut pandang positif dengan perlahan meninggalkan pikiran negatif mengenai kekhawatiran akan masa depan seseorang tersebut dengan lebih bertanggungjawab akan pilihannya dan berjiwa ksatria dalam menjalankannya.
Membuat Life Plan
Masa depan merupakan misteri dalam kehidupan, seseorang tidak dapat menentukan takdirnya di masa depan. Mengenai salah jurusan, belum tentu seseorang di masa yang akan datang akan berkarir sesuai di jurusannya. Terkait hal ini, seseorang perlu membuat sebuah life plan untuk menata kembali tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh orang tersebut semasa hidupnya. Rencana hidup bukan berarti penentu masa depan namun memberikan kemungkinan untuk mengobati rasa kecewa dalam diri karena salah memilih jurusan dengan mewujudkan kembali setiap keingingan dan potensi yang dimiliki dengan menggunakan media life plan
Mengeni penjelasan diatas adalah sebuah fenomena salah jurusan yang disebabkan oleh beberapa faktor sehingga kurang adanya pemahaman akan diri sendiri dalam pengambilan sebuah keputusan. Terkait salah jurusan perlu dipahami secara mendalam bahwa putus asa bukanlah solusi dalam permasalahan dan  pendidikan bukan penentu hidup layak namun memperbesar adanya kemungkinan untuk memiliki hidup layak putus asa
Â
Daftar Referensi :
Dahani, D., & Abdullah, S. M. (2021, February). Pengambilan Keputusan Jurusan       Ditinjau Dari Dukungan Sosial Orangtua Pada Mahasiswa.       In PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP (Vol. 2, pp. 386-       391).
Primayasa, W., Arifin, I., & Baharsyah, M. Y. (2020). Pengaruh salah pilih       jurusan terhadap rasa putus asa mahasiswa Teknik    Informatika. Nathiqiyyah, 3(1), 22-26.
Setiobudi, J. (2017). Pengaruh efikasi diri terhadap pengambilan keputusan            karir pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kalasan. E-Journal Bimbingan          Dan Konseling, 1.
Wulandari, P. W., Stella, S., & Sarwilly, I. (2022). Hubungan Ketidaksesuaian          Jurusan Dengan Stres Mahasiswa Dalam Menjalankan Kegiatan           Perkuliahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H