Perpisahan kita sudah terencana sebelumnya, tapi di awal kita lah yang keras kepala memulai kisah walau telah tau akan berujung pahit juga pada akhirnya. Kita menyerahkan diri pada pertempuran yang kita komando sendiri.
Aku yang kalah dan menyerah, sedang kamu yang tak kuasa merengkuh rasa. Aku pulang dalam pelukan semestinya, dia pun pergi melanjutkan petualangannya sebagai lelaki muda yang masih perlu banyak waktu mengenal tangis, tawa, pengkhianatan, patah hati, luka, ditinggalkan  derita dan semua warna dalam cinta.Â
Aku hanya masih butuh jeda untuk kembali merasa semuanya baik-baik saja. Maaf dan terimakasih karena pernah singgah disini, di ha ti
Ps : Cerita ini bukan pengalaman penulis, Hanya Fiksi. Jika ada kesamaan cerita, nama dan tempat kejadian maka itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H